Latihan dan Tugas KAUM PEREMPUAN PUN

230

BAB XI PERLAWANAN TERHADAP

TRADISI KAWIN PAKSA DALAM NOVEL-NOVEL INDONESIA

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca dan memahami uraian materi dalam bab ini, diharapkan mahasiswa memiliki pemahaman terhadap aplikasi kriik sastra feminis dalam memahami fenomena perlawanan terhadap tradisi kawin paksa dalam sejumlah novel Indonesia.

B. Materi Pembelajaran

1. Pendahuluan

K ultur patriarkat yang menempatkan ayah sebagai orang yang paling berkuasa dalam rumah tangga telah menyebabkan terjadinya perkawinan anak yang dipaksakan oleh orang tua, terutama ayah. Sejumlah novel yang dikaji telah menunjukkan adanya prakik ka win paksa yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, seperi Tapanuli Azab­ dan­ Sengsara, Minangkabau Sii­ Nurbaya, Jawa Widyawai, Para Priayi, dan Perempuan Ber­kalung­ Sorban, dan Papua Namaku Teweraut. Novel-novel tersebut telah menggambarkan dan mengriisi kawin paksa, bahkan juga menggambarkan ke idakbahagiaan dan kegagalan perkawinan yang terjadi karena kawin paksa. Kawin paksa adalah perisiwa perkawinan seseorang yang diatur oleh orang lain, khususnya orang tua, tanpa mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari yang bersangkutan. Pada dasar- nya kawin paksa bertentangan dengan aturan perkawinan yang ada dalam Undang-undang Perkawinan UU RI No 1 1974 Pasal 6 yang menyatakan bahwa perkawinan harus didasarkan pada per- setujuan kedua calon mempelai. Masalah kawin paksa dan per jodoh an yang diatur oleh orang tua keluarga cukup dominan dalam sejumlah novel Indonesia yang dikaji. Tokoh-tokoh dalam beberapa novel tersebut mengalami perkawinan yang diatur oleh orang tuanya atau kawin paksa. Dengan berbagai upayanya tokoh-tokoh generasi muda dalam novel-novel tersebut mencoba untuk mengriisi dan melawan kawin paksa dan perjodohan yang diatur orang tuanya.

2. Perlawanan terhadap Tradisi Kawin Paksa dalam Novel- novel Indonesia

Dalam novel-novel yang dikaji tampak bahwa kawin paksa atau perjodohan yang diatur orang tua idak hanya dialami oleh tokoh- tokoh perempuan, tetapi juga laki-laki, yang menunjukan adanya kekuasaan ayah patriarkis dalam adat isiadat masya rakat dan interpretasi terhadap ajaran agama. Pada kasus ini per kawinan terjadi karena kehendak orang tua, bukan si anak. Orang tualah yang sibuk mencari jodoh untuk anaknya. Pada beberapa novel bahkan terjadi orang tua tetap memaksakan anak nya menikah