setiap zona pemanfaatan ruang, yang ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem provinsi.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun
untuk setiap blok zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten kota dan peraturan
zonasi yang melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan
sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Peraturan pembagian zonasi mengisyaratkan adanya potensi ekosistem
yang berbeda-beda dan menghendaki upaya pengelolaan yang berbeda pula. Sistem zonasi bertujuan untuk mengatur dan mengalokasikan sumberdaya alam
pada suatu kawasan sesuai dengan peruntukkannya sehingga meminimalkan resiko terhadap penyalahgunaan sumberdaya alam. Peraturan zonasi bertujuan
untuk mengarahkan dan mengatur secara optimal agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam melaksanakan aktivitas dan kebijakan serta memiliki
kemampuan untuk mengimplementasikan kegiatan pengelolaan dalam
pembangunan yang lestari sehingga pemanfaatan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam dapat dilakukan secara adil, tertib, efisien, dan
efektif.
2. Mekanisme perizinan yang transparan dan terpadu
Perizinan adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum
pelaksanaan pemanfaatan ruang. Izin dimaksud adalah izin lokasi fungsi ruang, amplop ruang, dan kualitas ruang.
Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah menurut
kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan atau diperoleh dengan
tidak melalui prosedur yang benar, batal demi hukum. Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Terhadap kerugian yang ditimbulkan
akibat pembatalan izin, dapat dimintakan penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin.
Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai
dengan rencana tata ruang. Izin pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-
masing. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi
adminstratif, sanksi pidana penjara, danatau sanksi pidana denda. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan
rencana tata ruang wilayah dapat dibatalkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan memberikan ganti kerugian yang layak. Setiap pejabat
pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Proses perizinan dalam pengendalian pemanfaatan ruang pada dasarnya merupakan suatu konfirmasi terhadap rencana atau usulan pemanfaatan ruang
yang akan mengubah atau mempertahankan fungsi utama kawasan, guna lahan, dan intensitas kegiatan. Keputusan penertiban izin terhadap permohonan
pemanfaatan ruang yang berlangsung harus mempertimbangkan 5 kriteria utama, yaitu:
1. Fungsi utama kawasan dengan kesesuaian lahannya. 2. Penggunaan lahan yang diperkenankan.
3. Intensitas pembangunan yang ditetapkan. 4. Penyesuaian pelandaian lahan yang diperbolehkan.
5. Konflik fungsional antara peruntukan dengan kecenderungan perkembangan yang terjadi.
Izin pemanfaatan ruang terutama kawasan konservasi harus jelas dan tegas. Artinya perizinan harus menjelaskan tentang aturan main rule of the
game yang berlaku sebelum izin dikeluarkan. Hal ini akan berpengaruh terhadap pemahaman masyarakat tentang kewajiban dan hak atas pemanfaatan suatu
kawasan atau sumberdaya alam. Disamping itu izin pemanfaatan ruang harus lebih diperketat yang didalamnya memuat sanksi atau denda yang cukup berat
bagi pemanfaatan ruang yang tidak memenuhi kaidah pemanfaatan ruang yang lestari dan berkelanjutan. Ketatnya proses perizinan diharapkan mampu
meminimalkan penyimpangan terhadap pemanfaatan ruang yang bersifat mengeksploitasi secara berlebihan sumberdaya alam.
3. Pemberian insentif dan disinsentif kepada masyarakat dan pengusaha dalam pengendalian ruang