II. PROFIL INFRASTRUKTUR JALAN
2.1. Umum
Infrastruktur adalah satu set struktur yang bergabung satu dengan yang lain dan membentuk satu rangka yang menyokong keseluruhan struktur tertentu.
Misalnya, infrastruktur pengangkutan terangkum di dalamnya berupa rel kereta api, jalan raya, lapangan terbang, pelabuhan serta elemen-elemen yang masih
bersangkutan dengan pengangkutan atau transportasi. Definisi infrastruktur dalam arti ekonomi adalah utilitas publik yang meliputi pembangkit tenaga listrik,
telekomunikasi, suplai air terpipa, sanitasi dan pembuangan limbah, pengumpulan buangan padat, sampah serta gas terpipa. Pekerjaan umum meliputi: jalan, DAM,
pekerjaan kanal untuk irigasi dan drainase. Sektor transportasi meliputi rel antarkota, pelabuhan dan bandar udara World Bank, 1994.
Analisis tentang pengaruh pembangunan infrastuktur publik terhadap pertumbuhan ekonomi makro nasional dan regional ataupun indikator ekonomi
makro lainnya mempunyai kaitan erat dengan kebijakan pembangunan infrastruktur publik. Dengan demikian analisis tentang dampak pembangunan
infrastruktur publik di Indonesia mempunyai kaitan yang erat dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur publik. Dalam
kaitannya dengan jenis-jenis infrastruktur, diatur dengan Peraturan Presiden nomor 42 tahun 2005, Tentang Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan
Infrastruktur yaitu: infrastruktur transportasi, jalan, pengairan, air minum dan sanitasi, telematika, ketenagalistrikan, dan infrastruktur pengangkutan minyak dan
gas bumi.
Pembangunan infrastruktur mendapat perhatian yang cukup besar mengingat masih terbatasnya infrastruktur publik untuk menunjang roda kegiatan
ekonomi, sementara program pembangunan nasional mengarah pada upaya untuk memperkuat kembali pertumbuhan ekonomi setelah terjadi krisis ekonomi yang
cukup parah pada tahun 1998.
2.2. Karakteristik Ekonomi Infrastruktur Jalan
World Bank 1994, menggambarkan karakteristik ekonomi dari infrastruktur seperti pada Gambar 4. Dari bagian infrastruktur dapat dilihat bahwa
telekomunikasi merupakan anggota infrastruktur yang paling komersial dan dikategorikan sebagai private goods yang sangat individual.
Sumber: World Bank 1994
Gambar 4. Karakteristik Ekonomi Infrastruktur
Eksternalitas Barang Pribadi
Kepemilikan Bersama
Telekomunikasi Bus Antarkota Tenaga Pembangkit Air Tanah
Generator Jalan Antarkota
Saluran Irigasi Distribusi Tenaga Rel, Bandara, dan Pelayan Pipa Suplai Air
Lokal Transmisi Tegangan Saluran Irigasi
Tinggi Sanitasi
Urban Seawerage Jalan Tol
Jalan dalam Kota Penjaga Jalan
Rambu-Rambu Barang Kelompok Barang Umum
Rendah
Lebih Tinggi Kepemilikan Sendiri
Bukan Kepemilikan Sendiri
Bukan Saingan
Saingan
Spektrum yang lain adalah jalan desa atau kabupaten, tanda lampu lalu lintas dan pembersihan jalan yang merupakan public goods, sulit diidentifikasi
secara individu dan bersifat non rival. Jalan tol, terutama interurban walaupun mempunyai karakteristik non rival akan tetapi masih berstatus club goods yang
mempunyai karakteristik luar yang rendah. Berdasarkan gambar yang dibuat oleh World Bank 1994 tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan
karakteristik ekonomi antara telekomunikasi dengan jalan, dapat dikatakan perbedaan karakteristik antara yang sangat komersial dengan yang tidak komersial
atau kurang komersial. Jalan secara umum tidak dapat dikategorikan komersial, selain pernyataan
para pakar juga merupakan bukti empirik di lapangan. Jalan tol adalah satu- satunya jalan yang dapat dikategorikan komersial dengan mempergunakan road
user charges hanya maksimal 5 dari total panjang jalan suatu negara, bahkan di Indonesia hanya sekitar 0.5 dari total panjang jalan yang keseluruhannya adalah
320.000 km.
2.3. Infrastruktur Jalan di Indonesia