V. METODE PENELITIAN
5.1. Konstruksi Model IRSAM KBI-KTI
Sebagaimana telah diungkapkan dalam Bab terdahulu bahwa studi ini akan menggunakan model Sistem Neraca Sosial Ekonomi Antarregional KBI-KTI atau
Interregional Social Accounting Matrix IRSAM KBI-KTI dengan basis data tahun 2005. IRSAM KBI-KTI disusun dengan terlebih dahulu menyusun IRIO
KBI-KTI, kemudian baru menyusun IRSAM KBI-KTI. Langkah-langkah tersebut dijelaskan melalui tahapan sebagai berikut:
5.1.1. Membangun Interregional Input Output IRIO
Mengingat keterbatasan waktu, biaya serta ketersediaan datanya, penyusunan tabel Input-Output I-O interregional dalam penelitian ini dilakukan
dengan pendekatan semi survei. Penelitian langsung survei dilakukan terhadap sektor-sektor yang terkait dengan kegiatan Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum yaitu bangunan jalan dan jembatan dan kegiatan bangunan lainnya. Informasi utama yang dikumpulkan dalam penelitian lapangan
adalah terkait dengan besarnya output dan biaya-biaya input biaya produksi dalam proses produksi di setiap sektor Bina Margaan di Indonesia. Dengan
pendekatan ini, diharapkan besarnya aktivitas ekonomi Bina Margaan di setiap wilayah dapat diukur dengan baik, begitu juga keterkaitan ekonomi antara
aktivitas ke Bina Marga dengan kegiatan ekonomi lainnya dapat diidentifikasi dengan lebih akurat.
Penyusunan tabel I-O interregional Tahun 2005 pada prinsipnya dibangun
berdasarkan dua pondasi utama yaitu Pertama, tabel I-O regional 30 provinsi
tahun 2005 dan Kedua, matrik perdagangan antardaerah trade flow matrice.
Dari data yang tersedia, tabel I-O provinsi dibuat dengan tahun yang berbeda- beda, oleh karena itu agar semuanya menjadi tahun 2005, beberapa provinsi
dilakukan updating dengan menggunakan metode RAS. Sedangkan matrik perdagangan antardaerah beberapa sektor komoditas didekati dengan
menggunakan data arus barang menurut pelabuhan di Indonesia dan sektor lainnya diestimasi dengan menggunakan Gravity Model. Secara lengkap tahapan
dari penyusunan tabel I-O interregional adalah sebagai berikut:
Tahap I: Updating Tabel I-O Provinsi 30 provinsi
1. Untuk Provinsi yang mempunyai tabel I-O 2005, menyusun tabel I-O klasifikasi 22 sektor dengan cara melakukan agregasi sektor.
2. Provinsi yang tidak mempunyai tabel I-O 2005, terlebih dahulu melakukan agregasi klasifikasi 22 sektor, sama dengan poin 1. Kemudian menyamakan
level tabel I-O yang dimilikinya menjadi tahun 2005, yaitu dengan cara menyesuaikan nilai tambah bruto di setiap sektor I-O dengan Nilai Tambah
Bruto PDRB dari masing-masing provinsi. Kemudian dengan koefisien input dari tabel I-O yang ada dihitung struktur input tabel I-O tahun 2005.
Hal yang sama juga dilakukan untuk permintaan akhir, komponen total permintaan akhir untuk masing-masing institusi diganti dengan PDRB
menurut penggunaan tahun 2005. Kemudian dengan struktur konsumsi dari tabel I-O yang ada dihitung struktur permintaan akhir tabel I-O tahun 2005.
Selanjutnya dilakukan proses penyeimbangan input dan output dengan metode RAS, sampai total input dan total output untuk setiap sektor sama.
3. Setelah tabel I-O 30 provinsi dengan 22 sektor terbentuk, dilakukan penggabungan I-O untuk provinsi-provinsi berdasarkan kawasan. Sehingga
diperoleh tabel I-O Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia.
Tahap 2: Penyusunan Matriks Perdagangan Antardaerah
Pendekatan arus barang digunakan Transportations Flow dimana data arus barang tersebut mempunyai kontribusi yang sangat signifikan. Data yang
digunakan adalah data arus barang menurut pelabuhan tahun 2005. Secara rinci langkah penyusunannya sebagai berikut :
Langkah 1: Data ekspor antarkawasan hasil tabel I-O KBI atau KTI akan didistribusikan ke kawasan lain, dan menjadi impor di kawasan
tersebut. Mekanisme destinasi dari ekspor AP menjadi impor AP dapat dilihat pada Gambar 32.
Langkah 2:Koefisien input perdagangan antardaerah didapat dengan
menggunakan proporsi ketersediaan barang di suatu wilayah dengan permintaan dari wilayah lainnya. Selanjutnya akan
didapatkan hasil suatu matrik tabel I-O transaksi domestik atas dasar harga produsen yang tidak mengandung barang dan jasa dari
wilayah lainnya. Seperti terlihat pada Gambar 33 Tabel Z.
Gambar 32. Prosedur Penyusunan Koefisien Input Antardaerah
2
1 Data Arus
Barang
Destinasi Impor Komoditi dari Propinsi NAD Ke wilayah Tujuan
NAD ……….
PAPUA JML
LN 1
… ..
35
Destinasi Impor Komoditi dari Propinsi Papua Ke wilayah Tujuan
NAD ……….
PAPUA JML
LN 1
… ..
35
P A
P U
A
TUJUAN
ASAL TUJUAN
IMPOR TOTAL IMPOR TOTAL
ASAL
NA D
SEKTOR
SEKTOR
Tabel bantu RSP
Modified
Prp. NAD
x E
tot
M
tot
M
LN
RSP
LN
1
… …
.
