interregional, struktur pendapatan dan pengeluaran rumahtangga intra dan
interregional.
Dengan model ini akan dapat dianalisis keterkaitan antarwilayah antara kawasan KBI dengan KTI dalam satu matrik yang konsisten dan kompak. Secara
diagramatik analisis ketergantungan antarwilayah dalam model IRSAM KBI-KTI. Dengan dukungan model tersendiri di luar model IRSAM KBI-KTI akan dibuat
beberapa skenario pada neraca eksogen exogenous projection yang berdampak kepada neraca-neraca endogen melalui analisis pengganda.
4.5. Kerangka Sederhana Social Accounting Matrix
Secara garis besar, model Social Accounting Matrix SAM dibagi atas
empat neraca, yaitu 1 neraca faktor produksi, 2 neraca institusi, 3 neraca sektor produksi, dan 4 rest of the world. Neraca 1, 2 dan 3 adalah neraca
endogen, yang secara diagramatik disusun dalam bentuk segitiga pada Gambar 25, sedangkan neraca 4 adalah neraca eksogen, berada pada lingkaran luar memagari
ketiga neraca endogen. Garis panah pada gambar segitiga tersebut melambangkan arus uang yang mengalir dari neraca sektor aktivitas produksi ke neraca faktor
produksi, kemudian ke neraca institusi dan selanjutnya ke neraca sektor produksi. Panah dari neraca sektor produksi 3 ke neraca faktor produksi 1 menyatakan
bahwa kenaikan permintaan output oleh blok neraca eksogen 4 akan mengakibatkan kenaikan permintaan input dan sebagai imbalan atas input faktor
tersebut mengalirlah uang dari blok neraca sektor produksi ke blok neraca faktor produksi. Selanjutnya bahwa sesungguhnya pemilik faktor-faktor produksi 1
tersebut adalah rumahtangga, perusahaan dan pemerintah 2. Dengan demikian, meningkatnya permintaan input akan meningkatkan pendapatan institusi sesuai
dengan besarnya input yang diserahkannya. Pendapatan institusi dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa. Ini dilambangkan oleh garis panah dari blok
neraca institusi 2 ke blok neraca sektor produksi 3. Secara matematis, keempat neraca tersebut disusun dalam bentuk matrik,
yang terdiri atas baris dan kolom. Neraca baris menunjukkan penerimaan dan neraca kolom menggambarkan pengeluaran. Setiap sel perpotongan antara baris
dan kolom menggambarkan interaksi antara neraca. Makna dari setiap sel seperti yang terdapat di dalam Tabel 20
. Tabel 20 terlihat bahwa SAM dapat menggambarkan keterkaitan
antarsektor, distribusi pendapatan factorial distribution dan income distribution dan pengaruh dari konsumsi, investasi serta ekspor-impor terhadap pendapatan
regional dan kesempatan kerja. Dalam perjalan waktu, Thorbecke 2001 mengembangkan neraca-neraca dalam SAM sederhana menjadi enam tipe neraca,
yaitu 1 neraca aktivitas produksi, 2 neraca komoditas, 3 neraca faktor produksi, 4 neraca institusi, 5 neraca modal kapital, dan 6 neraca Rest of
The World. Neraca aktivitas produksi merupakan neraca yang berkaitan dengan transaksi pembelian row material, intermediate goods dan sewa faktor produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa komoditas. Pada baris neraca aktivitas penerimaan aktivitas meliputi hasil penjualan komoditas pada pasar domestik
dan pasar luar negeri, serta penerimaan subsidi ekpor dari pemerintah. Pada kolom neraca aktivitas pengeluaran aktivitas meliputi pengeluaran untuk impor, biaya-
biaya dari jasa perdagangan dan pembayaran pajak tidak langsung. Neraca institusi oleh Thorbecke 2001 dipecah lagi menjadi tiga neraca,
yaitu 1 rumahtangga, 2 perusahaan, dan 3 pemerintah. Baris neraca
