Lembar Kegiatan Siswa LKS

119 Sangat Praktis. Dengan hasil tersebut, maka LKS dapat dinyatakan Sangat Praktis untuk digunakan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan CTL. Pada tahapan implementasi juga dilakukan tes kemampuan pemecahan masalah berupa posttest. Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil ketuntasan klasikal pada tes kemampuan pemecahan masalah mencapai angka sebesar 71,42 dengan kriteria baik. Sesuai dengan tabel 9 pada halaman 74 maka dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan dapat dinyatakan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran CTL. Pada tahapan terakhir pengembangan RPP, yakni tahap evaluasi, dilakukan perbaikan RPP sesuai saran dan masukan yang diterima peneliti selama melakukan uji coba produk.

2. Lembar Kegiatan Siswa LKS

Selain RPP, penelitian ini menghasilkan produk berupa LKS. Sama halnya dengan pengembangan RPP, pengembangan LKS dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi peluang untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah juga menggunakan langkah-langkah pengembangan produk model ADDIE. Model ini meliputi 5 tahap, yakni tahap analisis analysis, tahap perancangan design, tahap pengembangan development, tahap implementasi implementation, dan tahap evaluasi evaluation. LKS disesuaikan dengan pembelajaran CTL dengan memperhatikan langkah-langkah dalam pemecahan masalah menurut teori Poyla. LKS yang dikembangkan dibagi menjadi 3 bagian, yakni LKS Kaidah Pencacahan, LKS Permutasi dan Kombinasi, serta LKS Peluang. LKS yang telah selesai dikembangkan sesuai draft, selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk diberi saran dan masukkan guna perbaikan. LKS yang telah direvisi kemudian diserahkan kepada dosen validator untuk diberikan 120 penilaian. Penilaian LKS dibagi menjadi dua, yakni penilaian oleh ahli materi dan ahli media. Penilaian LKS oleh ahli materi meliputi aspek kualitas materi, aspek kesesuaian dengan syarat didaktik, aspek kesesuaian dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL, aspek kesesuaian dengan kemampuan pemecahan masalah. Berdaskan tabel 16 dilihat dari aspek kualitas materi, LKS memperoleh skor rata-rata 4,1 dengan kriteria sangat baik. Dilihat dari aspek kesesuaian dengan syarat didaktik, LKS memperoleh skor rata-rata 3,8 dengan kriteria baik. LKS memperoleh skor rata-rata 4,07 dengan kriteria sangat baik, ditinjau dari kesesuaian dengan pendekatan CTL. Sedangkan dilihat dari aspek kesesuaian dengan kemampuan pemecahan masalah, LKS memperoleh skor rata-rata 4 dengan kriteria penilaian baik. Berdasarkan penilaian oleh ahli materi, maka dapat disimpulkan LKS memperoleh skor rata-rata 4,05 dengan kriteria Sangat Baik. Penilaian oleh ahli media meliputi 2 aspek, yakni aspek kesesuaian dengan syarat konstruksi dan aspek kesesuaian dengan syarat teknis. Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa LKS memperoleh skor rata-rata 4,05 dengan kriteria sangat baik ditinjau dari aspek kesesuaian dengan syarat konstruksi. Sedangkan dilihat dari aspek kesesuaian dengan syarat teknis, LKS memperoleh skor rata-rata 4,14 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan penilaian oleh ahli media LKS memperoleh skor rata-rata 4,11 dengan kriteria Sangat Baik. Secara keseluruhan, berdasarkan penilaian LKS oleh ahli materi dan ahli media maka LKS yang dikembangkan memperoleh skor rata-rata 4,07. Dari skor rata- rata tersebut maka dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan Valid. Dosen ahli dan guru sebagai validator juga memberikan saran dan masukkan untuk 121 perbaikan LKS. Setelah LKS direvisi sesuai saran dan masukkan, maka LKS selanjutnya digunakan untuk uji coba terbatas pada tahap implementasi. Pada tahap implementasi, uji coba terbatas dilaksanakan dengan melibatkan 28 siswa SMK Bisnis dan Manajemen dan satu guru matematika di SMK YPKK 2 Sleman. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2016 sampai 21 Mei 2016 bertempat di SMK YPKK 2 Sleman. Sesuai dengan RPP yang telah dikembangkan, selama uji coba pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL . Uji coba dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dengan dua kali pertemuan digunakan untuk melaksanakan tes kemampuan pemecahan masalah.Pada awal uji coba dengan LKS, siswa mengalami kebingungan. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa menggunakan LKS dengan pendekatan CTL dalam pembelajaran. Peneliti dibantu guru menjelaskan kepada siswa hal-hal apa saja yang harus dilakukan sehingga siswa mulai terbiasa melaksanakan pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan. Dari pembelajaran siswa mulai menyadari bahwa dengan menemukan sendiri konsep materi akan memudahkan siswa tersebut dalam memahami materi. Selain itu pengambilan contoh masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa juga membantu siswa dalam memahami materi. Melalui kegiatan dalam LKS siswa juga mulai membiasakan diri memecahkan masalah sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga kemampuan pemecahan masalah siswa semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa. Tes kemampuan pemecahan masalah dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan terdiri dari pretest dan posttest. Pretest dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2016 dengan diikuti 28 siswa. Pretest dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal pemecahan masalah siswa. Berdasarkan tabel 19. dapat diketahui bahwa tingkat 122 ketuntasan siswa hanya mencapai 28,57 dengan nilai rata-rata 67,82. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM telah disesuaikan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan oleh SMK YPKK 2 Sleman untuk mata pelajaran matematika yakni 75. Posttest dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2016. Posttest ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa setelah menggunakan LKS yang dikembangkan. Berdasarkan tabel 19. diketahui bahwa tingkat ketuntasan siswa pada posttest sebesar 71,42 dengan nilai rata-rata mencapai 77,54. Ketuntasan nilai posttest siswa telah memenuhi kritertia baik sesuai dengan tabel 9. Selain itu, rata-rata nilai posttest juga mengalami peningkatan dibanding rata-rata nilai pretest. Berikut diagram batang yang menunjukkan peningkatan nilai posttest dibanding pretest pada setiap aspek kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan fakta tersebut maka dapat disimpulkan LKS efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Selain melakukan tes kemampuan pemecahan masalah, pada tahap ini siswa juga diberikan angket respon siswa terdiri dari 20 butir pernyataan dengan 5 opsi 20 40 60 80 100 memahami masalah merencanakan penyelesaian menyelesaikan masalah mengevaluasi hasil Presntase rata- rata pencapaian pada tiap aspek pretest posttest Diagram 1. Hasil presentase pretest dan posttest pada setiap aspek kemampuan pemecahan masalah 123 jawaban. Dari 28 siswa yang telah mengisi angket diperoleh skor rata-rata 4,21 dengan kriteria sangat praktis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan dapat dinyatakan Sangat Praktis untuk digunakan. Selain melalui angket respon siswa, peneliti juga menggunakan instrumen penilaian berupa lembar observasi pembelajaran. Pada tahap evaluasi ini, peneliti juga melakukan perbaikan LKS sesuai dengan saran dan masukan selama proses uji coba berlangsung. Setelah dilakukan revisi, maka LKS menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL pada materi peluang siswa SMK Bisnis dan Manajemen dinyatakan Valid, Sangat praktis, dan Efektif.

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa pada Materi Peluang dengan Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) untuk Siswa SMK.

0 1 120

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 53

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 19

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 19

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 MTsN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas XI

0 0 15