Kerajaan Tarumanegara Kerajaan KalinggaHoling

7 Studi pustaka, tanya jawab, diskusi kelompokkelas, unjuk kerja dan penugasan.

D. Langkah-langkah pembelajaran

Pert. Kegiatan Pembelajaran Wkt. Keterangan I Pendahuluan : la - Salam Pembuka - Presensi - Apersepsi: - Guru menanyakan kepad a siswa “apa saja sektor kehidupan ekonomi Kerajaan Hindu- Budha di Indonesia?” - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti: - Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk membuat laporan tertulis terkait dengan Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. - Materi setiap kelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya. - Materi terkait dengan kehidupan Budaya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. - Semua kelompok juga menyertakan Faktor-faktor penyebab runtuhnya Kerajaan bercorak Hindu-Budha di Indonesia. - Laporan materi setiap kelompok dapat bersumber dari buku paket, lembar kerja siswa, eksplorasi internet, dan lain-lain. 5 mnt. 35 mnt. 8 Penutup: - Guru membantu siswa melengkapi materi - Guru merefleksi materi - Post teslisan - Salam penutup 5 mnt.

E. AlatBahanSumber Pembelajaran

- Alat Pembelajaran Gambar-gambar tokoh-tokoh dan peristiwa - Sumber Pembelajaran I Wayan Badrika,” Sejarah SMA 2 IPA”, Erlangga, Jakarta,2006 Nugroho Notosusanto,”Sejarah Nasional Indonesia Jilid 2 Untuk SMA”, Dekdikbud, Jakarta, 1986 LKS Kharisma, Untuk SMA Kelas XI IPA Semester 1. CV. HaKa MJ , Solo, 2009

F. Penilaian

- Jenis tagihan: tugas individu dan kelompok, ulangan harian - Alat penilaian : tes tertulis, lisan dan nontes - Bentuk Instrumen : Soal essay, sbb : 1. Deskripsikan kehidupan kebudayaan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di berbagai daerah di Indonesia 2. Deskripsikan faktor-faktor penyebab runtuhnya Kerajaan bercorak Hindu-Budha di Indonesia Jawab :

1. Kehidupan kebudayaan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di berbagai daerah di Indonesia.

a. Kerajaan Kutai 1 Kehidupan Kebudayaan

Yupa merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Kutai. Yupa merupakan sebuah tugu batu untuk mengikat kurbanyang dipersembahkan. Namun, sebenarnya tugu batu itu merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia dari zaman Megalithikum, yaitu kebudyaan menhir. Salah satu Yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan kata “ Vaprakecwara ” diartikan sebagai sebuah lapangan luas tempat pemujaan. Kata “Vaprakecwara” itu dihubungkan dengan Dewa Siwa. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa