28 suara. Penilaian membaca permulaan pada kelas I SD yaitu ditekankan pada
teknis membaca. Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulan bahwa penilaian
keterampilan membaca permulaan ditekankan pada teknis membaca. Penelitian ini menggunakan penilaian membaca menurut sabarti akhadiah sebagai pedoman
penilaian keterampilan membaca permulaan antara lain 1 lafal, 2 intonasi, 3 kelancaran, dan 4 kejelasan.
B. Karakteristik Siswa Kelas I Sekolah Dasar
Pada masa siswa berada pada jenjang sekolah dasar diharapkan memperoleh pengetahuan dasar yang kelak sangat penting bagi persiapan dan penyesuaian diri
terhadap kehidupan di masa dewasa. Menurut M. Syarif Sumantri 2015: 155 siswa SD memiliki tugas perkembangan berupa belajar membaca, menulis dan
berhitung, serta belajar tangungjawab sebagai warga negara. Membaca permulaan merupakan salah satu tahap dalam belajar membaca yang merupakan tugas
perkembangan siswa sekolah dasar. Karakteristik siswa SD berdasarkan tingkat perkembangan intelektual yaitu
masih dalam tahap operasional konkret, maka siswa SD dapat menerima konsep- konsep abstrak melalui benda-benda konkret Rostina, 2013: 25. Senada dengan
pernyataan Rostina, Iskandarwassid dan Dadang 2013: 142 menyatakan bahwa siswa sekolah dasar memasuki tahap operasional konkret berdasarkan teori
perkembangan mental yang dikemukakan oleh Piaget. Senada dengan pendapat Rostina dan Iskandarwassid, menurut M. Syarif
Sumantri 2015: 155 siswa SD masuk dalam tahap operasional konkret jika
29 ditinjau dari teori perkembangan kognitif. Dari apa yang siswa pelajari di sekolah,
siswa belajar menghubungkan konsep baru dengan konsep-konsep lama yang telah dipelajarinya. Siswa SD akan lebih memahami materi pelajaran jika mereka
terlibat langsung dalam pembelajaran, oleh sebab itu guru harus merancang pembelajaran yang memungkinkan terlibat langsung dalam pembelajaran.
Pada tahap operasional konkret yaitu umur 7-11 tahun, anak mulai mengatur data ke dalam hubungan-hubungan logika dan mendapatkan kemudahan untuk
memanipulasi data dalam pemecahan masalah. Operasi-operasi demikian dapat terjadi jika obyek-obyek nyata memang ada, atau pengalaman-pengalaman
lampau yang aktual bisa disusun. Obyek-obyek yang nyata yang tidak memungkinkan dihadirkan di kelas atau saat pembelajaran dapat dimanipulasi
sehingga dapat menghadirkan obyek yang relevan atau yang sesuai dengan aslinya. Hal tersebut dapat berupa media pembelajaran.
Setiap jenjang masa perkembangan manusia, ada tugas tertentu yang oleh lingkungan sosial diharapkan dapat dilaksanakan oleh individu yang disebut
dengan ”tugas perkembangan”. Jika tugas perkembangan tercapai maka diharapkan individu tersebut tidak merasa kesulitan untuk melanjutkan tahap
tugas perkembangan jenjang selanjutnya. Individu akan diterima oleh kelompok sosial jika mampu melakukan tugas perkembangan sesuai dengan jenjangnya.
Tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai siswa SD agar dapat memasuki masa awal remaja dengan sukses, adalah sebagai berikut:
1. menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
30 2.
mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung, 3.
mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari, 4.
belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya, 5.
belajar menjadi pribadi yang mandiri, 6.
mempelajari keterampilan fisik sederhna yang diperlakukan baik untuk permainan maupun kehidupan,
7. mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku,
8. membina hidup sehat, untuk diri sendiri dan lingkungan,
9. belajar menjalankan peranan sosial sesuai jenis kelamin, dan mengembangkan
sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial Iskandarwassid dan Dadang, 2013: 142.
