9
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Aceh berkembang Pesat. Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada terutama daerah-daerah pantai timur dan barat
Sumatra menambah jumlah ekspor ladanya. Sementara itu, Aceh dapat berkuasa atas selat Malaka yang merupakan jalan dagang Internasional . Selain Bangsa Belanda
dan Inggris, bangsa asing lainnya seperti Arab, Persia, Turki, India, Siam, Cina, Jepang, juga berdagang dengan Aceh. Barang-barang yang diekspor dan diimpor
Aceh seperti beras, lada, timah, emas, perak, minyak wangi, tekstil dan rempah- rempah.
e. Kehidupan Budaya
Kehidupan Budaya masyarakat Aceh dipengaruhi oleh kebudayaan dari agama Islam. Pada massa Sultan Iskandar Thani, terdapat sastrawan ternama, yaitu
Nuruddin ar-Ranirry dan Hamzah Fansuri.
2. Kerajaan Demak a. Letak Geografis
Berdirinya Kerajaan Demak dilatarbelakangi oleh melemahnya pemerintahan Kerajaan Majapahit atas daerah-daerah pesisir utara Jawa. Daerah-daerah pesisir
seperti Tuban dan Cirebon sudah mendapat pengaruh Islam. Dukungan daerah- daerah yang juga merupakan jalur perdagangan yang kuat ini sangat berpengaruh
bagi pendirian Demak sebagai Kerajaan Islam yang merdeka dari Majapahit.
b. Kehidupan Politik
Raden Patah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Pada massa pemerintahan Raden Patah, wilayah kekuasaan kerajaan Demak meliputi daerah
Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa daerah di Kalimantan.
Adipati Unus memerintah Demak dari tahun 1518-1521 setalah wafatnya Raden
Patah. Waktu pemerintahan Adiapati Unus tidak begitu lama, namun namanya cukup dikenal sebagai panglima perang yang memimpin pasukan Demak
menyerang Portugis di Malaka.
Sultan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Sultan
Trenggana memperluas daerah kekuasaannya sampai ke Jawa Barat yaitu Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.
c. Kehidupan Sosial
Kehidupan Sosial Kerajaan Demak tidak jauh berbeda dengan kehidupan sosial pada masa sebelumnya. Hanya pada masa kekuasaan Demak, kehidupan
masyarakat telah diatur oleh aturan-aturan atau hukum-hukum yang berlaku dalam ajaran Islam, tetapi tidak begitu saja meninggalkan tradisi lama, sehingga muncullah
system kehidupan sosial masyarakat yang telah mendapat pengaruh Islam.
d. Kehidupan Ekonomi
10
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak sebagai kerajan Maritim, Demak menjalankan fungsinya sebagai penghubung transito antara daerah penghasil rempah-
rempah. Kerajaan Demak mengusahakan kerja sama yang baik dengan daerah-daerah di pantai utara Pulau Jawa yang telah menganut agama Islam, sehingga tercipta
semacam federasi atau persemakmuran dengan Demak sebagai pemimpinannya.
e. Kehidupan Budaya
Kehidupan Budaya Kerajaan Demak berkembang dengan pesat karena mendapat dukungan atau campur tangan dari Para Wali atau Sunan. Diantara Para
Wali atau sunan yang aktif di Demak adalah Sunan Kalijaga. Beliau banyak memberi saran sehingga Demak merupakan semacam Negara theokrasi , yaitu Negara atas
dasar agama.
3. Kerajaan Banten a. Letak Geografis
Kerajaan Banten meliputi wilayah sebelah barat pantai Jawa sampai ke Lampung Selat Sunda. Daerah ini sebelumnya merupakan daerah tetangga
Kerajaan Padjajaran, yang dalam Carita Parahyangan dikenal dengan nama Wahanten Girang. Peletak dasar Kerajaan Banten adalah Syarif Hidayatullah atau
Sunan Gunung Jati.
b. Kehidupan Politik
Berkembangya Kerajaan Banten, tidak dapat dipisahkan dari peranan raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Banten :
- Raja Hassanudin memerintah Banten dari tahun 1552-1570 M. Ia meletakkan
dasar-dasar pemerintahan Kerajaan Banten dan mengangkat dirinya sebagai Raja Pertama. Raja Hassanudin juga memperluas wilayah kekuasaannya ke
Lampung.
- Panembahan Yusuf menjadi Raja Banten setelah meninggalnya Raja
Hassanudin ayahnya. Ia juga berusaha untuk memperluas wilayah kekuasaan kerajaannya. Kerajaan Padjajaran merupakan benteng hindu di
Jawa Barat yang berhasil ia kuasai.
- Maulana Muhammad menjadi raja pada umur 9 tahun dengan mendapat gelar
Kanjeng Ratu Banten. Pada tahun 1596 M, Kanjeng Ratu Banten memimpin
pasukan kerajaan Banten untuk menyerang Palembang.
- Abu Mufakir dibantu oleh wali kerajaan yang bernama Jayanegara. Akan
tetapi, ia sangat dipengaruhi oleh pengasuh pangeran yang bernama Nyai
Emban Rangkung.
- Sultan Ageng Tirtayasa memerintah Banten pada tahun 1651-1692 M. Ia
menggantikan posisi ayahnya yai tu Sultan Abu’ Ma’ali yang telah wafat.
Dibawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Kerajaan Banten mencapai