rumahtangga meliputi penerimaan atas kompensasi tenaga kerja, keuntungan atas modal, transfer antara rumahtangga, penerimaan transfer dari perusahaan berupa
asuransi, transfer dari pemerintah dan transfer luar negeri. Sedangkan kolom neraca rumahtangga meliputi pengeluaran konsumsi, transfer antarrumahtangga,
transfer kepada perusahaan, pembayaran pajak langsung dan tabungan pada neraca modal. Selanjutnya baris neraca perusahaan penerimaan perusahaan
meliputi laba yang ditahan, transfer dari rumahtangga dan transfer pemerintah. Tabel 20. Struktur Sederhana Social Accounting Matrix
Pengeluaran Penerimaan
Faktor Produksi
Institusi Sektor
Produksi Neraca
Eksogen Total
1 2
3 4
5
Faktor Produksi
1 T
11
T
12
T Alokasi nilai
13
tambah ke faktor
produksi X
Pendapatan faktor
produksi dari luar negeri
14
Y Distribusi
pendapatan faktorial
1
Institusi 2
T Alokasi
pendapatan faktor ke
21
institusi T
22
Transfer antarinstitusi
T
23
X
24
Transfer dari luar
negeri Y
Distribusi pendapatan
institusional
2
Sektor Produksi
3 T
31
T Permintaan
domestik
32
T Permintaan
antara
33
X Ekspor dan
34
Investasi Y
Total outout
3
menurut sektor
produksi Neraca
Eksogen 4
X Alokasi
pendapatan faktor ke luar
negeri
41
X
42
Tabungan X
43
Impor dan pajak tidak
langsung X
44
Transfer lainnya
Y
4
Total penerimaan
neraca lainnya
Total 5
Y’ Jumlah
pengeluaran faktor
produksi
1
Y’ Jumlah
pengeluaran institusi
2
Y’
3
Total input Y’
Jumlah pengeluaran
lainnya
4
Sumber: Thorbecke 1998 Sedangkan kolom neraca perusahaan pengeluaran perusahaan meliputi
transfer kepada rumahtangga, pembayaran pajak dan tabungan perusahaan pada
neraca kapital. Baris neraca pemerintah meliputi semua penerimaan pajak, yaitu pajak nilai tambah, pajak tidak langsung, pajak pendapatan, pajak langsung dan
pajak keuntungan dari perusahaan. Sedangkan kolom neraca pemerintah meliputi pengeluaran subsidi ekspor, belanja barang dan jasa, transfer kepada rumahtangga
dan perusahaan serta tabungan pemerintah. Sisi penerimaan dari neraca kapital meliputi tabungan rumahtangga, tabungan perusahaan dan tabungan pemerintah.
Sedangkan sisi pengeluarannya meliputi pembagian keuntungan kepada rumahtangga dan pembayaran pajak kepada pemerintah.
Dari struktur sederhana SAM Tabel 20, dapat dirumuskan persamaan matrik pendapatan dan pengeluaran neraca endogen secara agregat sebagai berikut:
Y = T + X………………………………………………………….. 4.1
Distribusi pendapatan neraca endogen dan neraca eksogen dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y
1
= T
13
+ X
14
Y ……………………………………………………… 4.2
2
= T
21
+ T
22
+ X
24
Y ………………………………….…………… 4.3
3
= T
32
+ T
33
+ X
34
Y ……………………………………………… 4.4
4
= X
41
+ X
42
+ X
43
+ X
44
………………………………….......... Persamaan 4.2 menunjukkan distribusi pendapatan faktorial. Sedangkan
persamaan 4.3 menunjukkan distribusi pendapatan institusional, persamaan 4.4 menunjukkan total output menurut faktor produksi dan persamaan 4.5
menunjukan total pendapatan lainnya eksogen. 4.5
Sedangkan distribusi pengeluaran neraca endogen dan neraca eksogen dirumuskan sebagai berikut:
Y’
1
= T
21
+ X
41
…………………………………............................. 4.6
Y’
2
= T
22
+ T
32
+ X
42
Y’ ….................................................................... 4.7
3
= T
13
+ T
23
+ T
33
+ X
43
Y’ ……………………………………..... 4.8
4
= X
14
+ X
24
+ X
34
+ X
44
Persamaan 4.6 menunjukkan total pengeluaran faktor-faktor produksi factorial. Sedangkan persamaan 4.7 menunjukkan total pengeluaran institusional,
persamaan 4.8 menunjukkan total pembelanjaan input oleh sektor-sektor produksi dan persamaan 4.9 menunjukan total pengeluaran lainnya eksogen.
