Fenomena Seks dalam Karya Para Pengarang Pe rem puan

bertambah berat keika Paria pun oleh orang tuanya dipaksa menikah dengan Mas Wiryo. Di tengah frustasi dan kegalau annya antara tetap mempertahankan diri sebagai seo rang lesbian atau- kah harus mengikui tuntutan keluar ganya, Paria sempat berpura- pura menja lin hubungan cinta dengan seorang laki-laki, Mahendra. Pada akhir nya, Paria meninggalkan Mahen dra, yang hampir dini- kahi nya, setelah mendapatkan surat dari Rie yang berada di Prancis dan telah mengakhiri hu bung an nya dengan Renne. Dalam Garis­Tepi­Seorang­Lesbian hubungan homoseks antara Paria de ngan Rie, misalnya tampak pada paparan berikut: Deik-seik menjadi sangat cepat. Menggapai se suatu yang tergapai dalam saat. Aku mera cau. Pedih dalam damai. Pengingkaran cinta atas namanya. Tu han sekali ini maakanlah aku…Sampai aku mengenal Rie Shiva Ashvagosha, saat…Tak ta hu bagaimana prosesnya, iba-iba aku su dah tenang berada dalam dekapan da danya. Me rasakan getaran hebat. Pertama kali sepan jang hidupku….Tanpa berkata apa- apa aku sangat per caya akan cintanya. Entah bagaima na, tapi ada semacam pohon, pohon yang me narikku untuk lebih erat memeluk tubuh yang menim bulkan andrenalinku orgasme.... Herlinaiens, 2000: 91–92. Pada kuipan tersebut tampak bagaimana ke dua orang perempuan Paria dan Rie merasakan kenikmatan hubungan seks sesama jenis. Setelah pe ngalaman perta ma tersebut, berlanjut dengan hu bung an selanjutnya. Meskipun idak menjadi tema sentral seperi dalam Garis­ Tepi­ Seorang­ Lesbian.­ Hubungan homoseks antara Ra ras dengan Violet dalam novel Tabularasa menye babkan hu bung an cinta heteroseks antara Galih de ngan Raras berakhir, karena Raras memendam has rat cinta dengan Vi, teman perempuannya. Kepu tusan Raras untuk meninggalkan Galih, yang telah menjadi kekasih dan menghamilinya juga diperkuat oleh kebera nian sahabat Raras, seorang gay yang me- mutuskan menikahi pa sangan gaynya Raih, 2003: 80 . Dalam Larung, adegan seks antara kedua orang pe rem puan dilakukan oleh tokoh Shakuntala dengan Laila Utami, 2003: 132, 152–153. Dalam novel tersebut Laila, yang sangat mencintai Sihar meng alami frus tasi kare na ren cana kencan dengan Sihar yang sudah ditunggu-tunggu dan dipersiapkan dengan penuh gairah gagal dilaksa nakan karena ternyata Sihar da tang ke Amerika dengan diikui istrinya. Hubung an homoseksual dalam Dadaisme dila kukan antara tokoh Jing dengan Ken. Dalam hal ini, sebelum mengenal Jing, Ken sedang menunggu hari perni kahannya dengan kekasihnya Sarika, 2003: 205, 207. Hu bungan homoseksual dalam Mahadewa­Mahadewi, dilakukan antara tokoh Gangga dengan Prasetyo Yusuf, 2003: 60. Dalam Saman diceritakan sepasang laki-laki homo, Dhimas dan Ruben sedang terlibat dalam proyek bersama menulis sebuah novel Utami, 1998: 2, 8. Dari enam buah novel yang menggabarkan hu bungan homoseksual, iga buah memiliki kecen de rungan memandang homoseksual sebagai hal yang pening untuk diakui eksistensinya, Garis­ Tepi­ Seorang­ Lesbian,­ Taularasa, dan ­ Larung. Garis Tepi Seorang­Lesbian­ dan­Larung­ dapat dikatakan mendukung ga gasan les bi anisme, sementara Tabularasa mendukung les bi anisme mau pun gay. Wa laupun ­ Mahadewa-Mahadewi,­ Dadaisme, dan Saman juga menggambarkan hubungan homoseksual gay, keber adaannya idak ideologis, apalagi kedua novel tersebut dapat dikatakan lebih banyak menggambar