Kerajaan Bali Letak Geografis dan Kehidupan Politik kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di

2 berkembang mengikuti pola perkembangan zaman. Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur yang datang dari luar India dan mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia. 2 Kehidupan Ekonomi Tentang kehidupan perekonomian masyarakat Kutai tidak banyak yang bisa diketahui dari prasasti-prasasti Kutai. Namun melihat letaknya, Kutai sangat strategis, terletak pada jalur aktivitas pelayaran dan perdagangan antara dunia barat dan dunia timur. Di samping itu, letak Kutai yang jauh ke arah pedalaman sangat baik sebagai tempat peristirahatan bagi para pelayar yang melakukan perjalanan jauh. Secara langsung maupun tidak langsung hal ini berpengaruh besar terhadap perkembangan perekonomian masyarakat, di mana perdagangan juga dijadikan mata pencaharian utama.

b. Kerajaan Tarumanegara

1 Kehidupan Sosial Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi dibawah pemerintahan Raja Purnawarman. Hal ini dapat diketahui melalui penafsiran dari Prasasti Ciaruteun yang menyebutkan bahwa telapak kaki Raja Purnawarman disamakan dengan telapak kaki Dewa Wisnu, dimana Dewa Wisnu dipandang sebagai dewa pelindung dunia. Jadi, Raja Purnawarman adalah seorang Raja yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum Brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan sebagai para dewa. 2 Kehidupan Ekonomi Prasasti Tugu menyatakan bahwa Raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak . Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar bagi masyarakat karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir dan sarana-sarana lalu lintas pelayaran perdagangan antardaerah di Kerajaan Tarumanegara atau dengan dunia luar. Juga perdagangan dengan daerah- daerah di sekitarnya. Bahkan sebaliknya masyarakat dapat memenuhi aktivitas kebutuhan hidupnya dari dunia luar, terutama terhadap barang- barang yang tidak dapat dihasilkan oleh rakyat. Akibatnya, kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Tarumanegara sudah berjalan teratur.

c. Kerajaan KalinggaHoling

1 Kehidupan Sosial 3 Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal ini di sebabkan sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di Samping itu juga dikenal sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan menaati segala keputusan Ratu Sima. 2 Kehidupan Ekonomi Kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Holing berkembang pesat. Masyarakat Kerajaan Holing telah mengenal hubungan dagang. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang disebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan perdagangan dengan teratur.

d. Kerajaan Melayu

1 Kehidupan Sosial Sosial Kerajaan Melayu menyerupai Kerajaan Sriwijaya. Para Bangsawaan memeluk agama Budha sedangkan rakyatnya memeluk kepercayaan tradisional. Kegiatan perekonomian yang sering dilakukan adalah berdagang. 2 Kehidupan Ekonomi Kehidupan ekonomi Kerajaan Melayu berfokus pada bidang perdagangan.

e. Kerajaan Sriwijaya

1 Kehidupan Sosial Ketika Raja Balaputra Dewa memerintah, Kerajaan Sriwijaya mencapai perkembangan yang pesat. Raja Balaputra Dewa menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan-kerajaan sekitarnya. Hubungan itu bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan Prasasti Nalanda yang menyebutkan terdapatnya para pelajar dan mahasiswa dari Kerajaan Sriwijaya yang belajar berbagai ilmu di Nalanda. Juga terdapat seorang guru besar agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya yang bernama Dharmapala dan Sakyakirti. Hal itu secara jelas membuktikan bahwa tingkat kehidupan masyarakat Kerajaan Sriwijaya sudah tinggi. 2 Kehidupan Ekonomi Secara geografis, wilayah Kerajaan Sriwijaya mempunyai letak yang strategis, yaitu di tengah-tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Cina. Disamping itu, letak Kerajaan Sriwijaya dekat dengan Selat Malaka yang merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-daerah di Asia Tenggara. Setelah runtuhnya Kerajaan Funan, Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menguasai daerah bekas-bekas kekuasaan Kerajaan Funan, termasuk menguasai Kerajaan Funan, dan menguasai jalur pelayaran perdagangan di Selat Malaka. 4 Penguasaan di Selat Malaka itu mempunyai arti penting terhadap Kerajaan Sriwijaya di dunia Maritim, karena banyaknya kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, beristirahat, bahkan melakukan aktivitas perdagangan. Bertambah ramainya aktivitas perdagangan di Selat Malaka, sangat menguntungkan Kerajaan Sriwijaya. Oleh karena itu, Kerajaan Sriwijaya membangun ibukota baru di Semenanjung Malaka, yaitu di Ligor yang dibuktikan dengan Prasasti Ligor 755 M. Pendirian ibukota Ligor tersebut bukan berarti meninggalkan ibukota di Sumatra Selatan, melainkan hanya untuk melakukan pengawasan lebih dekat terhadp aktivitas perdagangan di Selat Malaka atau menghindari penyeberangan yang dilakukan oleh para pedagang melalui Tanah Genting Kra. Ketika Raja Balaputra Dewa bertahta di Kerajaan Sriwijaya, aktivitas pelayaran dan perdagangan berkembang sangat ramai di Selat Malaka. Hal ini disebabkan terjalinnya hubungan yang erat antara Kerajaan Benggala dan Chola dari India dengan Kerajaan Sriwijaya. Hal itu diperkuat dengan tulisan dari Persia dan Arab. Pada tahun 916 M seorang ahli ilmu bumi dari Persia bernama Abu Zaid Hasan telah berceritera tentang keadaan di Kerajaan Zabaq atau Sribusa Sriwijaya. Abu Zaid Hasan mendapatkan keterangan dri seorang pedagang Arab yang bernama Sulaiman. Abu Zaid Hasan menyebutkan bahwa wilayah Kerajaan Zabaq Sriwijaya sangat luas, tanahnya subur dan juga memiliki daerah kekuasaan di seberang lautan. Kerajaan Zabaq Sriwijaya terletak di tengah-tengah jalan perdagangan Arab dengan China . Sementara itu, Mas’udu orang Arab menulis tahun 995 M mengatakan bahwa Kerajaan Zabaq mempunyai penduduk yang sangat banyak dan tentara yang besar jumlahnya dengan perahu yang cepat. Namun seluruh daerah Zabaq tak mungkin dikunjungi dalam waktu dua tahun. Hasil bumi Kerajaan Sriwijaya adalah modal utama bagi masyarakatnya untuk terjun dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan.

f. Kerajaan Mataram Kuno

1 Kehidupan Sosial Berbagai prasasti menggambarkan bahwa pada zaman Kerajaan Mataram, hubungan antara kalangan istana dan desa-desa cukup erat. Walaupun terdapat perbedaan antara keadaan di Keraton dan di desa, rakyat biasa tidaklah terasing dari kalangan keraton. Selain itu telah terdapat pembagian tugas yang jelas diantara apparat Kerajaan.