IV. KERANGKA PEMIKIRAN
4.1. Tinjauan Umum
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan perkembangan berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan
Djojohadikusumo, 1994. Sedangkan pembangunan ekonomi mempunyai makna yang lebih luas, tidak hanya menyangkut peningkatan produksi melainkan juga
menyangkut perubahan pada komposisi produksi, perubahan pola penggunaan sumberdaya, perubahan pola distribusi kekayaan dan pendapatan diantara pelaku
ekonomi serta perubahan pada kerangka kelembagaan dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh.
Pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh paling sedikit tiga hal, yaitu 1 investasi, 2 pengeluaran pemerintah, dan 3 perkembangan ekspor-impor.
Investasi merupakan salah satu bagian penting di dalam pembangunan ekonomi, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya investasi tidak hanya
meningkatkan permintaan agregat seperti dalam model makroekonomi Keynes, tetapi juga meningkatkan penawaran agregat melalui pengaruhnya terhadap
kapasitas produksi. Dalam perspektif jangka panjang, investasi meningkatkan stok kapital dan setiap penambahan stok kapital akan meningkatkan pula kemampuan
untuk menghasilkan output yang berarti pula meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu model makroekonomi yang memberikan perhatian pada
peranan investasi adalah model Harrod-Domar. Model ini berpendapat bahwa peningkatan investasi tidak hanya meningkatkan permintaan agregat dalam jangka
pendek tetapi juga meningkatkan penawaran agregat dalam jangka panjang.
Selain investasi, pengeluaran pemerintah government expenditure juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi,
demikian juga dengan ekspor. Balassa 1985 menyatakan bahwa 43 negara sedang berkembang yang melakukan penggalakan ekspor menunjukkan pengaruh
yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi masing-masing negara. Menurut Azis 1994 terdapat dua kerangka konseptual pembangunan
ekonomi regional. Pertama, Konsep Basis Ekonomi. Konsep ini beranggapan
bahwa permintaan terhadap input hanya dapat meningkat melalui perluasan permintaan terhadap output yang diproduksi oleh sektor basis ekspor dan sektor
non basis lokal. Permintaan terhadap produksi sektor non basis hanya dapat meningkat apabila pendapatan lokal meningkat. Namun, peningkatan pendapatan
ini hanya terjadi bila sektor basis ekspor meningkat. Dengan demikian menurut Teori Basis, ekspor regional daerah merupakan penentu dalam pembangunan
ekonomi regional. Kedua, Konsep Tingkat Pengembalian Hasil Rate of Return.
Konsep ini beranggapan bahwa perbedan tingkat pengembalian hasil rate of return lebih disebabkan karena perbedaan lingkungan atau prasarana daripada
ketidakseimbangan rasio modal tenaga kerja capital-labor ratio. Dalam kerangka pikir ini keterbelakangan suatu daerah bukan karena tidak beruntung
atau kegagalan pasar, tetapi karena produktifitasanya rendah. Oleh karena itu, investasi dalam prasarana adalah penting sebagai sarana pembangunan daerah.
Ekspor dalam pengertian ekonomi regional adalah menjual produk ke luar wilayah baik ke wilayah lain dalam negeri maupun ke luar negeri. Tenaga kerja
yang berdomisili di suatu wilayah, tetapi bekerja dan memperoleh uang dari wilayah lain termasuk dalam pengertian ekspor. Pada dasarnya semua kegiatan
yang mendatangkan uang dari luar wilayah adalah kegiatan basis. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi permintaan yang bersifat eksogenus.
Sektor non basis adalah semua kegiatan lain yang bukan kegiatan basis, yang diperuntukkan bagi kebutuhan konsumsi lokal. Dengan demikian permintaan
sektor non basis sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat setempat. Berarti sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa
berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah tidak bebas tumbuh. Studi ini berpijak pada kerangka teori basis dengan alasan 1 bahwa yang
dikaji dalam studi ini adalah pertumbuhan ekonomi regional dan distribusi pendapatan interregional, 2 ”pertumbuhan produksi per kapita suatu wilayah
tidak hanya ditentukan oleh lokasi penduduk dan aktivitas di daerah yang bersangkutan, tetapi juga oleh daerah lain” Azis, 1994, dan 3 ekspor sebagai
sektor basis yang bersifat eksogenus mampu meningkatkan perekonomian regional melebihi pertumbuhan alamiah.
4.2. Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Ekonomi Makro