yang mendatangkan uang dari luar wilayah adalah kegiatan basis. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi permintaan yang bersifat eksogenus.
Sektor non basis adalah semua kegiatan lain yang bukan kegiatan basis, yang diperuntukkan bagi kebutuhan konsumsi lokal. Dengan demikian permintaan
sektor non basis sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat setempat. Berarti sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa
berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah tidak bebas tumbuh. Studi ini berpijak pada kerangka teori basis dengan alasan 1 bahwa yang
dikaji dalam studi ini adalah pertumbuhan ekonomi regional dan distribusi pendapatan interregional, 2 ”pertumbuhan produksi per kapita suatu wilayah
tidak hanya ditentukan oleh lokasi penduduk dan aktivitas di daerah yang bersangkutan, tetapi juga oleh daerah lain” Azis, 1994, dan 3 ekspor sebagai
sektor basis yang bersifat eksogenus mampu meningkatkan perekonomian regional melebihi pertumbuhan alamiah.
4.2. Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Ekonomi Makro
Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial- budaya dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam
ketahanan nasional. Infrastruktur jalan sebagai bagian dari sistem transportasi diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Jaringan jalan mendukung kelancaran arus orang dan barang antarintra pusat- pusat produksi,pusat-pusat distribusi, dan pusat-pusat permukiman, serta
sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah. Manfaat pembangunan jaringan jalan adalah, terwujudnya pertumbuhan ekonomi nasional, pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya serta pengentasan kemiskinan, menciptakan
lapangan kerja langsung dan tidak langsung, menjaga kesatuan dan persatuan nasional.
Infrastruktur jalan di Indonesia mempunyai peran yang vital dalam transportasi nasional dengan melayani lebih dari 85 angkutan penumpang dan
angkutan barang. Sejauh ini total nilai kapitalisasi aset infrastruktur jalan nasional saja telah melebihi 200 triliun rupiah, yang perannya sangat strategis dalam
menurunkan biaya transportasi. Apabila infrastruktur jalan terus menerus dikembangkan agar semakin handal, maka jalan akan menjadi salah satu faktor
yang memberikan pengaruh positif bagi pembangunan ekonomi, sehingga meningkatkan daya saing ekonomi daerah dalam perekonomian nasional dan juga
peningkatan daya saing ekonomi nasional terhadap perekonomian internasional. Pembangunan infrastruktur jalan memperlancar arus distribusi barang dan
jasa. Secara ekonomi makro ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur jalan mempengaruhi tingkat produktivitas marginal modal swasta, sedangkan secara
ekonomi mikro, infrastruktur jalan berpengaruh terhadap pengurangan biaya produksi. Infrastruktur jalan juga berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas
hidup dan kesejahteraan manusia, antara lain: peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta
peningkatan kemakmuran nyata dan terwujudnya stabilisasi makro ekonomi, yaitu keberlanjutan fiskal, berkembangnya pasar kredit dan pengaruhnya terhadap pasar
tenaga kerja. Dari sisi pasar tenaga kerja, pembangunan infrastruktur jalan dalam
menciptakan peluang usaha dan menampung angkatan kerja juga sangat besar dan berpotensi untuk memberikan efek multiplier terhadap perekonomian lokal
maupun kawasan. Sebagai contoh pembangunan jalan tol Cipularang sepanjang 58 km yang menelan biaya sekitar Rp. 1.6 triliun dan 100 dikerjakan oleh
tenaga lokal. Proyek pembangunan ini melibatkan 50 .
000 tenaga kerja, disamping menyerap jumlah tenaga kerja yang banyak pembangunan Jalan Tol Cipularang
juga meningkatkan nilai konsumsi dengan menggunakan 500 ribu ton semen, 25 ribu ton besi beton, 1.5 juta m
3
agregat dan 500 ribu m
3
pasir.
Sumber: Khazanah Nasional 2006, modifikasi
sektor makanan
sektor retail akomodasi
pendidikan dan pelatihan
Potensi Kesempatan Kerja Perkiraan Kesempatan KerjaLangsung dan Tidak Langsung
Konstruksi Jalan Langsung
Tidak Langsung Tahap Design dan Konstruksi
Tahap Operasi dan Pemeliharaan
profesional engineer,
mana- gement
tenaga kerja konstruksi
dan penun- jang teknik
Manufactu rer dan
Franchiser Pemasok
Material management
penarik toll dan
operasional Pemeliha-
raan jalan
Tahap Design dan Konstruksi Tahap Operasi dan
Pemeliharaan
Gambar 23. Potensi Kesempatan Kerja
Linkage mikro pembangunan jalan dengan sektor industri dan jasa serta potensi kesempatan kerja seperti yang di ilustrasikan oleh Khazanah Nasional 2006 dalam
Proposed Aggregated Trans-Jawa Expressway seperti Gambar 24.
