Kerajaan Pajajaran Letak Geografis dan Kehidupan Politik kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di

4 Penguasaan di Selat Malaka itu mempunyai arti penting terhadap Kerajaan Sriwijaya di dunia Maritim, karena banyaknya kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, beristirahat, bahkan melakukan aktivitas perdagangan. Bertambah ramainya aktivitas perdagangan di Selat Malaka, sangat menguntungkan Kerajaan Sriwijaya. Oleh karena itu, Kerajaan Sriwijaya membangun ibukota baru di Semenanjung Malaka, yaitu di Ligor yang dibuktikan dengan Prasasti Ligor 755 M. Pendirian ibukota Ligor tersebut bukan berarti meninggalkan ibukota di Sumatra Selatan, melainkan hanya untuk melakukan pengawasan lebih dekat terhadp aktivitas perdagangan di Selat Malaka atau menghindari penyeberangan yang dilakukan oleh para pedagang melalui Tanah Genting Kra. Ketika Raja Balaputra Dewa bertahta di Kerajaan Sriwijaya, aktivitas pelayaran dan perdagangan berkembang sangat ramai di Selat Malaka. Hal ini disebabkan terjalinnya hubungan yang erat antara Kerajaan Benggala dan Chola dari India dengan Kerajaan Sriwijaya. Hal itu diperkuat dengan tulisan dari Persia dan Arab. Pada tahun 916 M seorang ahli ilmu bumi dari Persia bernama Abu Zaid Hasan telah berceritera tentang keadaan di Kerajaan Zabaq atau Sribusa Sriwijaya. Abu Zaid Hasan mendapatkan keterangan dri seorang pedagang Arab yang bernama Sulaiman. Abu Zaid Hasan menyebutkan bahwa wilayah Kerajaan Zabaq Sriwijaya sangat luas, tanahnya subur dan juga memiliki daerah kekuasaan di seberang lautan. Kerajaan Zabaq Sriwijaya terletak di tengah-tengah jalan perdagangan Arab dengan China . Sementara itu, Mas’udu orang Arab menulis tahun 995 M mengatakan bahwa Kerajaan Zabaq mempunyai penduduk yang sangat banyak dan tentara yang besar jumlahnya dengan perahu yang cepat. Namun seluruh daerah Zabaq tak mungkin dikunjungi dalam waktu dua tahun. Hasil bumi Kerajaan Sriwijaya adalah modal utama bagi masyarakatnya untuk terjun dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan.

f. Kerajaan Mataram Kuno

1 Kehidupan Sosial Berbagai prasasti menggambarkan bahwa pada zaman Kerajaan Mataram, hubungan antara kalangan istana dan desa-desa cukup erat. Walaupun terdapat perbedaan antara keadaan di Keraton dan di desa, rakyat biasa tidaklah terasing dari kalangan keraton. Selain itu telah terdapat pembagian tugas yang jelas diantara apparat Kerajaan. 5 Dalam upaya menjaga keamanan desa, terdapat berbagai peraturan hukum yang harus ditaati oleh semua orang termasuk pegawai-pegawai kerajaan. Peraturan-peraturan itu perlu ditegakkan, karena pada masa itu terdapat penjahat-penjahat yang menggangu keamanan. Keadaan seperti itu menandakan bahwa kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Mataram sudah teratur. 2 Kehidupan Ekonomi Secara alamiah, alam Bhumi Mataram tertutup dari dunia luar sehingga kerajaan sulit berkembang. Selain itu sungai-sungai tidak dapat digunakan sebagai sarana transportasi seperi daerah-daerah lain. Dengan keadaan alam seperti ini, rakyat Kerajaan Mataram tidak dapat mengembangkan aktivitas perekonomiannya dengan pesat. Pada masa pemerintahan Kayuwangi, berkembang usaha-usaha untuk memajukan pertanian. Lalu pada masa pemerintahan Raja Balitung, kehidupan perekonomian mulai berkembang. Raja memerintah pusat-pusat perdagangan seperti disebutkan dalam Prasasti Purworejo 900 M. Pada Prasasti Wonogiri 903 M diterangkan bahwa desa-desa yang terletak dikanan kiri Sungai Bengawan Solo dibebaskan dari pajak dengan catatan, penduduk desa itu harus menjamin kelancaran hubungan lalu lintas melalui sungai tersebut. Kejadian itu menunjukkan bahwa Raja Balitung sudah berusaha menjamin soal pengangkutan.

