Materi Peluang Untuk Siswa SMK Bidang Keahlian Bisnis dan

16 pengkajian bagian-bagian yang dikenal dan secara bertahap menuju bagian yang lebih kompleks. Dari berbagai pendapat tersebut, secara garis besar matematika dapat dipandang sebagai suatu bidang ilmu yang dikaji secara bertahap sekaligus sebagai alat berfikir untuk membantu manusia menyelesaikan berbagai permasalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sebagai ilmu pengetahuan membutuhkan proses pembelajaran sebagai wadah untuk membangun pengetahuan di benak siswa. Dalam proses pembelajaran matematika terjadi proses pembentukkan pengetahuan matematika. Menurut Cobb Erman, 2001:71 dalam proses belajar matematika siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika. Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli tersebut, maka pembelajaran matematika dapat dimaknai sebagai wadah untuk mengkonstruksi pengetahuan matematika siswa yang didorong oleh guru melalui komunikasi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yakni mengembangkan potensi siswa dalam bidang matematika.

b. Materi Peluang Untuk Siswa SMK Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen Mata pelajaran matematika termasuk dalam kelompok mata pelajaran wajibpokok. Mata pelajaran matematika di SMK Bisnis dan Manajemen khususnya untuk program keahlian akuntansi memuat 11 Standar Kompetensi SK. Salah satu materi yang wajib diajarkan adalah materi peluang. Peluang merupakan materi yang diajarkan pada siswa SMK berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut: 17 Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Peluang Pada SMK Kelas XI Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 9. Memecahkan masalah dengan konsep teori peluang 9.1 Mendeskripsikan kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi 9.2 Menghitung peluang suatu kejadian BSNP, 2006:129 Materi peluang yang diajarkan pada SMK kelas XI semester dua mencakup 2 materi utama yakni kaidah pencacahan dan peluang. Materi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 Kaidah Pencacahan, Permutasi dan Kombinasi a Aturan Penjumlahan Jika kegiatan pertama dapat diselesaikan dengan k 1 cara, kegiatan kedua dapat dikerjakan dengan k 2 cara, dan seterusnya sampai dengan kegiatan ke- n dapat dikerjakan dengan k n cara, serta semua kegiatan tidak dapat dilakukan secara bersamaan atau berkelanjutan maka banyak kemungkinan cara untuk menyelesaikan semua kegiatan tersebut adalah K, dimana; Konsep aturan penjumlahan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bidang bisnis dan manajemen. Salah satunya adalah masalah perhitungan banyaknya barang yang terjual di beberapa toko berbeda. Contoh, Pak Ahong memiliki 5 toko alat tulis. Pak Ahong ingin mengecek persedian pensil yang ada di tokonya. Jika terdapat 12 lusin 18 pensil di toko pertama, 10 lusin pensil di toko kedua, 5 lusin pensil di toko ketiga, 2 lusin pensil di toko keempat, dan 6 lusin pensil di toko kelima. Maka banyaknya pensil di toko Pak Ahong adalah: Jadi, terdapat 35 lusin pensil di toko Pak Ahong. b Aturan Perkalian Jika kegiatan pertama dapat dikerjakan dengan k 1 cara, diikuti kegiatan kedua yang dapat dikerjakan dengan k 2 cara dan seterusnya sampai dengan kegiatan ke-n yang dapat dikerjakan dengan k n cara, serta semua kegiatan dapat dilakukan secara bersamaan atau berkelanjutan maka banyak kemungkinan cara untuk menyelesaikan kegiatan tersebut adalah K, dimana; Konsep aturan perkalian dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan bidang bisnis dan manajemen. Misal, perhitungan banyaknya nomor rekening yang dapat dibuat oleh bank yang menggunakan beberapa digit nomor. c Notasi Faktorial Hasil kali bilangan asli berurutan disebut faktorial. Hasil kali n bilangan asli pertama disebut n faktorial dan ditulis dengan notasi n. Untuk setiap bilangan asli n, maka n faktorial didefinisikan sebagai berikut; 19 d Permutasi Permutasi n objek adalah semua susunan berbeda yang terdiri atas n objek dengan memperhatikan urutan. Permuatsi ini dinyatakan dengan notasi . Permutasi dibagi menjadi 4 macam sebagai berikut. i. Permutasi n objek dari n objek yang berlainan. Banyak permutasi n objek dari n objek berlainan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. Konsep permutasi n objek dari n objek berlainan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada bidang bisnis dan manajemen. Misalnya penentuan banyaknya kode produksi yang dapat dibuat dari 5 digit angka terdiri dari angka 1-5 tanpa pengulangan. Banyaknya kode dapat dihitung menggunakan rumus permutasi n objek dari n objek berlainan sebagai berikut. Jadi, terdapat 120 kode produksi yang dapat dibuat dari 