Pengertian Regional TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengertian Regional

Sebelum membahas teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah, ada baiknya dibahas pengertian daerah atau regional terlebih dahulu. Pengertian daerah berbeda-beda tergantung pada aspek tinjauannya. Dari aspek ekonomi, daerah memiliki tiga pengertian Arsyad, 1999 yaitu : 1. Suatu daerah dianggap ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi dan di dalam berbagai plosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama. Kesamaan sifat- sifat tersebut antara lain dari segi pendapatan per kapitanya, sosial budaya, geografisnya, dan lain sebaginya. Daerah dalam pengertian seperti ini disebut daerah homogen. 2. Daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah seperti ini disebut sebagai daerah nodal. 3. Suatu daerah adalah suatu ruang kegiatan ekonomi yang berada di bawah satu administrasi tertentu, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan dan lain sebagainya. Jadi pengertian daerah disini didasarkan pada pembagian administrasi suatu negara. Daerah dalam pengertian seperti ini disebut sebagai daerah perencanaan atau daerah administrasi. Dalam praktek sehari-hari, jika membahas perencanaan pembangunan ekonomi daerah maka pengertian yang ketiga tersebut di atas yang lebih banyak digunakan, karena: 1 dalam melaksanakan kebijaksanaan dan rencana pembangunan daerah diperlukan tindakan–tindakan berbagai lembaga pemerintah. Oleh karena itu, akan lebih praktis jika suatu negara dipecah menjadi beberapa daerah ekonomi berdasarkan satuan administratif yang ada, dan 2 daerah yang batasannya ditentukan secara administratif lebih mudah dianalisis, karena biasanya pengumpulan data diberbagai daerah dalam suatu negara, pembagiannya didasarkan pada satuan administratif. Pengertian pertumbuhan ekonomi economic growth dan pembangunan ekonomi economic development masih sering jadi perdebatan para ekonom. Menurut Djojohadikusumo 1994, pengertian pertumbuhan ekonomi pada dasarnya terkait dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam suatu daerah perekonomian. Pertumbuhan menyangkut perkembangan berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi output dan pendapatan. Menurut Arsyad 1999 yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi daerah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah added value yang terjadi di wilayah terbsebut. Pertambahan pendapatan tersebut di ukur dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalan harga konstan. Identifikasi pertumbuhan ekonomi menurut Kuznet dalam Djojohadikusumo 1985, yang memiliki beberapa ciri-ciri seperti: 1 laju pertumbuhan pendapatan perkapita dalam arti nyata, 2 distribusi angkatan kerja menurut sektor kegiatan produksi yang menjadi sumber nafkahnya, dan 3 pola persebaran penduduk. Selanjutnya, disebutkan pula faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah Sukirno, 1985: 1 tanah dan kekayaan alam, 2 jumlah dan kualitas penduduk dan tenaga kerjanya, 3 barang modal dan tingkat teknologi, 4 sistem sosial dan sikap masyarakat, dan 5 luas pasar sebagai sumber pertumbuhan. Sedangkan menurut Todaro 1991, komponen- komponen pertumbuhan ekonomi yang penting dalam masyarakat, meliputi: 1 akumulasi modal termasuk semua investasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumberdaya alam, 2 perkembangan pendududuk, khususnya yang menyangkut pertumbuhan angkatan kerja, dan 3 kemajuan teknologi. Berbeda dengan pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi mengandung arti lebih luas dan mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh, Analisis yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi semata, sering dianggap kurang sempurna. Hal ini disebabkan karena bila terjadi peningkatan output dan pendapatan daerah belum tentu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya. Sukirno 1985 mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Dari definisi di atas, tersirat bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting, yaitu: 1 suatu proses, yang berarti terjadi perubahan terus menerus, 2 usaha untuk menaikkan tingkat pendapatan per kapita, dan 3 kenaikkan pendapatan perkapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang. Demikian pula Arsyad 1999 yang juga mengatakan pembangunan ekonomi adalah suatu proses. Proses yang dimaksud meliputi: proses pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri- industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahan-perusahan baru. Setiap upaya pembangunan daerah memiliki tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

3.2. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi Regional