35 1
M
NAD
RSP
NAD
… …
.
35 x
E
tot
M
tot
M
papua
RSP
papua
1
… …
.
35
R S
P L N
R S
P PA PU
A R
S P N
A D
AP LN
AP LN
…… ……
.
35
T ot
al in
pu t
409 Industri
301 ………304
Tabel IO Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Prop. NAD
Total Output Final Demand
1 305
AP LN
AP LN
…… ……
.
35
To ta
l in pu
t
409
Tabel IO Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Prop. Papua
1 Industri
Final Demand Total Output
351 ………354 355
Perkali an mat riks RSP
LN
dengan Tabel IO Tot al produsen NAD
menghasilkan Tabel IO Tot al Produsen yg t dk mengandung
impor dari Luar negeri. Dan
seterusnya berlaku untuk i wilayah lain selain yang bersangkutan.
Misal Tabel ”Z”
Destinasi Impor Komoditi dari Propinsi NAD Ke wilayah Tujuan
NAD ……….
PAPUA JML
LN 1
… ..
35
Destinasi Impor Komoditi dari Propinsi Papua Ke wilayah Tujuan
NAD ……….
PAPUA JML
LN 1
… ..
35
P A
P U
A
TUJUAN
ASAL TUJUAN
IMPOR TOTAL IMPOR TOTAL
ASAL
NA D
SEKTOR
SEKTOR
Ekspor AP Impor AP
Tabel I-O Total
RSP
prop
= X
prop
- E
prop
+ M
prop
– M
luar prop.
X
prop
- E
prop
+ M
prop
DATA ARUS BARANG
177
Gambar 33. Prosedur Penyusunan Matriks Antardaerah
AP LN AP LN
… …
… …
.
35
T o
t a
l in
p u
t
409 Industri
301 ………304 Tabel IO Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Prop. NAD
Total Output Final Demand
1 305
AP LN AP LN
… …
… …
.
35
T o
t a
l in
p u
t
409 Tabel IO Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Prop. Papua
1 Industri
Final Demand Total Output
351 ………354 355
1 ……….....35 1
… …
..
35 1
… …
..
35
1
… …
..
35
Matriks Total Produsen Tanpa Impor Wilayah i
NAD
NA D
TOTAL
AS AL
L N
P A
P U
A
1 ……….....35 1
… …
..
35 1
… …
..
35
1
… …
..
35 PAPUA
TOTAL
AS AL
L N
NA D
Matriks Total Produsen Tanpa Impor Wilayah i
P A
P U
A
NAD ……………
PAPUA LN
1 …..35 1 …..35
1 …..35 1
… …
..
35
1
… …
..
35 1
… …
..
35
L N
P A
P U
A
TUJUAN TOTAL
TOTAL
AS AL
NA D
… …
Matriks Perdagangan Antar Propinsi Trade Flow
Tabel IO Total produsen Tabel “Z”
Sehingga diperoleh Matriks Impor Provinsi NAD yang berasal dari wilayah lain dengan cara mengurangi Tabel IO Total Produsen
dengan tabel ”Z” yang dikenal sebagai Matriks Perdagangan Antar Provinsi
178
Tahap 3: Penyusunan Tabel I-O Interregional
Setelah tabel I-O KBI dan KTI dan matriks perdagangan sudah tersusun, maka langkah selanjutnya adalah menyusun Tabel Input-Output KBI-KTI dengan
mekanisme, seperti yang terlihat pada Gambar 34. Penjelasan alur penyusunan tabel I-O antarkawasan 2005 adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Memasukkan input antara tabel I-O transaksi domestik atas dasar harga produsen single region ke dalam diagonal sektor tabel I-O
antarprovinsi, hal yang sama dilakukan untuk komponen permintaan akhirnya.
Langkah 2 : Memasukkan input primer masing-masing provinsi ke dalam baris input primer pada tabel I-O antarkawasan.
Langkah 3 : Memasukkan nilai ekspor barang dan jasa dari suatu provinsi ke luar negeri.
Langkah 4 : Mengisi nilai impor barang dan jasa yang masuk dari luar negeri ke suatu kawasan.
Langkah 5 : Melakukan pengisian arus perdagangan antardaerah masing-masing kawasan.
1
2
3
B. Matriks Perdagangan Antar Daerah
1 ……
22 1
….. 35
1 …..
22 Nad
……. Papua
1 …
.. 22
1 …
.. 22
1 …
.. 22
Total Input
NA D
I NP
UT A
NT A
R A
In pu
t Pr
im e
r Lokal
Dom Impor
Final Demand
Total Output
Jml PA
I np
ut …
… …
… …
.
PA PU
A
Tabel Input Output Interregional Indonesia, 2005
NAD ………….
PAPUA
Ekspor
Permintaan Antara
NAD ……………
PAPUA LN
1 …..22 1 …..22
1 …..22 1
…… ..
22 1
…… ..
22 1
…… ..
22
Matriks Perdagangan Antar Propinsi Trade Flow
TOTAL
TOTAL
AS AL
NA D
……
LN PA
PU A
TUJUAN
AP LN
AP LN
1 22
Impor Tabel I-O Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen Prop. Papua
Permintaan Antara
Permintaan Akhir Total Output
301 ………304 305
inp ut
an ta
ra
In pu
t p rim
er
409
A. Tabel IO 30 Provinsi
Gambar 34. Prosedur Penyusunan Tabel I-O Interregional Tahun 2005 180
5.1.2. Penyusunan IRSAM