5 digit angka terdiri dari angka 1-5 tanpa pengulangan. ii. Permutasi r objek dari n objek yang berlainan. Banyak permutasi r objek yang diambil dari n objek yang berlainan dirumuskan: 20 Konsep permutasi semacam ini dapat ditemui dalam bidang bisnis dan manajemen. Contoh, untuk menentukan banyak susunan nama calon ketua CEO dan manajer yang mungkin di sebuah perusahaan jika terdapat 5 nama calon yang tersedia, maka dapat dihitung menggunakan rumus permutasi r objek dari n objek yang berlainan seperti berikut. Jadi, terdapat 20 susunan nama calon ketua CEO dan manajer yang mungkin terbentuk. iii. Permutasi dengan beberapa objek yang sama. Misalkan dari n unsur yang tersedia, terdapat n 1 unsur yang sama, n 2 unsur yang sama, n 3 unsur yang sama sampai n k unsur yang sama, maka banyaknya permutasi dari n unsur tersebut dapat ditentukan dengan rumus: Beberapa masalah di kehidupan sehari-hari dapat diselesaikan menggunakan konsep permutasi semacam ini. Contoh untuk menghitung banyaknya susunan iklan produk yang ditayangkan di televisi berdasarkan jenis produknya. Misal, sebuah acara di salah satu stasiun tv menanyangkan 5 iklan produk di setiap jeda acara sebagai 21 bentuk promosi dari sponsor acara. Jika 5 iklan tersebut terdiri dari 2 iklan produk makanan, 1 iklan produk rokok, dan 2 iklan produk kecantikan, maka banyak susunan iklan berdasarkan jenisnya yang dapat ditayangkan dapat dihitung dengan rumus permutasi dengan beberapa objek yang sama seperti berikut. Jadi, terdapat 30 susunan iklan yang mungkin dapat ditayangkan. iv. Permutasi siklis. Jika tersedia n unsur yang berbeda, maka banyaknya permutasi siklis yang mungkin dapat ditentukan menggunakan rumus: Konsep permutasi seperti ini dapat ditemui dalam penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Contoh menghitung banyaknya susunan tempat duduk 4 orang yang duduk melingkari sebuah meja budar. Banyaknya susunan dapat dihitung dengan rumus permutasi siklis sebagai berikut. Jadi, terdapat 6 susunan tempat duduk melingkar dari keempat orang tersebut. 22 e Kombinasi Kombinasi juga merupakan bagian dari aturan perkalian. Kombinasi merupakan suatu susunan objek-objek yang tidak memperhatikan urutan. Kombinasi r objek yang diambil dari n objek yang berbeda dinotasikan dengan dan banyaknya dapat ditentukan dengan rumus: Konsep kombinasi mudah ditemukan dalam masalah kehidupan sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan bisnis dan manajemen. Salah satunya adalah penggunaan konsep kombinasi untuk menghitung banyaknya menu yang mungkin dijual oleh toko es krim.Contoh, sebuah toko menjual es krim dengan 3 rasa yang berbeda untuk setiap cone. Jika di toko tersebut tersedia 5 rasa es krim yang berbeda, maka banyak kombinasi es krim yang mungkin dijual dapat dihitung sebagai berikut. Jadi, terdapat 10 kombinasi es krim 3 dari 5 rasa yang dapat dijual toko tersebut. 2 Peluang Suatu Kejadian a Ruang Sampel, Kejadian, dan Titik Sampel Bain Engelhardt 1991:2 mendefinisikan ruang sampel sebagai berikut. “The set of all possible outcomes of an experiment is called sample space, denoted by S”. 23 Maksud dari pernyataan tersebut adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari sebuah percobaan disebut ruang sampel dan dinotasikan dengan S. Banyaknya anggota ruang sampel dinotasikan dengan nS. Sedangkan titik sampel adalah anggota dari ruang sampel. Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel. Konsep ruang sampel, titik sampel, dan kejadian sangat mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya seorang pebisnis ingin melakukan percobaan menjual sepetak tanah. Ruang sampel dari percobaan tersebut, yakni sebagai berikut. Setiap anggota dari S, yaitu berhasil menjual dan gagal menjual, dinamakan titik sampel. Sedangkan salah satu kejadian yang mungkin dari percobaan tersebut adalah pebisnis berhasil menjual sepetak tanah. b Peluang Suatu Kejadian Jika kejadian A terjadi dalam nA cara dari keseluruhan nS cara yang mempunyai kemungkinan sama, maka peluang kejadian A dapat ditentukan dengan rumus berikut ini. Dalam bidang bisnis, perhitungan peluang merupakan hal penting untuk diperhatikan. Melalui konsep peluang suatu kejadian, seorang pebisnis dapat menghitung peluang keberhasilan bisnis yang dijalankan. Hasil perhitungan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan rencana 24 bisnis yang akan dijalankan. Contoh, 2 perusahaan yang bergerak di bidang konsultan properti sedang bersaing untuk memenangkan tender proyek pembuatan perumahan. Jika perusahaan A menawarkan 2 konsep perumahan dan perusahaan B menawarkan 1 konsep perumahan yang akan dibangun serta setiap konsep memiliki peluang