……………………………………… 4.9
Sebenarnya model SAM merupakan perluasan dari model I-O. Namun demikian model ini memiliki sejumlah keterbatasan yang melekat pada asumsi-
asumsi dari model. Adapun asumsi-asumsi yang digunakan, adalah 1 seluruh produk yang dihasilkan oleh setiap sektor habis dikonsumsi pada periode tertentu,
2 hubungan input-output dalam kegiatan produksi bersifat linier atau constant return to scale, 3 tidak ada substitusi antara faktor produksi yang digunakan, 4
suatu kelompok produk tidak dihasilkan bersama-sama oleh dua perusahaan atau lebih, 5 harga konstan, 6 tidak ada eksternalitas negatif, dan 7 perekonomian
dalam keadaan keseimbangan. Sekalipun SAM memiliki sejumlah keterbatasan namun model ini telah
digunakan secara luas, antara lain oleh Marko Nokkala 2000 dalam penelitiannya yang berkaitan dengan kebijakan investasi sektor pertanian di
Zambia. Sedangkan Iqbal dan Siddiqui 2000 untuk menganalisis dampak penyesuaian struktural terhadap ketidakmerataan pendapatan income inequity di
Pakistan, Wagner 1998 untuk menganalisis dampak ecotourism terhadap perekonomian wilayah APA de Guarquechaba Brazil, sedangkan Bautista 2000
untuk menganalisis dampak pembangunan sektor pertanian terhadap perekonomian wilayah Vietnam. Argumentasi umum yang dikemukakan dalam
menggunakan model SAM adalah bahwa model ini dapat memotret keterkaitan aktivitas perekonomian pada suatu wilayah atau interregional dengan disagregasi
yang luas sehingga dapat diperoleh obyek yang beragam.
Sumber: Hadi 2001, Achjar et al. 2003, dan Alim 2005 modifikasi Keterangan
: = transaksi intraregion, = transaksi interregion al
Gambar 27. Kerangka SAM Interregional Rest of the World
Rest of the World 7
Wilayah IKBI Wilayah IIKTI
Sektor Produksi
3
Faktor Produksi
1 Sektor
Produksi 6
Institusi 5
Faktor Produksi
4 Institusi
2
X
71
X
17
X
71
X
17
X
71
X
17
X
71
X
17
T
36
T
63
T
35
T
62
T
32
T
65
T
46
T
13
T
51
T
24
X
73
X
37
X
76
X
67
T
23
T
52
T
54
T
21
Wagner 1998 mengemukakan tiga alasan mengapa memakai model SAM, yaitu 1 model SAM dapat menjelaskan keterkaitan antara aktivitas produksi,
distribusi pendapatan, konsumsi barang dan jasa, tabungan dan investasi serta perdagangan luar negeri, 2 SAM dapat memberikan suatu kerangka kerja yang
bisa menyatukan dan menyajikan seluruh data perekonomian wilayah, dan 3 dengan menggunakan SAM dapat dihitung multiplier perekonomian wilayah yang
berguna untuk mengukur dampak dari ecotourism terhadap produksi, distribusi pendapatan dan permintaan, yang juga merupakan gambarandari struktur
perekonomian. Di Indonesia beberapa studi telah menggunakan model Social Accounting
Matrix Interregional SAM Interregional, antara lain oleh Hidayat 1991 dan Hadi 2001. Hidayat membagi Indonesia ke dalam dua wilayah, yaitu wilayah
Jawa inner island dan wilayah luar Jawa outer island, kemudian membangun SAM Interregional yang terintegrasi. Hadi membagi wilayah Indonesia menjadi
Kawasan Barat Indonesia KBI yang meliputi seluruh provinsi di pulau Sumatera dan pulau Jawa dan Kawasan Timur Indonesia KTI yang meliputi provinsi-
provinsi di luar pulau Sumatera dan Jawa. Interregional SAM IRSAM memiliki beberapa kelebihan dibanding SAM
single region regional tunggal, dimana Interregional SAM memberikan tambahan informasi interaksi atau hubungan yang terjadi antarwilayah, khususnya
dalam aktivitas-aktivitas seperti: 1 arus barang antarwilayah, 2 distribusi pendapatan antarwilayah, dan 3 keseimbangan keragaan ekonomi makro
antarwilayah. Gambaran umum tentang IRSAM dapat dilihat pada Gambar 28 dan Tabel 21
.
