Agama Hindu Lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di India

14 Berdirinya kerajaan Holing diperkirakan pada abad 7 sampai dengan abad 9. Letak Kerajaan Holing hingga kini belum dapat diketahui dengan pasti. Hal ini disebabkan tidak adanya penemuan-penemuan berupa prasasti tulisan, tentang kerajaan Holing ini. Walaupun demikian, terdapat beberapa pendapat yang menyatakan letak dari Kerajaan Holing. Berita dari Cina menyatakan bahwa Kerajaan Holing terletak di Pulau Jawa, Khususnya Jawa Tengah. Menurut J.L. Moens dalam menentukan letak Kerajaan Holing meninjau dari segi perekonomian, yaitu pelayaran dan perdagangan. Menurutnya Kerajaan Holing selayaknya terletak di tepi Selat Malaka, yaitu Semenanjung Malaka.

b. Kehidupan Politik

Berdasarkan berita dari Cina dapat diketahui bahwa Kerajaan Kalingga diperintah oleh seorang Raja perempuan bernama Ratu Sima pemerintahannya sangat keras namun adil dan bijaksana. Rakyat tunduk dan taat dengan segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak seorangpun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggar perintahnya.

c. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal ini di sebabkan sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di Samping itu juga dikenal sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan menaati segala keputusan Ratu Sima. d. Kehidupan Ekonomi Kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Holing berkembang pesat. Masyarakat Kerajaan Holing telah mengenal hubungan dagang. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang disebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan perdagangan dengan teratur. e. Kehidupan Budaya Rakyat Ho-ling menganut agama Budha. Hal itu dapat diketahui dari berita Cina yang ditulis It-Shing, yang menjelaskan bahwa pada tahun 644 masehi Hwi-Ning seorang pendeta Budha dari Cina datang ke Holing dan menetap selama 3 tahun. Hwi Ning menterjemahkan salah satu kitab suci agama Budha Hinayana yang berbahasa Sansekerta ke dalam Bahasa Cina. Dalam usahanya Hwi-Ning dibantu oleh seorang pendeta kerajaan Ho-ling yang bernama Jhanabhadra. - Kriteria Penilaian Kognitif Masing-masing soal Bergerak antara 1-10 Dengan Kriteria: Jawaban lengkap 9-10 Jawaban agak lengkap 7-8 15 Jawaban cukup lengkap 5-6 Jawaban kurang lengkap 3-4 Jawaban tidak lengkap 1-2 Soal no 1 bobotnya 3 Soal no 2 bobotnya 4 Soal no 3 bobotnya 3 Contoh jika menjawab benar Soal no 1 yakni 3x10 = 15 Soal no 2 yakni 4x10 = 15 Soal no 3 yakni 3x10 = 25 Rumus penilaian: skore yang diperoleh masing-masing jawaban soal dikalikan bobot, dijumlah, kemudian dikalikan 100, kemudian dibagi skore tertinggi Maka andaikan benar dan lengkap semua nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut; Soal no 1 yakni 3x10 = 15 Soal no 2 yakni 4x10 = 15 Soal no 3 yakni 3x10 = 25 Jumlah skore yang diperoleh 100. Dikalikan 100 = 10000 Dibagi 10 = 100 - Kriteria Penilaian Afektif Untuk setiap aspek yang dinilai dengan skor rentang 1-4 dengan ketentuan: a. Aspek no. 1 Skor 4 bila siswa aktif dalam diskusi dengan banyak ide dan dapat dipertanggung jawabkan. Skor 3 bila siswa aktif dalam diskusi dengan banyak ide tapi tidak dapat dipertanggung jawabkan Skor 2 siswa kurang aktif namun mengikuti diskusi dengan baik Skor 1 siswa kurang aktif dan ramai mengganggu yang lain b. Aspek no. 2 Skor 4 bila dapat menerima pendapat orang lain dengan baik Skor 3 bila dapat menerima pendapat orang lain dengan terpaksa Skor 2 Sulit menghargai pendapat orang lain Skor 1 Tidak dapat menerima pendapat orang lain