kan hu bung an seks heteroseksual. Digambarkannya hubungan homoseksual da lam Garis Tepi­ Seorang­ Lesbian,­ Tabularasa, dan­ Larung dapat diang gap mere leksikan pan dangan feminisme radikal. Feminisme radi- kal mendasarkan pada suatu tesis bahwa penin dasan terhadap perempuan berakar pada ideologi patriarkat sebagai tata nilai dan otoritas utama yang mengatur hubungan laki-laki dan perempuan secara umum, yang menjadi akar penindasan perempuan. Perhai- an utama aliran ini adalah kampanye me nentang “kekerasan seksual” eksploitasi perempuan secara seksual dari dalam pornograi. Di samping itu, aliran ini juga mengan jurkan gaya hidup lesbian karena dengan cara ini perempuan dapat terlepas dari penindasan kaum laki-laki Dzuhayain, 1998: 16–17. Keberadaan kaum homoseksual di Indonesia idak dapat dilepaskan dengan adanya organisasi paguyuban yang menghimpun kaum lesbian dan gay di Indonesia. Seperi diuraikan oleh Dede Oetomo 2003: 46, salah seorang pendiri paguyuban gay Indo nesia pertama, Lambda Indonesia LI, dan sekarang menjadi anggota Dewan Pembina yayasan Gaya Nusantara, paguyuban gay pertama kali didirikan 1 Maret 1982 dengan nama Lambda Indonesia LI dengan buleinnya­ G:­ Gaya­ Hidup­ Ceria,­ yang terbit hingga akhir 1984. Selanjutnya, awal 1985 di Yogyakarta muncul Persaudaraan Gay Yogyakarta PYG, yang memiliki bulein Jaka, yang khusus untuk laki-laki. Pada tahun 1988 bubar dan memperluas ruang lingkupnya secara nasional de ngan nama Indonesian Gay Society GS. November 1987 mun cul Kelompok Kerja Lesbian dan Gay Nu santara KKLGN yang menerbitkan buku Gaya Nusan tara . Seba gai orga nisasi dengan anggota komu nitas tertentu, eksistensi mereka didukung oleh ke terlibatan kaum gay dan lesbian dalam mengikui dan menyelenggarakan kon ferensi dan kongres gay dan lesbian dalam lingkup nasional maupun trans nasional, seperi Konferensi Re gional Asia ILGA II di Tokyo 19–20 November 1988, Kongres Lesbian dan Gay Indonesia KLGI I 1983, LGI II 1985, KLGI III 1997 Oetomo, 2003: 283. Di samping itu, terbitnya buku ­Mamberi­Suara­pada­yang­Bisu­2001 dan me ngalami cetak ulang 2003 karya Dede Oetomo, yang memuat sejumlah arikel dan hasil kajiannya tentang kehidupan homoseksual menunjukkan fenomena dan eksistensi kaum homoseksual Indonesia yang idak dapat dipandang dengan sebelah mata. Hubungan seks antartokoh di luar nikah da lam novel yang dikaji menduduki urutan kedua. Ada lima judul novel yang menggambarkan hu bungan seks tokoh di luar pernikahan, yaitu Tabularasa,­Mahadewa-Mahadewi,­ IP ,­Saman,­dan Larung. Tokoh- tokoh utama dalam kelima novel tersebut me rupakan para lajang. Walaupun mereka berstatus la jang, tetapi sebagian besar dari mereka telah me lakukan hubungan seks dengan lawan jenis. Akivitas seks bebas, terutama yang terjadi di kota-kota besar seperi Jakarta pada saat ini dapat dikatakan cukup memprihainkan. Seperi pernah di ke mukakan oleh Moamar Emka dalam bukunya Jakar­ta­Undercover­Sex’n­the­City 2002, 2004 bahwa kehi dupan malam di kota metropolitan Jakarta di war nai dengan aneka warna kesenangan hidup yang dapat ditemukan di sejumlah tempat hiburan yang berhu bungan dengan kegiatan seks bebas. Di Jakar- ta, seperi dikemukakan Emka 2004 dapat ditemu kan sejumlah klub, kafe, salon, dan komunitas yang memiliki akivitas di seputar sex-industry. Untuk selanjutnya pembaca dipersilakan membaca Moamar