Kerajaan Mataram Kuno Jelaskan letak geografis kekuasaan dan kehidupan politik kerajaan-kerajaan Hindu-Budha

13 masyarakat dapat memenuhi aktivitas kebutuhan hidupnya dari dunia luar, terutama terhadap barang-barang yang tidak dapat dihasilkan oleh rakyat. Akibatnya, kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Tarumanegara sudah berjalan teratur. c. Kerajaan KalinggaHoling 1 Kehidupan Sosial Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal ini di sebabkan sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di Samping itu juga dikenal sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan menaati segala keputusan Ratu Sima. 2 Kehidupan Ekonomi Kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Holing berkembang pesat. Masyarakat Kerajaan Holing telah mengenal hubungan dagang. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang disebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan perdagangan dengan teratur.

d. Kerajaan Melayu

1 Kehidupan Sosial Sosial Kerajaan Melayu menyerupai Kerajaan Sriwijaya. Para Bangsawaan memeluk agama Budha sedangkan rakyatnya memeluk kepercayaan tradisional. Kegiatan perekonomian yang sering dilakukan adalah berdagang. 2 Kehidupan Ekonomi Kehidupan ekonomi Kerajaan Melayu berfokus pada bidang perdagangan.

e. Kerajaan Sriwijaya

1 Kehidupan Sosial Ketika Raja Balaputra Dewa memerintah, Kerajaan Sriwijaya mencapai perkembangan yang pesat. Raja Balaputra Dewa menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan-kerajaan sekitarnya. Hubungan itu bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan Prasasti Nalanda yang menyebutkan terdapatnya para pelajar dan mahasiswa dari Kerajaan Sriwijaya yang belajar berbagai ilmu di Nalanda. Juga terdapat seorang guru besar agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya yang bernama Dharmapala dan Sakyakirti. Hal itu secara jelas membuktikan bahwa tingkat kehidupan masyarakat Kerajaan Sriwijaya sudah tinggi. 2 Kehidupan Ekonomi Secara geografis, wilayah Kerajaan Sriwijaya mempunyai letak yang strategis, yaitu di tengah-tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Cina. Disamping itu, letak Kerajaan Sriwijaya dekat dengan Selat Malaka yang merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-daerah di Asia Tenggara. 14 Setelah runtuhnya Kerajaan Funan, Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menguasai daerah bekas-bekas kekuasaan Kerajaan Funan, termasuk menguasai Kerajaan Funan, dan menguasai jalur pelayaran perdagangan di Selat Malaka. Penguasaan di Selat Malaka itu mempunyai arti penting terhadap Kerajaan Sriwijaya di dunia Maritim, karena banyaknya kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, beristirahat, bahkan melakukan aktivitas perdagangan. Bertambah ramainya aktivitas perdagangan di Selat Malaka, sangat menguntungkan Kerajaan Sriwijaya. Oleh karena itu, Kerajaan Sriwijaya membangun ibukota baru di Semenanjung Malaka, yaitu di Ligor yang dibuktikan dengan Prasasti Ligor 755 M. Pendirian ibukota Ligor tersebut bukan berarti meninggalkan ibukota di Sumatra Selatan, melainkan hanya untuk melakukan pengawasan lebih dekat terhadp aktivitas perdagangan di Selat Malaka atau menghindari penyeberangan yang dilakukan oleh para pedagang melalui Tanah Genting Kra. Ketika Raja Balaputra Dewa bertahta di Kerajaan Sriwijaya, aktivitas pelayaran dan perdagangan berkembang sangat ramai di Selat Malaka. Hal ini disebabkan terjalinnya hubungan yang erat antara Kerajaan Benggala dan Chola dari India dengan Kerajaan Sriwijaya. Hal itu diperkuat dengan tulisan dari Persia dan Arab. Pada tahun 916 M seorang ahli ilmu bumi dari Persia bernama Abu Zaid Hasan telah berceritera tentang keadaan di Kerajaan Zabaq atau Sribusa Sriwijaya. Abu Zaid Hasan mendapatkan keterangan dri seorang pedagang Arab yang bernama Sulaiman. Abu Zaid Hasan menyebutkan bahwa wilayah Kerajaan Zabaq Sriwijaya sangat luas, tanahnya subur dan juga memiliki daerah kekuasaan di seberang lautan. Kerajaan Zabaq Sriwijaya terletak di tengah-tengah jalan perdagangan Arab dengan China. Sementara itu, Mas’udu orang Arab menulis tahun 995 M mengatakan bahwa Kerajaan Zabaq mempunyai penduduk yang sangat banyak dan tentara yang besar jumlahnya dengan perahu yang cepat. Namun seluruh daerah Zabaq tak mungkin dikunjungi dalam waktu dua tahun. Hasil bumi Kerajaan Sriwijaya adalah modal utama bagi masyarakatnya untuk terjun dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan.

f. Kerajaan Mataram Kuno

1 Kehidupan Sosial Berbagai prasasti menggambarkan bahwa pada zaman Kerajaan Mataram, hubungan antara kalangan istana dan desa-desa cukup erat. Walaupun terdapat perbedaan antara keadaan di Keraton dan di desa, rakyat biasa tidaklah terasing dari kalangan keraton. Selain itu telah terdapat pembagian tugas yang jelas diantara apparat Kerajaan. 15 Dalam upaya menjaga keamanan desa, terdapat berbagai peraturan hukum yang harus ditaati oleh semua orang termasuk pegawai-pegawai kerajaan. Peraturan- peraturan itu perlu ditegakkan, karena pada masa itu terdapat penjahat-penjahat yang menggangu keamanan. Keadaan seperti itu menandakan bahwa kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Mataram sudah teratur. 2 Kehidupan Ekonomi Secara alamiah, alam Bhumi Mataram tertutup dari dunia luar sehingga kerajaan sulit berkembang. Selain itu sungai-sungai tidak dapat digunakan sebagai sarana transportasi seperi daerah-daerah lain. Dengan keadaan alam seperti ini, rakyat Kerajaan Mataram tidak dapat mengembangkan aktivitas perekonomiannya dengan pesat. Pada masa pemerintahan Kayuwangi, berkembang usaha-usaha untuk memajukan pertanian. Lalu pada masa pemerintahan Raja Balitung, kehidupan perekonomian mulai berkembang. Raja memerintah pusat-pusat perdagangan seperti disebutkan dalam Prasasti Purworejo 900 M. Pada Prasasti Wonogiri 903 M diterangkan bahwa desa-desa yang terletak dikanan kiri Sungai Bengawan Solo dibebaskan dari pajak dengan catatan, penduduk desa itu harus menjamin kelancaran hubungan lalu lintas melalui sungai tersebut. Kejadian itu menunjukkan bahwa Raja Balitung sudah berusaha menjamin soal pengangkutan. g. Kerajaan Medang Kamulan 1