g. Kerajaan Medang Kamulan

1 Kehidupan Sosial Kehidupan sosial masyarakat sudah teratur. Dalam kehidupan sosial, masyarakat dibedakan berdasarkan pembagian kasta dalam masyarakat Hindu, juga berdasarkan kedudukan sorang dalam masyarakat, baik kedudukan dalam struktur birokrasi maupun kekayaan material dan lain-lain. 2 Kehidupan Ekonomi Ketika Raja Airlangga berhasil mengembalikan kekuatan Kerajaan Medang Kamulan, kegiatan perekonomian kerajaannya dibangun kembali. Seperti yang disebutkan dalam Prasasti Kolagen, Raja Airlangga memerintahkan pembuatan tanggul-tanggul di tepian Sungai Brantas agar kapal-kapal dapat berlayar menyusuri Sungai Berantas sampai ke pusat pemerintahan. Kapal-kapal dagang asing, yang melakukan kegiatan di Kerajaan Medang Kamulan berasal dari Benggala, Ceylon, Chola, Campa, dan Burma. Barang-barang dagangan yang diperjual belikan diantaranya beragam tekstil,barang-barang dari porselin sebagai barang Impor, dan barang-barang yang berasal dari Jawa seperti beras, daging, kayu dan sebagainya. 6

h. Kerajaan Kediri

1 Kehidupan Sosial Pada masa Kejayaan Kediri, perhatian raja terhadap kehidupan sosial masyarakatnya bertambah besar. Hal ini dibuktikan dengan munculnya kitab- kitabkarangan yang mencerminkan kehidupan sosial masyarakat pada masa itu. Seperti kitab Lubhadaka . Kitab ini mengandung pelajaran moral bahwa tinggi rendahnya martabat seseorang tidak ditentukan berdasarkan asal dan kedudukan, melainkan berdasarkan tingkah lakunya. Disamping itu, sejak zaman pemerintahan Raja Jayabaya terdapat usaha- usaha untuk memberikan perlindungan terhadap para ahli sastra, sehingga mereka dapat mengembangkan kreativitas untuk menciptakan karangan- karangan bermutu. Juga, raja memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyat. Sikap memberi perlindungan ini merupakan suatu alat yang efektif untuk melihat perkembangan kehidupan sosial masyarakat Kediri. Tercatat dalam kronik-kronik Kerajaan Cina, bahwa: a Rakyat Kediri pada umumnya telah memiliki tempat tinggal yang baik b Hukuman yang dilaksanakan ada 2 macam, yaitu hukuman denda dan hukuman mati khusus bagi pencuri dan perampok c Kalau sakit, rakyat tidak mencari obat, tetapi cukup memuja para dewa d Pakaian cukup rapi e Kalau raja bepergian dikawal oleh pasukan berkuda dan pasukan darat 2 Kehidupan Ekonomi Catatan-catatan para pedagang Cina yang dikumpulkan jadi kronik-kronik kerajaan, dengan jelas menyebutkan tentang kehidupan rakyat Kediri dalam bidang perekonomian seperti berikut ini. a Kediri banyak menghasikan beras. b Barang-barang dagangan lain yang laku dipasaran pada saat itu adalah emas, perak, daging, kayu cendana, pinang dan lain sebagainya. c Letak Kerajaan Kediri sangat strategis dalam pelayaran perdagangan antara Indonesia Timur dan Indonesia Barat. d Pajak rakyat terdiri dari hasil bumi seperti beras, kayu, dan palawija.

i. Kerajaan Singasari

1 Kehidupan Sosial Ketika Ken Arok menjadi akuwu di Tumapel, ia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Terjaminnya kehidupan sosial masyarakat Tumapel mengakibatkan bergabungnya daerah-daerah yang berada di sekitar daerah Tumapel. Keadaan seperti ini mengakibatkan kaum Brahmana Kediri