Membaca merupakan tugas perkembangan yang harus dapat dilakukan siswa SD agar dapat diterima di masyarakat. Maka pembelajaran membaca
permulaan dapat membantu siswa SD dalam menempuh tugas perkembangan. Menurut M. Syarif Sumantri 2015: 159 siswa kelas awal SD memiliki ciri
pertumbuhan fisik,
perkembangan sosial,
perkembangan emosi,
dan perkembangang kecerdasan pada tahap tertentu. Siswa kelas awal SD telah
mencapai kematangan secara fisik. Mereka telah mampu mengontrol tubuh dn keseimbangannya, melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai
sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil. Perkembangan sosial siswa kelas awal
SD meliputi dapat menunjukan keakuan jenis kelamin, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, memiliki sahabat, mampu berbagi, dan mandiri. Ciri
31 perembangan emosi siswa kelas awal SD antara lain telah mampu
mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, dapat mengontrol emosi, mampu berpisah dengan orang tua, dan mulai belajar benar dan salah. Perkembangan
kecerdasan siswa
kelas awal
yaitu kemampuan
melakukan seriasi,
mengelompokkan objek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatkan pembendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat, dan
berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. Anak usia sekolah dasar mengalami perkembangan bahasa yang semakin
pesat secara terus menerus Rita, 2008: 109. Perkembangan bahasa yang dialami baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Anak kelas I merespon pertanyaan
orang dewasa dengan jawaban singkat. Sebagian besar sudah dapat menceritakan kembali satu bagian pendek dari buku, film, atau tayangan televisi. Membaca
memiliki peran sangat penting dalam perkembangan bahasa anak, perubahan terjadi dalam hal berfikir tentang kata-kata. Minat baca anak sampai umur 8
tahun, anak semangat membaca tentang cerita-cerita khayal, sifat ingin tahu pada anak laki-laki lebih menonjol daripada anak perempuan. Anak laki-laki menyukai
buku-buku tentang petualangan, sejarah, dan hobi. Sedangkan anak perempuan menyukai cerita-cerita binatang.
Menurut Soendjono 205: 258-260 macam kata yang disukai anak meliputi prinsip sini dan kini. Kata-kata yang diperoleh anak pada awal ujarannya
ditentukan oleh lingkungan. Pada anak orang terdidik, hidup di kota, dan orang tua juga memiliki waktu bergaul dengan anak, maka anak akan memperoleh kata
nomina seoerti bola, anjing, kucing, beruang, radio, ikan, payung, sepatu,dsb.
32 Untuk verba yang umum seperti maem, bubuk, pipis, nyopir, ngetik, jalan-jalan,
belanja, dsb. Pada anak petani di desa terpencil mennguasai kosakata seperti daun, cangkul, bebek, sapi, dsb.
Kata utama yang dikuasai anak paling tidak ada tiga, yakni nomina, verba, adjektiva. Kata memiliki jalur hierarki semantik. Pemerolehan kata pada anak
bukan yang hierarkinya terlalu tinggi atau terlalu rendah atau hierarki kategori dasar. Pada contoh perkutut bangkok, perkutut adalah salah satu jenis perkutut,
dan perkutut adalah salah satu jenis burung. Burung adalah salah satu contoh binatang, dan binatang adalah salah satu wujud makhluk. Pada contoh binatang
tersebut maka anak akan mengambil kategori dasar yaitu burung. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas I SD termasuk
dalam tahap perkembangan mental operasional konkret berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Piaget. Pada tahap ini siswa memiliki tugas perkembangan
yang salah satunya adalah keterampilan dasar membaca yang harus dicapai agar dapat memasuki tahap perkembangan remaja awal dengan baik. Anak telah dapat
merespon pertanyaan orang dewasa dengan jawaban singkat dan menceritakan kembali bagian pendek dari film, buku cerita, atau televisi. Anak juga mulai
mengenal paling tidak kata nomina, verba, dan adjektiva dengan hierarki dasar. Pada tahap operasional konkret maka perlu penyajian hal-hal yang abstrak
menjadi hal yang konkret agar lebih mudah dimengerti siswa, maka diperlukan manipulasi-manipulasi obyek yang digunakan untuk belajar di kelas yang biasa
disebut media pembelajaran.
33
C. Media Big Book