sosial dan keuntungan yang didapat dikarenakan seringkali sebuah perusahaan tidak menyadari produk totalnya efek eksternal positif danatau tidak
menghitung semua biaya atau ongkos sosial di dalam biaya produksinya efek eksternal negatif. Ini berarti kehilangan optimalitas Pareto sebagai subyek
ekonomi yang lebih baik atau lebih buruk pada pengeluaran atas biaya atau keuntungan atas yang lainnya. Sebuah contoh klasik dari eksternalitas negatif,
sebuah perusahaan membuang sampah organik ke sungai, yang akan mengurangi kemungkinan produksi perusahaan lain sebagai tempat rekreasi
berenang dan memancing yang berkualitas baik Hjalte et al., 1977. Pigou 1920: in Leipert, 1980:7 menyatakan bahwa perbedaan antara
dampak pribadi dengan sosial memerlukan campur tangan pemerintah untuk mencapai alokasi sumber daya yang optimal. Dia mengusulkan pajak dan
subsidi. Subsidi mengacu pada efek positif eksternal dan pajak pada efek negative. Bila pajak lingkungan digunakan, biaya internal dari perusahaan akan
meningkat dan perusahaan secara konsekuen akan mengurangi jumlah penggunaan lingkungannya: baik dengan mengurangi produksi atau
menggunakan teknologi baru yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu alokasi sumberdaya lingkungan yang lebih baik dicapai melalui dampak dari
naiknya biaya perusahaan dan harga dari mekanisme pasar. Teori sistem menganjurkan beberapa instrumen berikut yang dapat
digunakan untuk mengurangi kerusakan lingkungan seperti : pajak, subsidi dan kompensasi, melalui harga dan biaya, dampak dengan lebih optimal alokasi
sumber daya alam dan atau mengurangi utilisasi lingkungan melalui mekanisme pasar. Satu dari teori sistem, teori barang lokal, menganjurkan bahwa biaya
untuk perlindungan lingkungan harus ditanggung oleh pihak ketiga negara dan tidak oleh industri pariwisata
2.1.2. Teori Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi yang konstan dan pertumbuhan penduduk adalah merupakan alasan penyebab yang paling jelas bagi timbulnya konfik kepentingan
atas perekonomian masyarakat dengan lingkungan sumberdaya alam dan merupakan penyebab tidak langsung atas memburuknya kondisi kehidupan di
muka bumi Michalic, 2000.
Dalam area pembangunan ekonomi, ide mengenai zero growth pertumbuhan ekonomi telah digantikan dengan ide mengenai kualitas danatau
pertumbuhan ekonomi organik. Sedangkan dalam teori pertumbuhan penduduk menjelaskan bahwa
sebuah pertumbuhan penduduk akan memberikan tekanan pada sumber daya alam. Pertumbuhan penduduk menyebabkan kerusakan lingkungan akibat
penggunaan ruang yang berlebihan over-utilization oleh penduduk, pembangunan pada daerah pedesaan, yang menyebabkan hilangnya kawasan
hijau, dan bahkan menyebabkan perubahan iklim. Instrumen yang dihasilkan dari teori pertumbuhan dapat memberikan
dampak untuk mengurangi atau mengatur pertumbuhan. Pembatasan kualitas melalui berbagai jenis sertifikat merupakan hal yang sangat penting dan sertifikat
berdasarkan pasar atau izin yang dapat diperdagangkan kepada pengembang yang berminat merupakan sebuah jaminan bahwa harga penggunaan lingkungan
ditentukan dalam basis permintaan dan penawaran. Pada saat yang bersamaan, pertumbuhan dan konsentrasi dapat dibatasi dengan instrumen administrasi.
Sebuah solusi dengan penggunaan sertifikat yang berdasarkan jumlah dan memberikan pemilik sertifikat sebuah hak untuk dapat melakukan polusi
pada jumlah tertentu danatau penggunaan lingkungan hidup.