yang sama untuk diterima, maka peluang untuk masing-masing perusahaan dalam memenangkan tender dapat dihitung sebagai berikut. Peluang perusahaan A : Peluang perusahaan B : Sehingga, dapat dilihat bahwa perusahaan A memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan tender dibanding perusahaan B. c Frekuensi Harapan Frekuensi harapan kejadian A dalam N percobaan dapat ditentukan dengan rumus berikut ini. dengan PA = peluang kejadian A . Frekuensi harapan juga disebut sebagai frekuensi relatif. Konsep frekuensi harapan suatu kejadian juga dapat ditemui dalam bidang bisnis dan 25 manajemen. Dalam bidang bisnis asuransi, perusahaan dapat menghitung biaya yang mungkin dikeluarkan untuk kliennya melalui perhitungan frekuensi harapan. Misal, di sebuah daerah terdapat 10 anak yang terdaftar dalam perusahaan asuransi yang sama. Daerah tersebut sedang terjangkit penyakit demam berdarah. Hasil survey menunjukkan bahwa peluang seorang anak terkena DBD adalah 0,3. Maka frekuensi relatif kesepuluh anak tersebut terjangkit DBD dapat dihitung sebagai berikut: Jadi, frekuensi relatif anak terkena DBD adalah 3. Dengan mengetahui hasil perhitungan frekuensi ralatif tersebut, perusahaan dapat memperkirakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya kesehatan kliennya. d Peluang Kejadian Majemuk Kejadian majemuk adalah gabungan dari dua atau lebih kejadian. Terdapat tiga peluang kejadian majemuk yang dapat dipelajari yakni peluang komplemen suatu kejadian, peluang kejadian saling bebas dan peluang kejadian saling lepas. i. Peluang komplemen suatu kejadian Dalam sebuah percobaan terkadang terdapat dua kejadian yang saling berkebalikan. Contohnya dalam bidang bisnis, seorang pebinis dapat mengalami kejadian untung atau kejadian rugi. Kedua kejadian ini merupakan dua kejadian yang saling berkebalikan. Dalam matematika kejadian untung dapat dikatakan sebagai komplemen dari kejadian rugi. Jika terdapat peluang suatu kejadian, misal PE, maka peluang 26 komplemen kejadian, yakni PE c tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut. ii. Peluang dua kejadian saling bebas Susana 2004:381 dalam bukunya mengemukakan bahwa. “If A and B are events in a sample space S, then A and B are independent if, and only if, ” Berdasarkan pendapat tersebut, maka dua kejadian dikatakan saling bebas jika dan hanya jika, Konsep peluang dua kejadian dapat ditemukan dalam permasalahan yang berkaitan dengan Bisnis dan Manajemen. Contohnya, dalam pemilihan ketua dan wakil ketua CEO pada sebuah perusahaan. Terdapat 5 kandidat, yakni Bapak Zainudin, Bapak Alfa, Bapak Budi mencalonkan diri menjadi ketua, sedangkan Ibu Sarah dan Bapak Yuda mencalonkan diri menjadi wakil ketua. Dengan menggunakan konsep peluang dua kejadian saling bebas dapat ditentukan peluang terpilihnya Bapak Alfa sebagai ketua dan Ibu Sarah sebagai wakil ketua. 27 Jadi, peluang terpilihanya Bapak Alfa sebagai ketua dan Ibu Sarah sebagai wakil ketua adalah . iii. Peluang dua kejadian saling lepas Peluang dua kejadian saling lepas, misal kejadian A dan B, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. Konsep peluang dua kejadian saling lepas juga dapat ditemukan dalam permasalahan yang berkaitan dengan Bisnis dan Manajemen. Contohnya, jika diketahui peluang seorang calon pegawai yang diterima merupakan lulusan S1 ekonomi adalah dan peluang seorang calon pegawai yang diterima merupakan lulusan S1 akuntansi adalah maka dapat ditentukan peluang calon pegawai lulusan S1 ekonomi atau akuntansi sebagai berikut. Jadi, peluang calon pegawai lulusan S1 ekonomi atau akuntansi yang mungkin diterima adalah Materi peluang diberikan pada siswa SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen kelas XI pada semester 2. Materi tersebut dapat dikembangkan melalui sumber belajar yang tepat guna mendukung dan mengefektifkan 28 pembelajaran. Ilmu peluang dapat membantu para pelaku bisnis dalam menentukan keputusan yang akan diambil untuk menjalankan rencana bisnis. Ilmu peluang yang diajarkan pada siswa SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen kelas XI adalah kaidah pencacahan, faktorial, permutasi dan kombinasi, peluang suatu kejadian, frekuensi harapan, serta peluang kejadian majemuk.

c. Karakteristik Siswa SMK

Dokumen yang terkait

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa pada Materi Peluang dengan Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) untuk Siswa SMK.

0 1 120

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 53

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 19

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 19

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas XI

0 0 15