119
BAB V SUARA PEREMPUAN URBAN
DALAM CERPEN-CERPEN KARYA DJENAR MAESA AYU
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca dan memahami materi dalam bab ini diharapkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang berkaitan
dengan aplikasi kriik sastra feminis keika diterapkan pada karya- karya Djenar Maesa Ayu, sehingga memiliki keterampilan untuk
mengaplikasikannya pada karya sastra yang lain.
B. Materi Pembelajaran
1. Pendahuluan
M
obilitas penduduk dari desa ke kota, yang lebih dikenal dengan isilah urbanisasi telah membe rikan dampak luar bisa
bagi perubahan idenitas subjek yang mengalaminya. Manusia- manusia ur ban tersebut, di satu sisi dibentuk oleh idenitas budaya
asalnya, tetapi di sisi lain juga akan mengalami ber bagai pro blem akibat persentuhannya dengan buda ya urban di tempatnya yang
baru. Cerita pendek, sebagai salah satu genre sastra di Indonesia, menco ba merekam manusia urban, seperi dapat disimak dalam
cerpen-cerpen Djenar Maesa Ayu dalam kum pulan JanganMain- Main
DenganKelaminmu 2004. Cerpen-cerpen yang terdapat dalam Jangan Main-Main
Dengan Kelaminmu hampir semuanya berto koh utama perempuan. Mereka digambarkan se bagai para perempuan
urban yang harus meng ha dapi berba gai masalah dalam menjalani kehi dup annya. Melalui ber bagai atribut dan profesi yang
disandangnya seper i orang tua tunggal, ibu rumah tang ga, istri simpanan, pelacur pekerja seks ko mer sial, dan sebagainya para
perempuan terse but men co ba mengatasi berbagai pro blem dan bertahan da lam kerasnya budaya urban yang didominasi dalam
sistem kapitaliame dan patriarkat. Selanjutnya, suara-suara perempuan urban dalam cerpen-cerpen terse but akan dianalisis
dengan meng gunakan kriik sas tra feminis.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka ma salah yang dibahas selanjutnya adalah siapakah para perempuan urban yang
direpresentasikan da lam kum pulan cerpen Jangan Main-Main DenganKelaminmu,ma salah apakah yang mereka hadapi, dan
bagai manakah suara mereka dalam menghadapi ma salah nya? Dengan menggunakan perspekif kriik sastra feminis sejumlah
masalah tersebut akan dipa hami lebih lanjut.
Untuk membahas sejumlah masalah di atas, terlebih dahulu diuraikan kerangka teori mengenai hu bungan antara karya sastra
dengan kenyataan dan kriik sastra feminis. Karya sastra, dalam hal ini khu sus nya cerpen, pada dasarnya diciptakan pengarang
berdasarkan kenyataan. Dalam hubungan antara kar ya sastra dengan kenyataan, Teeuw 1984: 228 menjelaskan adanya hu-
bung an ketegangan antara ke nyataan dan rekaan dalam karya