50000 100000
150000 200000
250000 300000
PRAPELITA PELITA I
PELITA II PELITA III
PELITA IV PELITA V
PELITA VI PROPENAS TAHUN
2005 TAHUN
2006
Km
Nasional Provinsi
Kabupaten Kotamadya
Tol
2.3.1. Jalan Nasional dan Daerah
Jalan nasional adalah jalan dengan status jalan nasional dan diselenggarakan oleh pemerintah pusat, sedangkan jalan daerah yaitu meliputi
jalan dengan status jalan provinsi, kabupaten atau kota yang diselenggarakan oleh masing-masing pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten atau kota Undang-
undang nomor 38 tahun 2004. Perkembangan jaringan jalan menurut status jalan dapat dilihat pada
Gambar 7. Panjang jalan total seluruh Indonesia terus meningkat terutama terjadi pada jalan kabupaten. Penambahan panjang jalan kabupaten terus meningkat
cukup tajam dari tahun 1981 – 1994, dan setelah itu relatif stabil. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mengakibatkan pembangunan dan rehabilitasi jalan
mengalami penurunan, hal ini disebabkan pendanaan difokuskan untuk membantu masyarakat yang terpuruk akibat krisis ekonomi. Secara umum kondisi jaringan
jalan nasional beberapa tahun terakhir terus mengalami penurunan.
Sumber: Ditjen Praswil 2002, 2005, 2006
Gambar 7. Perkembangan Jaringan Jalan Menurut Status Jalan di Indonesia Tahun 2002-2006
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000 40000
2006 2007
2008
Km
Jalan Tol Jalan Raya
Jalan Sedang Jalan Kecil
Jalan Sub Standard Total
Beberapa sebab utama adalah kualitas konstruksi jalan yang belum optimal, pembebanan berlebih excessive over loading, bencana alam seperti:
longsor, banjir dan gempa bumi, serta menurunnya kemampuan pembiayaan setelah masa krisis ekonomi yang menyebabkan berkurangnya anggaran alokasi
dana untuk biaya pemeliharaan jalan oleh pemerintah secara drastis. Panjang jalan nasional sesuai dengan klasifikasi berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana
jalan dapat dilihat dalam Gambar 8. Pulau Jawa dan Bali merupakan pulau yang paling mudah diakses di Indonesia, karena nilai aksesibilitasnya paling tinggi
mencapai 0.102 km per km
2
. Pulau Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku memiliki kesamaan dalam kemudahan mengakses wilayah tersebut.
Sumber: Ditjen Bina Marga 2009
Gambar 8. Panjang Jalan Nasional Sesuai Klasifikasi Bedasarkan Spesifikasi Penyediaan Prasarana Jalan di Indonesia Tahun 2009
Pulau Papua merupakan pulau yang paling sulit diakses terisolir di Indonesia karena nilai aksesibilitasnya yang rendah, hanya 0.07 km per km
2
. Walaupun pulau Kalimantan memiliki tingkat aksesibilitas tergolong rendah,
0,0 10,0
20,0 30,0
40,0 50,0
60,0 70,0
Sumatra Jaw a
BaliNT Kalimantan
Sulaw esi MalukuPapua
Luas Wilayah Penduduk
Panjang Jalan Kendaraan
tetapi bukan berarti wilayahnya sulit diakses oleh penduduknya, hal ini dikarenakan adanya moda transportasi air sebagai alternatif yang digunakan di
Kalimantan Gambar 9.
Sumber: Ditjen Bina Marga 2009 Gambar 9. Perbandingan Luas Wilayah, Penduduk, Panjang Jalan dan
Jumlah Kendaraan di Indonesia Tahun 2009 Sungai-sungai di Kalimantan pada umumnya tergolong sungai yang besar
dan dapat dilayari. Namun, kedepan bila lingkungan hutan tidak terjaga dengan baik sungai-sungai tersebut mungkin tidak dapat dilayari lagi sepanjang tahun
karena semakin dangkal sehingga peran transportasi jalan menjadi sangat penting, gambaran panjang jalan, luas wilayah dan penduduk dapat dilihat pada Tabel 1.
Kondisi jaringan jalan dicerminkan dari kualitas jaringan jalan. Kualitas jaringan jalan erat kaitannya dengan kenyamanan dan keamanan perjalanan
melewati jaringan jalan, selain itu juga merupakan bentuk kinerja jalan dalam fungsinya sebagai prasarana transportasi darat. Penilaian kualitas jalan didasarkan
dengan perhitungan berdasarkan indeks yang digunakan di dunia, yaitu International Roughness Index IRI.
Tabel 1. Panjang Jalan, Luas Wilayah dan Penduduk Menurut Pulau di Indonesia Tahun 2009
Pulau Panjang Jalan
Luas Wilayah Penduduk
Aksesibilitas Mobilitas
Km Km
2
Jiwa KmKm
2
Km1000 penduduk
Sumatera 126.769
33.97 446.732
24.12 48,468 345
21.46 0.28
2.62 Jawa
86.647 23.22
129,306.48 6.98
130 401 500 57.74
0.67 0.66
Bali 6.960
1.87 5,449.37
0.29 3 466 800
1.53 1.28
2.01 Nusa
Tenggara 24.609
6.59 65,847
3.56 8 736 700
3.87 0.37
2.82 Kalimantan
42.627 11.42
507,412 27.40
13 107 100 5.80
0.08 3.25
Sulawesi 55.941
14.99 193,847
10.47 16 662 032
7.38 0.29
3.36 Maluku
Papua 29.620
7.94 503,371
27.18 5 012 079
2.22 0.06
5.91 KBI
213.416 57.19
576,038 31.10
178 869 845 79.20
0.37 1.19
KTI 159.757
42.81 1,275,926
68.90 46 984 711
20.80 0.13
3.40
TOTAL 373 173
100.00 1,851,965
100.00 225 854 556
100.00 0.20
1.65
Sumber : BPS, 2007; Bina Marga, 2009 Nilai IRI menggambarkan tingkat kekasaran permukaan jalan dan panjang
jalan kasar per kilometer, semakin besar nilai IRI maka semakin kasar jalan tersebut. Kriteria jalan dengan kondisi baik berada pada nilai IRI
≤ 4 m per km, jalan dengan kondisi sedang memiliki nilai IRI antara 4 – 8 m per km, jalan
dengan kondisi rusak ringan nilai IRI-nya adalah 8 – 12 m per km, dan jalan rusak berat memiliki nilai IRI 12 m per km. Sedangkan jalan dikatakan mantap jika
berkondisi baik dan sedang dan jalan dikatakan tidak mantap jika jalan tersebut berkondisi rusak ringan dan rusak berat.
2.3.2. Kondisi Jaringan Jalan Nasional