Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar Kajian tentang Motivasi Belajar 1.

29 k Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa akan menjadi alat motivasi yang sangat penting. Pemahaman terhadap tujuan yang akan dicapai dapat menimbulkan gairah belajar. Guru hendaknya menyampaikan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menentukan tingkah laku yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik sangat diperlukan oleh seorang guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, juga digunakan berbagai bentuk motivasi untuk mendorong siswa agar selalu terlibat dalam pembelajaran, seperti memberi nilai tambahan, memberi hadiah, pujian, dan tujuan yang diakui.

6. Indikator Motivasi Belajar

Menurut Hamzah B.Uno 2010: 23, seseorang yang memiliki motivasi belajar memiliki indikator sebagai berikut. 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4. Adanya penghargaan dalam belajar. 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif. Menurut Sardiman 2007: 83 seseorang yang memiliki motivasi belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1. Tekun menghadapi tugas. 2. Ulet menghadapi kesulitan tidak mudah putus asa. 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4. Lebih senang bekerja mandiri. 5. Tidak cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapat. 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. 30 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Berdasarkan pendapat di atas, indikator pada penelitian ini dimodifikasi dari pendapat Hamzah B. Uno dan Sardiman. Indikator motivasi belajar yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil. 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4. Tekun dalam menghadapi tugas. 5. Tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan. 6. Lebih senang bekerja mandiri. 7. Dapat mempertahankan pendapat. 8. Adanya penghargaan dalam belajar. 9. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. 10. Adanya lingkungan belajar yang kondusif. Indikator motivasi belajar tersebut terdiri atas indikator motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Hal ini dikarenakan hakikat motivasi belajar adalah adanya dorongan dari dalam dan dari luar pada siswa yang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Motivasi ekstrinsik juga diperlukan dalam proses pembelajaran karena digunakan untuk menumbuhkan motivasi instrinsik siswa. Proses pembelajaran akan berhasil sesuai dengan tujuan, apabila siswa tekun belajar dan tidak mudah putus asa dalam memecahkan masalah secara mandiri. Selain itu, siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya apabila pendapat tersebut rasional dan benar. Untuk menumbuhkan perilaku siswa tersebut, perlu 31 adanya metode pembelajaran yang merangsang siswa yaitu melalui penerapan metode penemuan terbimbing.

C. Kajian tentang Metode Penemuan Terbimbing 1.

Metode Penemuan Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA sangat bervariasi mulai dari guru yang sangat dominan sampai siswa yang secara aktif mencari informasi sendiri. Salah satu metode yang digunakan adalah metode penemuan. Menurut Sund Suryosubroto, 2002:193 penemuan adalah proses mental yang mana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental ini, meliputi mengamati, mengklasifikasi, mengukur, memprediksi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Moh. Amien 1987: 126 menggunakan istilah discovery yang artinya suatu aktivitas yang dirancang agar siswa menemukan konsep dan prinsip melalui proses mentalnya. Pembelajaran dengan metode penemuan hendaknya berupa pengalaman-pengalaman agar siswa dapat mengembangkan proses mentalnya. Siswa mengalami keterlibatan dalam bertukar pendapat melalui diskusi karena dengan metode penemuan siswa terlibat aktif, berpikir kritis, dan mengembangkan ide. Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligis 1993: 36, metode penemuan terbagi menjadi tiga yaitu penemuan bebas free discovery, penemuan eksploratorik exsploratory discovery, dan penemuan terbimbing guided discovery. 32 a Penemuan bebas free discovery Penemuan bebas merupakan metode yang mana siswa memilih masalahnya sendiri kemudian dipecahkan sendiri. Pada penerapan metode ini, keterlibatan guru sangat rendah. Pendekatan ini cocok bagi siswa yang telah memiliki kemampuan berpikir operasional formal. Menurut Piaget, ternyata tidak banyak siswa usia sekolah dasar yang sudah mencapai tingkat pemikiran operasional formal. b Penemuan eksploratorik exploratory discovery Penemuan eksploratorik exploratory discovery adalah metode yang memuat kegiatan untuk mencari tahu sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Dalam pendekatan ini siswa diberi kebebasan untuk mencari informasi dari berbagai sumber dan keterlibatan guru terbatas. Tugas guru sebatas memberikan masalah yang menarik siswa untuk dipecahkan melalui eksplorasi, memberi motivasi belajar, dan membantu siswa yang memerlukan bantuan. c Penemuan Terbimbing Guided Discovery Penemuan terbimbing merupakan gabungan dari pendekatan ekspositori dengan pendekatan inquiry. Pada pelaksanaannya, dilakukan atas petunjuk guru agar siswa bekerja lebih terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru mengajukan masalah dan berbagai pertanyaan dengan tujuan untuk mengarahkan siswa ke kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan dugaannya.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN Peningkatan Kreativitas Belajar Dalam Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Bulakan 02 Keca

0 1 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Joyful Learning Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Pendem Kecamatan Ngaringa

0 4 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Joyful Learning Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Pendem

1 3 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN COLLEGE BALL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Melalui Metode Pembelajaran College Ball Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Jati 02 Sumberlawang Sragen Tahun Ajaran 2012/

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas V SDN 01 Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas V SDN 01 Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar

0 1 13

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN IPA ANTARA PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE PENEMUAN TERBIMBING STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN IPA ANTARA PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI K

0 1 17

Peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.

1 3 134

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS IV SD NEGERI 1 MANDURAGA

0 1 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING KELAS IV SD NEGERI 02 PAGELARAN

0 0 17