7
kepada raja dan bertindak sebagai wakil raja di bandar-bandar yang dikuasai. Melalui keenam pelabuhan itu, Kerajaan Padjajaran melakukan
perdagangan dengan daerah atau negara lain.
Perdagangan Darat
Kerajaan Padjajaran juga memiliki lalu lintas perdagangan darat yang cukup penting. Jalan darat itu berpusat di Pakuan Padjajaran, ibukota
kerajaan. Jalan yang satu menuju ke arah Timur dan yang lain menuju ke arah Barat.
Jalan menuju kearah Timur menghubungkan Pakuan Pajajaran dengan Karang Sambung yang terletak ditepi sungai Cimanuk, melalui Cileungsi
dan Cibarusa lalu membelok ke Karawang. Dari Tanjung Pura ini kemudiaan diteruskan ke Cikao dan Purwakarta, dan berakhir di Karang
Sambung. Sedangkan jalan yang lain menuju ke arah barat, mulai dari Pakuan
Padjajaran melalui Jayasinga dan Rangkasbitung, menuju Serang dan Berakhir di Banten. Jalan darat lain dari Pakuan Padjajaran menuju Ciampea mulai dari
Muara Cianten. Melalui jalan darat dan sungai tersebut hasil bumi Kerajaan Padjajaran diperdagangkan. Melalui jalan itu pula bahan yang diperlukan oleh
penduduk yang berada didaerah pedalaman disalurkan. Dengan demikian sistem perekonomian di Kerajaan Padjajaran sudah berkembang dan sudah maju saat itu.
e. Kehidupan Budaya
Sejak zaman Kerajaan Tarumanegara, kehidupan kebudayaan rakyat Jawa Barat rakyat Sunda dipengaruhi oleh Budaya Hindu. Pengaruh agama Hindu
terhadap Kerajaan Tarumanegaradapat diketahui dari :
Arca-arca Wisnu di daerah Cibuaya dan arca-arca Rajarsi.
Kitab
Parahyangan
dan kitab
Sanghyang Siksakanda.
Cerita-cerita dalam sastra Sunda kuno bercorak Hindu. 3.
Kerajaan Majapahit a.
Letak Geografis
Kerajaan Majapahit terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dapat dipastikan bahwa Ibu Kota dari Kerajaan Majapahit itu sendiri berpusat di Situs
Trowulan yang mana ditempat itulah diperkirakan berdirinya keratin dari
Kerajaan Majapahit itu sendiri. b.
Kehidupan Politik
Sebagaimana telah diuraikan bahwa Raja Kertanegara wafat pada tahun 1292 M, ketika itu pusat Kerajaan Singasari diserbu secara mendadak
oleh Jayakatwang keturunan Raja Kediri. Dalam seranga itu Raden Wijaya
8
menantu Kertanegara berhasil meloloskan diri dan lari ke Madura untuk meminta perlindungan dari Bupati Arya Wiraraja.
Atas kemenangannya dalam menghadapi pasukan China-Mongol yang menyerang Kerajaan Kertanegara, pada tahun 1292 M, Kerajaan Majapahit
sudah dianggap berdiri. Walaupun demikian secara resmi sistem pemerintahan Kerajaan Majapahit baru berjalan setahun kemudian, ketika
Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit yang pertama dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.
Raden Wijaya
Raden Wijaya memerintah Kerajaan Majapahit dari tahun 1293-1309 M. Raden Wijaya sempat memperistri keempat putri Kertanegara,
yaitu Tribhuwana, Narendraduhita, Prajnaparamita, dan Gayatri. Raden Wijaya wafat pada tahun 1309 M dan didharmakan pada dua
tempat, yaitu dalam bentuk Jina Budha di Antapura dan dalam bentuk Wisnu dan Siwa di Candi Simping dekat Blitar.
Raja Jayanegara
Jayanegara memerintah Majapahit dari tahun 1309-1328 M. Masa pemerintahan Jayanegara penuh dengan pemberontakan dan juga
dikenal sebagai suatu masa yang suram dalam sejarah masa Kerajaan Majapahit.
Raja Tribhuwanatunggadewi
Tribhuwanatunggadewi memerintah Kerajaan Majapahit dari tahun 1328-1350 M. Pada masa pemerintahannya, meletus pemberontakan
Sadeng 1331 M. Pimpinan pemberontakan tidak diketahu. Nama Sadeng sendiri adalah nama daerah yang terletak di daerah Jawa
Timur. Pemberontakan Sadeng dapat dipadamkan oleh Gajah Mada dan Adityawarman.
Raja Hayam Wuruk
Hayam Wuruk memerintah Kerajaan Majapahit dari tahun 1350-1389 M. Pada masa pemerintahannya, Gadjah Mada tetap merupakan salah
satu tiang utama Kerajaan Majapahit dalam mencapai kejayaannya. Bahkan Kerajaan Majapahit dapat disebut sebagai Kerajaan nasional
setelah kerajaan Sriwijaya.
Wikrama Wardhana
Raja Hayam Wuruk digantian putrinya yang bernama Kusuma Wardhani. Putri ini menikah dengan Wirakrama Wardhana
kemenakan Hayam Wuruk. Wikrama Wardhana memerintah Kerajaan Majapahit dari tahun 1389-1429 M.