2.1.3. Teori Perilaku
Teori tidak hadirnya etika lingkungan mencoba untuk menjelaskan beberapa alasan kerusakan lingkungan dari sisi filosfosi. Dari sudut pandang
sejarah, berasal dari filosofi Aristoteles De Haas, 1989:266, yang menyatakan atas kesamaan pada tiga daerah yaitu: politik, ekonomi, dan etika. Ekonomi tidak
memasukkan filosofi praktis, dan berdiri sebagai bidang keilmuan sendiri, mengembangkan cara berfikir berdasarkan rasionalitas dan hanya mengacu
pada nilai ekonomi. Dengan alasan ini, permintaan akan etika dalam keadilan, kemanusiaan dan ekologi adalah irasional. Dengan dasar ini maka sebuah teori
yang mengklaim bahwa ketidakhadiran etika social lingkungan telah menyebabkan attitude yang negative atas lingkungan alam Frey, 1985: 38.
Teori perilaku lingkungan menjelaskan keberadaan kerusakan lingkungan: 1 melalui ketidak-hadiran etika social lingkungan dan 2 sebagai
sebuah produk dari ketidaktahuan manusia.
Ketidakhadiran etika sosial lingkungan merupakan alasan utama atas kerusakan dan degradasi lingkungan. Istilah ini mengacu pada standar dan
prinsip yang mengatur perilaku dari individu atau kelompok-kelompok individu Rue dan Byars, 1986:71 dalam hubungannya dengan lingkungan. Secara
umum etika berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti “mana yang benar dan mana yang salah”, dan dengan kewajiban moral. Teorinya,
diasumsikan bahwa sesorang memiliki kesadaran lingkungan dan etika lingkungan dan akan berreaksi secara ramah lingkungan apabila informasi dan
pengetahuan praktis lingkungan tersedia. Menurut beberapa penulis, kesadaran lingkungan termasuk keinginan untuk melakukan tindakan secara ramah
lingkungan Muller and Flugel, 199:53. Muncul jarak karena keinginan tidak diteruskan menjadi perilaku sesungguhnya.
Secara umum kita dapat menarik batas antara etika bisnis sisi penawaran dan etika konsumer sisi permintaan. Perbedaan permintaan dan
penawaran pada pariwisata dapat juga terjadi. Etika pariwisata pada sisi wisatawan menentukan prinsip lingkungan yang mengatur perilaku wisatawan,
dilain pihak etika pada sisi penawaran mengatur sikap terhadap lingkungan dari sisi pemerintah, daerah tujuan, dan perusahaan wisata.
Variasi kedua dari teori perilaku lingkungan melibatkan ketidaktahuan manusia dikarenakan kurangnya penelitian lingkungan, pendidikan dan informasi.
Teori berkata bahwa bencana lingkungan berlangsung pada periode waktu yang lama. Hubungan langsung dengan aksi tertentu tidak tampak, maka dari itu
kurangnya pengertian dan informasi merupak alasan utama mengana bencana terjadi. Bila umat manusia memiliki informasi yang memadai mengenai
konsekuensi dari tindakannya, maka bencana dapat dihindari. Dalam rangka menghindari manipulasi oleh pihak berminat, penelitian dibidang harus
ditingkatkan dan menghasilkan informasi yang dapat diperoleh dengan mudah oleh masyarakat.
Tidak ada keraguan bahwa informasi yang cukup mengenai kerusakan lingkungan bersama dengan pengetahuan tentang perilaku lingkungan adalah
perlu, tapi ini juga bukan hanya satu-satunya kondisi yang diperlukan untuk mencegah kerusakan lingkungan. Pencegahan juga tergantung pada faktor etika
lingkungan yang dijelaskan sebelumnya. Kedua variasi teori perilaku yg dijelaskan sebelumnya, saling melengkapi
complement satu dengan yang lain. Etika lingkungan hanya dapat dibangun
dengan asumsi bahwa alasan-alasan bagi kerusakan lingkungan dan metoda know-how bagi perbaikan dan menjaga lingkungan sudah diketahui.
Sebaliknya, pengetahuan mengenai bencana lingkungan tidak menjamin bahwa perilaku terkait lingkungan akan lebih ramah.
Instrumen yang diturunkan dari teori perilaku mengasumsikan bahwa konsumen sadar lingkungan dan lebih memilih produk yang ramah lingkungan.
Sebagai respon dari meningkatnya permintaan akan produk yang ramah lingkungan maka akan mengurangi tekanan pada kerusan lingkungan. Sehingga
melalui mekanisme pasar akan merubah struktur produksi and mengurang tekanan pada lingkungan.
2.2. Penataan Ruang