Kerajaan Singasari Jelaskan letak geografis kekuasaan dan kehidupan politik kerajaan-kerajaan Hindu-Budha
18
Setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Pulau Jawa yang dikuasai oleh Islam, maka sebagaian penduduk Majapahit yang tidak mau
menerima Islam menyingkir ke Bali. Mereka menyebut dirinya
Wong Majapahit
atau
Bali Majapahit.
Penduduk asli Majapahit menyingkir ke daerah pedalaman seperti Trunyan di tepi Danau Batur dan di
Tenganan Bali sebelah timur.
2 Kehidupan Ekonomi
Umumnya masyarakat Bali sejak masa lampau hidup dari bercocok tanam. Hal itu diketahui dari berita prasasti-prasasti yang antara lain menyebut sawah,
parlak sawah kering, gaja lading, kebwan atau kebon kebun, huma, kasuwakan pengairan sawah. Dalam prasasti tersebut, disebutkan istilah cara
pengolahan sawah sampai menuai padi seperti amabakti pembukaan tanah, mluku membaja tanah,tanam menanam padi, mantun menyiangi padi, ahani
menuai padi, dan nutu menumbuk padi. Dengan demikian, pada abad ke 11 M para petani sudah mengenal cara pengolahan tanah seperti yang dikenal dan
dikerjakan petani sekarang. Jenis tanaman yang sudah dikenal pada waktu itu di Bali antara lain padi,hano
enau, tals talas, keladi, nyuh kelapa, pucang pinang, biyu pisang, kapas dan sarwa bija padi-padian. Selain bercocok tanam rakyat juga memelihara
binatang ternak seperti sampi sapi, kambing, babi, anjing, ayam, kuda dan
kerbau. k.
Kerajaan Padjajaran 1
Kehidupan Sosial Kehidupan masyarakat Padjajaran dapat digolongkan menjadi:
Golongan seniman seperti pemain gamelan, pemain wayang, penari.
Golongan petani.
Golongan pedagang.
Golongan yang dianggap jahat, yaitu tukang copet, tukang rampas, begal,
maling dan sebagainya.
2 Kehidupan Ekonomi
Kehidupan Ekonomi kerajaan Pajajaran terbagi menjadi 2 aspek, yakni:
Perdagangan Laut
Kerajaan Padjajaran memiliki enam pelabuhan penting, yakni pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara, Kelapa Sunda Kelapa atau Jakarta
sekarang, dan Ciamuk mungkin Pamanukan Sekarang. Setiap pelabuhan dikepalai oleh seorang syahbandar yang bertanggung jawab
kepada raja dan bertindak sebagai wakil raja di bandar-bandar yang
19
dikuasai. Melalui keenam pelabuhan itu, Kerajaan Padjajaran melakukan perdagangan dengan daerah atau negara lain.
Perdagangan Darat
Kerajaan Padjajaran juga memiliki lalu lintas perdagangan darat yang cukup penting. Jalan darat itu berpusat di Pakuan Padjajaran, ibukota
kerajaan. Jalan yang satu menuju ke arah Timur dan yang lain menuju ke arah Barat.
Jalan menuju kearah Timur menghubungkan Pakuan Pajajaran dengan Karang Sambung yang terletak ditepi sungai Cimanuk, melalui Cileungsi
dan Cibarusa lalu membelok ke Karawang. Dari Tanjung Pura ini kemudiaan diteruskan ke Cikao dan Purwakarta, dan berakhir di Karang
Sambung. Sedangkan jalan yang lain menuju ke arah barat, mulai dari Pakuan
Padjajaran melalui Jayasinga dan Rangkasbitung, menuju Serang dan Berakhir di Banten. Jalan darat lain dari Pakuan Padjajaran menuju
Ciampea mulai dari Muara Cianten. Melalui jalan darat dan sungai tersebut hasil bumi Kerajaan Padjajaran diperdagangkan. Melalui jalan itu
pula bahan yang diperlukan oleh penduduk yang berada didaerah pedalaman disalurkan. Dengan demikian sistem perekonomian di
Kerajaan Padjajaran sudah berkembang dan sudah maju saat itu.