Tabel 21. Struktur IRSAM
Pengeluaran Penerimaan
Wilayah I KBI Wilayah II
KTI Neraca
Eksogen Total
Peneri -maan
1 2
3 4
5 6
7 8
Wilayah I
KBI Faktor Produksi
1 T
13
X Y
17 1
Institusi 2
T T
21 22
T T
24 25
X Y
27 2
Sektor Produksi 3
T T
32 33
T T
35
X
36
Y
37 3
Wilayah II
KTI Faktor
Produksi 4
T X
46
Y
47 4
Institusi 5
T T
51 52
T T
54 55
X Y
57 5
Sektor Produksi
6 T
T
62 63
T T
65
X
66
Y
67 6
Neraca Eksogen 7
X X
71
X
72
X
73
X
74
X
75
X
76
Y
77 7
Total Pengeluaran 8
Y’ Y’
1
Y’
2
Y’
3
Y’
4
Y’
5
Y’
6 7
Gambar 27 menunjukkan bahwa sektor produksi 3 dan 6 menghasilkan
output yang membutuhkan input faktor 1 dan 4. Selanjutnya nilai tambah tersebut dialokasikan kepada institusi sebagai pemilik faktor produksi T
21
dan T
54
. Hubungan T
21
dan T
54
Transaksi institusi dalam model SAM antarwilayah tidak hanya dilakukan di dalam wilayah intrawilayah, tetapi juga lintas wilayah antarwilayah, yaitu
alokasi pendapatan institusi kepada sektor produksi dalam wilayah dan sektor produksi antarwilayah, serta transfer antara institusi di dalam wilayah dan transfer
antara institusi antarwilayah. Hubungan atau interaksi ekonomi antara Wilayah I dan Wilayah II ditunjukkan oleh panah putus-putus dengan tanda T
menunjukkan distribusi pendapatan, sebab ada perbedaan pemilikan faktor produksi pada setiap institusi. Selanjutnya, institusi
mengalokasikan pendapatan yang diperolehnya kepada sektor produksi baik dalam bentuk konsumsi langsung, investasi, tabungan maupun transfer antara
institusi.
24
, T
25
, T
35
, T
36
, T
51
, T
52
, T
62
, dan T
63
sebagaimana terlihat pada Gambar 24. Transaksi
masing-masing wilayah Wilayah I dan Wilayah II dengan luar negeri termasuk wilayah lain di luar kedua wilayah tersebut ditunjukkan oleh hubungan masing-
masing blok neraca dengan rest of the world. Tabel 22. Definisi Neraca Transaksi IRSAM
Neraca Definisi
T
13
; T Pendapatan faktor produksi dari sektor produksi setiap wilayah
46
T
21
; T Pendapatan institusi atas pemilikan faktor produksi dalam wilayah
54
T
22
; T Transfer antarinstitusi dalam wilayah
55
T
24
; T Pendapatan institusi atas pemilikan faktor produksi interregional
51
T
25
; T Transfer antara institusi interregional
52
T
32
; T Permintaan atas barang dan jasa oleh institusi dalam wilayah
65
T
33
; T Permintaan antara dalam wilayah
66
T
35
; T Permintaan atas barang dan jasa oleh institusi interregional
62
T
36
; T Permintaan antara interregional
63
X
17
; X Pendapatan faktor produksi dari transfer luar negeri
47
X
27
; X Transfer luar negeri kepada institusi
57
X
37
; X Ekspor barang dan jasa setiap wilayah
67
X
71
; X Permintaan luar negeri atas pemilikan faktor produksi
74
X
72
; X Tabungan institusi
75
X
73
; X Impor barang dan jasa setiap wilayah
76
X Tranfer lainnya
77
Y
18
; Y Distribusi pendapatan faktorial setiap wilayah
48
Y
28
; Y Distribusi pendapatan institusional setiap wilayah
58
Y
38
; Y Total output sektor produksi setiap wilayah
68
Y Total penerimaan neraca lainnya
78
Y
81
; Y Distribusi pengeluaran faktorial setiap wilayah
84
Y
82
; Y Distribusi pengeluaran institusional setiap wilayah
85
Y
83
; Y Total input sektor produksi setiap wilayah
86
Y Total pengeluaran neraca lainnya
87
Hubungan antara blok neraca sektor produksi dengan rest of the world menunjukkan adanya perdagangan langsung dengan luar negeri oleh masing-
masing wilayah. Sedangkan, hubungan antara blok neraca faktor produksi dengan rest of the world menunjukkan aliran modal capital flows dari dan ke luar negeri.
Kemudian hubungan antara blok neraca institusi dengan rest of the world menunjukkan adanya transfer institusi ke dan dari luar negeri.
Dari Gambar 27 dapat dibangun kembali dalam bentuk tabel Tabel 21 untuk menunjukkan struktur SAM Interregional secara agregat. Dengan Tabel 21
ini, nampak dengan jelas posisi setiap sel, adapun pengertian dari setiap sel neraca transaksi dirumuskan dalam Tabel 22.
4.6. Kerangka Analisis Pengganda SAM