Jaringan jalan sebagai prasarana distribusi dan sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah harus dapat memberikan pelayanan transportasi secara
efisien lancar, aman selamat dan nyaman. Jaringan jalan juga harus dapat memfasilitasi peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga secara ekonomi
produk-produk yang dikembangkan menjadi lebih kompetitif.
Sumber: Khazanah Nasional 2006, modifikasi
Gambar 24. Linkage Mikro Pembangunan Jalan dengan Sektor Industri dan Jasa
Pembangunan infrastruktur jalan harus memperhatikan secara bersamaan tiga aspek utama yang sangat penting yaitu: aspek ekonomi, sosial dan lingkungan,
• Air dan listrik • Bahan Bakar
• Asuransi • Peralatan Berat
Pengangkutan
Umum
• Precast draint dan culvert
• Pasir, agregat • Semen
• Work farmwork, scafd ding
DrainasePengairan
• Ruang kerja • Ruang Penyimpanan
• Akomodasi lokal • Konsumsi lokal
Pendukung
• Pembatas jalan • Marka dan stud Jalan
• Rambu lalu lintas • Lampu jalan dan
Instalasi listrik • Pagar
Road Furniture
• Cranage • Farmwork wood playwood
scafd rental, pasir, aggregate, semen ,reinforcing steel, baja
struktur, precast piles, precast bridge beams,
precastculverts, produk precast lainya, design
bangunan
• ME plantsequipment • Tol equipment
Struktur
• Peralatan berat pengangkutan eskavator, dump truk,
compactor • Materi bawaan, Engenering
fill, pasir, Agregate, batu • Geotextile
• Solum tanah dan turfing • landscaping
Earthwork
• Consrtuction plant paver, compactors, dll
• Pasir, aggregates, semen, bituminous
binders
Perkerasan
Linkage Mikro
Pembangunan Jalan dengan
sektor Industri dan
Jasa
karena jaringan jalan merupakan bagian dari interaksi tata ruang dan sistem transportasi Gambar 25. Sehingga keberadaan jalan tidak memberikan dampak
negatif kepada masyarakat maupun lingkungan lainnya yang ada di sekitarnya.
Sumber: Bina Marga, 2009 Gambar 25. Interaksi Tata Ruang dan Sistem Transportasi
Peran infrastrukur jalan dalam menggerakkan roda perekonomian sangat penting, dimana ketersediaan infrastruktur jalan berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan ekonomi terutama berkaitan dengan PDB. Setiap 1 pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan pertumbuhan lalulintas sebesar 1.5, sehingga dari
sini harus diantisipasi kebutuhan tersebut baik dengan menyediakan penambahan kapasitas fisik maupun melalui bentuk pengaturan dan pengendalian kebutuhan
transportasi atau Transport Demand Management TDM. Disamping itu dari hasil pengamatan empirik yang ada di lapangan,
dengan adanya pembangunan infrastruktur jalan memiliki hubungan yang positif dan efek “saling ketergantungan” dengan harga tanah. Dengan adanya
infrastruktur jalan menyebabkan harga tanah di sepanjang koridor yang ada umumnya dapat meningkat hingga 10 kali lipat pada tahun-tahun pertama.
Sehingga di samping manfaat jangka panjang, pembangunan infrastruktur jalan
Tata Ruang
Jaringan Jalan
Sarana Angkutan
Umum Aspek Sosial
Aspek Ekonomi
Aspek Lingkungan
Interaksi Tata Riang Sistem Tansportasi
juga berpotensi untuk dapat menggairahkan dan menggerakkan roda perekonomian secara langsung untuk jangka pendek.
Besarnya kontribusi infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi sangat signifikan, beberapa studi menunjukkan elastisitas infrastruktur terhadap
perubahan output PDB berkisar antara 0.07 hingga 0.44. Di sisi lain beberapa studi menunjukkan bahwa economic rate of return dari investasi infrastruktur
berada disekitar 19-117 jauh di atas biaya hutang yang mungkin berkisar diantara 10 Easterly and Seeven, 2003 dalam Susantono, 2005.
Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan tidak semata-mata mengandalkan konsumsi saja, akan tetapi dari investasi juga. Pertumbuhan
ekonomi rata-rata sebesar 6.6 sebagaimana yang diharapkan, akan sulit dicapai tanpa disertai dengan peningkatan ekspor dan investasi. Untuk mendukung
pencapaian tersebut investasi yang dilakukan harusnya dimulai dengan investasi di bidang infrastruktur, tetapi dilihat dari keadaan yang ada, maka dapat dikatakan
bahwa kondisi infrastuktur Indonesia pada saat ini sudah tidak mendukung pertumbuhan ekonomi yang memadai dan bahkan sudah menjadi penghambat
utama perbaikan iklim investasi Susantono, 2005.
4.3. Peranan Investasi Infrastruktur Jalan