Disagregasi Sektor Bangunan dan Klasifikasi Institusi Rumahtangga

Misalnya hasil penghitungan menunjukan bahwa besar tabungan rumahtangga sebesar 2.19 dari total konsumsi rumahtangga, keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan sebesar 27.40 dari keuntungan modal yang diterima perusahaan dan tabungan pemerintah sebesar 18.33 dari total konsumsi pemerintah. Dengan demikian, maka besar tabungan rumahtangga sebanyak 7, tabungan perusahaan 20 dan tabungan pemerintah 11. Dari informasi-informasi tambahan diatas, maka SAM-nya akan menjadi seperti yang ada dalam Tabel 29 dibawah ini. Tahapan yang sama juga dilakukan untuk menyusun tabel IRIO menjadi IRSAM. Tabel 29. Tabel SAM Lengkap Penerimaan ⇒ Pengeluaran ⇓ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Faktor Produksi Tenaga Kerja 1 40 60 - 100 Modal 2 55 85 10 150 Institusi Rumahtangga 3 100 42 10 7 12 179 350 Perusahaan 4 73 10 17 100 Pemerintah 5 7 5 15 8 20 45 100 Sektor Produksi 1 6 100 15 100 150 25 20 410 2 7 220 45 60 100 35 70 530 Neraca capital 8 7 20 11 22 60 Pajak Tak Langsung Netto 9 5 5 20 Luar Negeri 10 - 28 8 48 9 150 130 363 Total 100 150 350 100 100 410 530 60 20 363

5.1.3. Disagregasi Sektor Bangunan dan Klasifikasi Institusi Rumahtangga

Dalam IRSAM yang terbentuk, dari 22 sektor ekonomi yang ada, kegiatan pendirian bangunan, pembuatan jalan dan jembatan, pemasangan instalasi, serta kegiatan konstruksi lainnya tergabung dalam sektor bangunankonstruksi. Untuk kepentingan penelitian, sektor bangunan tersebut di disagregasi menjadi sektor bangunan jalan dan jembatan, serta sektor bangunan lainnya. Sumber data disagregasi berasal dari publikasi statistik konstruksi yang menerangkan penyelesaian kegiatan konstruksi setiap tahun berdasarkan kelompok kegiatannya. Dari informasi tersebut dapat ditetapkan output sektor bangunan jalan dan jembatan serta output kegiatan bangunan lainnya. Kemudian struktur input dari kegiatan bangunan jalan dan jembatan di peroleh berdasarkan publikasi statistik konstruksi dan kajian teknis tentang kebutuhan biaya antara pembangunan jalan dan jembatan. Sedangkan untuk struktur input sektor bangunan lainnya diperoleh dari hasil pengurangan nilai struktur input sektor bangunan dikurangi dengan nilai struktur input bangunan dan jembatan. Sebagaimana diketahui, bahwa sektor bangunankonstruksi merupakan barang investasi, sehingga semua output dari sektor ini menjadi komponen investasi di permintaan akhir. Pemilihan Sektor didasarkan pada kebutuhan analisis dan ketersediaan data yang akurat untuk kawasan KBI maupun KTI. Sehingga ditetapkan sektor ekonomi hanya berjumlah 36 sektor, disesuaikan dengan jumlah sub sektor PDBPDRB. Disamping itu, sesuai kebutuhan analisis, sektor bangunan yang hanya ada 1 sektor di PDBPDRB dipisahkan menjadi 2 sektor, yaitu sektor bangunan jalan dan jembatan dan sektor bangunan lainnya. Pemisahan sektor bangunan tersebut didasarkan pada publikasi statistik konstruksi 2005, yang didalamnya menggambarkan jenis kegiatan konstruksi yang dilakukan pada tahun 2005. Gambaran tersebut juga menceritakan kegiatan konstruksi yang diselesaikanpada tahun tersebut, setengah selesai, serta gambaran biaya yang diperlukan untuk masing-masing jenis kegiatan konstruksi. Untuk rumahtangga, pemisahannya berdasarkan klasifikasi penggolongan rumahtangga menurut World Bank. Dimana klasifikasi rumahtangga dibedakan menjadi 3, yaitu 40 rumahtangga berpendapatan paling rendah sebagai rumahtangga golongan rendah, 40 rumahtangga berpendapatan diatasnya sebagai rumahtangga golongan sedang, dan 20 rumahtangga berpendapatan paling atas sebagai rumahtangga golongan atas. Dalam proses penyusunannya, rumahtangga kota dan desa, masing-masing disortir dari rumahtangga yang berpendapatan paling rendah sampai ke rumahtangga yang paling tinggi. Kemudian diambil 40 paling rendah, 40 diatasnya dan 20 paling tinggi. Penetapan pakai persentase rumahtangga, bukan batas pendapatan. Karena jika pakai pendapatan, ketika ada inflasi atau perubahan harga, nilainya cenderung sudah berubah. Susenas selama ini dikenal hanya menggambarkan pola konsumsi rumahtangga Indonesia. Padahal, didalam questioner susenas juga terdapat item yang menggambarkan pendapatan rumahtangga, sumber pendapatan rumahtangga upahgaji, surplus dan pendapaan kapital dan besarnya penerimaan dan pengeluaran transfer, sehingga data susenas cukup untuk membuat neraca rumahtangga. Neraca luar negeri yang sudah tergambar dalam tabel input output adalah ekspor dan impor barangjasa. Sedangkan arus transfer berjalan dan transfer modal diperoleh dari Balance of Payment BOP yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

5.2. Metode Analisis