Sastra, Realitas, dan Pan dang an Dunia Pengarang

arisik tertentu atau bahwa karya sastra seringkali hanyalah ekspresi ideologis pada masa nya Eagleton 2002: 21. Yang lebih ekstrim lagi, sastra bahkan seringkali hanyalah menjadi alat untuk menyampaikan ideologi tertentu, sehingga memahami karya sastra pada hakikatnya adalah memahami ideologi yang tereleksi dalam karya sastra. Dalam pengerian yang umum ideologi me nga cu kepada himpunan dari nilai, ide, norma, keper cayaan, dan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang yang menjadi dasar dalam menentukan sikap terhadap kejadian atau pro blem yang mereka hadapi. Dalam kaitannya dengan kajian sastra, pengerian ideologi ini sering kali disamakan dengan pandangan dunia wold view yaitu kompleks yang menyeluruh dari ga gasan-gagasan, aspirasi-aspirasi, dan perasaan-perasaan yang menghubungkan secara ber sama-sama anggota suatu kelompok sosial tertentu dan mem pertentangkannya dengan kelompok sosial lainya Goldmann, 1977: 17. Dalam konteks peneliian ini pandangan me ngenai poligami pada sejumlah novel karya para pe nga rang perempuan Indonesia mutakhir akan dipa hami dalam hubungannya dengan kemungkinan pandangan dunia feminisme yang dianggap menda sarinya.

4. Poligami dalam Perspekif Sastrawan Perempuan

Beberapa novel yang menjadi sampel dalam analisis ini adalah: 1 Biru karya Fira Basuki, 2 Geni Jora, dan 3­Perempuan­Berkalung­ Sorban­karya Abidah El-Khalieqy, 4 Dadaisme karya Dewi Sar ika. Novel-novel tersebut dipilih secara purposive karena mengangkat masalah poligami sebagai bagi an dalam verita yang disajikan. Berdasarkan pembacaan dan analisis yang telah dilakukan terhadap novel yang menjadi sampel dite mukan adanya iga buah pola poligami. Pola pertama , poligami dilakukan dengan terbuka, ada izin istri per tama, kedua istri berhubungan dengan baik. Penyebab poligami karena istri pertama idak dapat memberikan keturunan. Pola ini terdapat pada novel Geni Jora karya Abidah Al- Khalieqy dan Dadaisme karya Dewi Sarika. Pola kedua , poligami dilakukan dengan terbuka, istri pertama terpaksa memberi izin, hubungan antara istri pertama dengan kedua kurang baik. Pe nyebab poligami dilakukan karena hubungan antara suami dengan istri pertama idak harmonis, ke duanya meni kah karena perjodohan dan bukan atas landasan saling mencintai, suami melakukan perse lingkuhan yang me nye babkan kehamilan pe rem puan lain. Pola ini terda pat pada novel Perem­ puan­Berkalung­Sorban. Pola keiga, poligami dilakukan dengan sembu nyi-sembunyi, tanpa ada izin istri pertama. Hu bung an antara istri pertama dengan kedua idak baik. Pe nyebab poligami karena hubungan antara suami dengan istri pertama idak harmonis. Suami melakukan perseling kuhan. Pernikahan keduanya karena perjo dohan. Pola ini terdapat pada novel Biru.­ Baik dalam novel Geni Jora maupun Dadaisme, digambarkan prakik poligami, yang relaif tanpa ma salah. Kedua istri memiliki hubungan baik. Da lam Geni Jora mereka inggal di dua rumah berbeda dalam satu pekarangan, sementara dalam Dadaisme, keduanya inggal serumah bersama su aminya. Perni kahan kedua dilakukan karena alasan idak adanya keturunan dengan istri pertama. Dalam Dadaisme, poligami bah kan terjadi karena usul istri pertama. Istri