6
h. Kerajaan Kediri
1 Kehidupan Sosial
Pada masa Kejayaan Kediri, perhatian raja terhadap kehidupan sosial masyarakatnya bertambah besar. Hal ini dibuktikan dengan munculnya kitab-
kitabkarangan yang mencerminkan kehidupan sosial masyarakat pada masa itu. Seperti kitab
Lubhadaka
. Kitab ini mengandung pelajaran moral bahwa tinggi rendahnya martabat seseorang tidak ditentukan berdasarkan asal dan
kedudukan, melainkan berdasarkan tingkah lakunya. Disamping itu, sejak zaman pemerintahan Raja Jayabaya terdapat usaha-
usaha untuk memberikan perlindungan terhadap para ahli sastra, sehingga mereka dapat mengembangkan kreativitas untuk menciptakan karangan-
karangan bermutu. Juga, raja memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyat. Sikap memberi perlindungan ini merupakan suatu alat yang efektif
untuk melihat perkembangan kehidupan sosial masyarakat Kediri. Tercatat dalam kronik-kronik Kerajaan Cina, bahwa:
a Rakyat Kediri pada umumnya telah memiliki tempat tinggal yang baik
b Hukuman yang dilaksanakan ada 2 macam, yaitu hukuman denda dan
hukuman mati khusus bagi pencuri dan perampok c
Kalau sakit, rakyat tidak mencari obat, tetapi cukup memuja para dewa
d Pakaian cukup rapi
e Kalau raja bepergian dikawal oleh pasukan berkuda dan pasukan darat
2 Kehidupan Ekonomi
Catatan-catatan para pedagang Cina yang dikumpulkan jadi kronik-kronik kerajaan, dengan jelas menyebutkan tentang kehidupan rakyat Kediri dalam
bidang perekonomian seperti berikut ini. a
Kediri banyak menghasikan beras. b
Barang-barang dagangan lain yang laku dipasaran pada saat itu adalah emas, perak, daging, kayu cendana, pinang dan lain sebagainya.
c Letak Kerajaan Kediri sangat strategis dalam pelayaran perdagangan
antara Indonesia Timur dan Indonesia Barat. d
Pajak rakyat terdiri dari hasil bumi seperti beras, kayu, dan palawija.
i. Kerajaan Singasari
1 Kehidupan Sosial
Ketika Ken Arok menjadi akuwu di Tumapel, ia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Terjaminnya kehidupan sosial masyarakat
Tumapel mengakibatkan bergabungnya daerah-daerah yang berada di sekitar daerah Tumapel. Keadaan seperti ini mengakibatkan kaum Brahmana Kediri
7
yang menentang Raja Kertajaya melarikan diri ke Tumapel dan meminta perlindungan Ken Arok. Perhatian Ken Arok terhadap rakyatnya sangat besar,
sehingga mereka dapat hidup dengan aman dan sejahtera. Namun, setelah pemerintahan Anusapati, kehidupan masyarakat kurang
mendapat perhatian. Barulah pada masa pemerintahan Wisnuwardhana, kehidupan sosial masyarakat Singasari mulai teratur rapi. Hak-hak rakyat
dipulihkan kembali. Rakyat dapat hidup tenteram dan damai. Keadaan tersebut juga terjadi pada masa pemerintahan Raja Kertanegara. Raja
Kertaneara berusaha untuk menstabilkan keadaan didalam negeri Kerajaan Singasari dengan meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya, sebelum
melancarkan politik luar negerinya untuk mencapai cita-cita persatuan Nusantar.
2 Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi, Kerajaan Singasari tidak diketahui secara jelas. Akan tetapi mengingat Kerajaan Singasari berpusat di tepi Sungai Brantas Jawa
Timur, kemungkinan masalah perekonomian tidak jauh berbeda dari kerajaan-kerajaan terdahulunya, yaitu secara langsung maupun tidak langsung
rakyatnya ikut ambil bagian dalam dunia pelayaran. Keadaan ini juga didukung oleh hasil-hasil bumi yang sangat besar dari rakyat Jawa Timur.
Raja kertanegara berusaha untuk menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka. Penguasaan jalur pelayaran perdagangan atas Selat Malaka itu,
bertujuan untuk membangun dan mengembangkan aktivitas perekonomian kerajaannya. Dengan kata lain, Raja Kertanegara berusaha menarik perhatian
para pedagang untuk melakukan kegiatannya di wilayah Kerajaan Singasari.
j. Kerajaan Bali
1 Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Bali terbagi menjadi beberapa struktur sosial, diantaranya:
a Triwangsa
Ketika Bali jatuh ke tangan Majapahit, sistem kehidupan sosial di Bali terdiri dari bangsawan Jawa dan para pembesar kerajaan. Sedangkan
rakyat Bali dianggap sebagai rakyat jajahan yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa.
b Anak Jaba
Disamping itu, terdapat pula istilah Jero dan Jaba di Bali yang membedakan golongan orang-orang yang berada di dalam atau di luar
puri keraton. Istilah Anak Jaba Bahasa Bali adalah orang yang