63 Berdasarkan data di atas, setiap indikator belum dicapai oleh minimal 70
dari jumlah keseluruhan siswa. Pencapaian indikator motivasi belajar yang paling tinggi yaitu adanya harapan dan cita-cita masa depan. Sementara itu,
pencapaian indikator motivasi belajar yang paling rendah yaitu tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan. Persentase pencapaian motivasi belajar
IPA per indikator selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 41 halaman 246. Adapun persentase motivasi belajar IPA per indikator pada pra tindakan dapat
dilihat pada diagram di bawah ini.
Gambar 3 Histogram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator Pra Tindakan
Data perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada pra tindakan adalah 49,47 atau sebesar 61,84. Berdasarkan skor capaian tersebut maka
dapat dikategorikan sebagai berikut.
65.63 58.98
67.58 57.81
51.95 67.58
53.91 65.23
65.63 64.06
10 20
30 40
50 60
70 80
Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator Pra Tindakan
64 Tabel 12 Klasifikasi Skor Capaian Motivasi Belajar IPA
Rentang Skor Kategori
X 68 Sangat Tinggi
56 X ≤ 68 Tinggi
44 X ≤ 56 Sedang
32 X ≤ 44 Rendah
X ≤ 32 Sangat Rendah
Berdasarkan tabel 11, nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada pra tindakan sebesar 49,47 berada pada kategori sedang. Hal ini dikarenakan perhitungan
skor rata-rata berada pada rentang skor
44 X ≤ 56,
dan hanya 9,38 atau 3 siswa yang mempunyai motivasi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPA perlu ditingkatkan.
2. Siklus I
Setelah melakukan observasi guna mengetahui motivasi belajar siswa pada pra tindakan, peneliti mulai melaksanakan siklus I. Siklus I dilaksanakan dalam
dua tindakan. Setiap tindakan dilaksanakan dalam satu pertemuan yang alokasi waktunya disesuaikan jadwal mata pelajaran IPA kelas IVB. Tindakan pertama
dilaksanakan tanggal 26 Februari 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Tindakan kedua dilaksanakan tanggal 29 Februari 2016 dengan alokasi waktu
2x35 menit. Kegiatan pada siklus I terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Masing-masing kegiatan tersebut dijabarkan sebagai
berikut.
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan sebelum pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa
hal yaitu sebagai berikut.
65 1
Berdiskusi dengan guru kelas terkait langkah-langkah penerapan metode penemuan terrbimbing yang akan diterapkan pada siklus I di
kelas IVB. 2
Menentukan dan mempersiapkan materi ajar yang akan dipelajari. Peneliti bertanya pada guru kelas IVB untuk menentukan materi.
3 Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dengan menerapkan
metode penemuan terbimbing. RPP memuat kegiatan pembelajaran yang menerapkan langkah-langkah metode penemuan terbimbing. Pada
setiap langkah metode penemuan terbimbing terdapat rincian kegiatan yang dilaksanakan guru dan siswa. RPP juga dilengkapi dengan LKS.
4 Membuat lembar observasi keterlaksanaan penerapan metode
penemuan terbimbing oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi memuat aktivitas yang diamati selama pembelajaran.
Aktivitas yang diamati diperoleh dari langkah-langkah penerapan metode penemuan terbimbing.
5 Membuat lembar angket motivasi belajar.
6 Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan erosi dan
abrasi. Pada pertemuan pertama, media yang dipersiapkan adalah untuk membuktikan perubahan daratan akibat erosi. Alat dan bahan yang
dibutuhkan nampan, botol air mineral, air dan tanah secukupnya. Pada pertemuan kedua, media digunakan untuk membuktikan perubahan
daratan akibat gelombang laut. Alat dan bahan yang digunakan adalah nampan, botol air mineral, air, dan pasir secukupnya.
66 7
Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, seperti kamera.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Berdasarkan perencanaan, siklus I dilaksanakan dua pertemuan. Peneliti dalam melaksanakan siklus I berkolaborasi dengan guru. Rincian pelaksanaan
tindakan pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut. 1
Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada Siklus I dilaksanakan hari Jumat, 26 Februari
2016 pukul 09.40-10.50 WIB. Materi yang dibahas tentang perubahan permukaan bumi akibat erosi. Rincian pelaksanaan pembelajaran IPA
dengan metode penemuan terbimbing adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal 8 menit
1 Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar.
2 Siswa bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa. 3 Guru mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa.
4 Guru melakukan apersepsi dengan bertanya, “Siapa yang pernah memperhatikan air hujan jatuh dari genting rumah?” Hampir
seluruh siswa menjawab pernah secara bersama. Guru bertanya, “Jika kalian pernah, apa yang terjadi pada tanah?” Saat guru
bertanya demikian, ada siswa yang menjawab berlubang dan tanahnya basah. Guru mengatakan bahwa tanah akan berlubang.
5 Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang akan dicapai.
67 b Kegiatan Inti 50 menit
1 Mempersiapkan siswa dan menjelaskan tujuan. Pada tahap ini, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan
cara berhitung. Setiap kelompok terdiri atas 5-6 siswa. Guru menentukan tempat duduk masing-masing kelompok. Setelah itu, siswa
bergabung dengan siswa lain dan duduk berkelompok. Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok. Beberapa
siswa dalam kelompok mencermati LKS yang dibagikan tersebut. Guru kemudian menyampaikan tujuan yang akan dicapai melalui percobaan
yaitu membuktikan perubahan daratan akibat erosi. Siswa terlihat antusias untuk melaksanakan percobaan.
2 Orientasi siswa pada masalah. Guru menyampaikan permasalahan yang berhubungan dengan
jatuhnya air hujan. Guru menjelaskan jika air hujan jatuh di tanah, maka tanah akan berlubang. Selain itu, aliran air sungai yang semula sempit
semakin lama lebarnya bertambah sehingga semakin luas aliran air sungai. Jika musim hujan tiba, maka aliran air sungai deras. Hal ini
mengakibatkan tanah di sekitarnya menjadi longsor. Guru bertanya, “Mengapa hal ini dapat terjadi dan ketika terjadi hujan, mengapa dapat
menyebabkan erosi?” Siswa memperhatikan permasalahan yang disampaikan guru.