Emka, Jakarta­Undercover­Sex’n­the­City. Buku tersebut mengungkap kehidupan dunia malam di sejumlah tempat hiburan di Jakarta. Beberapa tulisan di buku tersebut ditulis keika penulis menjadi seorang wartawan. Walaupun sejumlah nama dan tempat disamarkan, tetapi data-data yang dikemukakan dapat dikatakan bersifat faktual. Perselingkuhan adalah hubungan yang terjadi keika salah satu atau kedua-duanya dari pasangan selingkuh tersebut telah terikat hubungan perni kahan dengan orang lain. Hubungan tersebut di- katakan sebagai perselingkuhan karena pada umum nya pa sangan resmi nya idak menetahui hal terse but. Dalam novel yang ditelii hubungan perseling kuhan digam barkan dalam empat buah novel yaitu JJ ,­ Dadaisme,­ Saman,­ dan ­ Larung.­ Dalam JJ perseling- kuhan terjadi an tara June dengan Dean, sahabat suaminya, juga June dengan Dani, teman kerjanya. Dalam­ Dadaisme perse ling- kuhan terjadi anta ra Tresna de ngan mantan pacar nya, juga antara Isabela dengan mantan pacar nya Asril. Sementara dalam Saman dan Larung, perseling kuhan terjadi antara Sihar dengan Laila, juga Yasmin dengan Saman. Dalam JJ June berselingkuh dengan Dean dan Dani karena suaminya, Jigme terlalu sibuk be ker ja, sehingga June kesepian. Pada saat seperi itu June sering bertemu dengan Dean. Sementara hu bungan dengan Dani terjadi keika keduanya sedang meliput acara di Bali. Lingkungan Bali yang ber nuansa seks bebas mendorong keduanya untuk ber selingkuh. Perselingkuhan yang dilakukan oleh Tresna dan Isabela dalam Dadaisme, dapat dikatakan untuk me ngriik hubungan perkawinan yang idak dilan dasi cinta. Isabela yang sudah memiliki kekasih Asril oleh orang tuanya dipaksa menikah dengan Rendi, se men- tara Tresna yang merupakan istri kedua Asril idak dapat memiliki anak dengan suaminya, maka kembalilah dia menjalin hubungan dengan mantan ke kasihnya. Perselingkuhan antara Sihar dengan Laila dan Yasmin dengan Saman dapat dikatakan untuk me nun jukkan rentannya hubungan perkawinan. Sihar yang sudah menikah, tetapi belum memiliki anak, dengan mudah dapat jatuh cinta kembali pada seorang pe- rempuan yang mencintainya. Sementara hubungan antara Yasmin, seorang pengacara yang sudah ber suami, dengan Saman, yang waktu itu masih seorang pastor muda, dalam kasus tersebut dapat dipahami sebagai “kekurangajaran penga rang” untuk mengriik insitusi kepastoran yang menganut hidup selibat. Kasus perselingkuhan yang digambarkan da lam novel dan realitas yang banyak terjadi dalam masyarakat idak dapat dipisahkan dengan kasus sebelumnya, seks bebas di luar pernikahan, yang sama-sama memper tanyakan kembali lembaga per ka winan, yang sering kali idak dapat dinikmai oleh mereka yang terikat dalam lembaga tersebut. Dalam Saman digambarkan seorang tokoh pela cur, Diva. Di samping menjadi pelacur dengan pe lang gan orang-orang kaya dan berpendidikan, Di va juga seorang peragawai dan konsultan psiko logi di sebuah situs internet. Dalam Saman digambarkan hu- bung an seks antara Diva dengan seorang pengu saha, Nanda dan seorang guru besar, Margo. Dari perspekif feminisme, meskipun seorang pelacur Diva memunjukkan otoritas dan eksisten sinya sebagai perempuan. Meskipun Nanda dan Margo mem bayar untuk dapat berkencan dengan Diva, tetapi keduanya idak dapat memperlakukan Diva sebagai objek seks. Keduanya, malah menun jukkan kelema hannya. Nanda merasa bersalah, se mentara Margo impoten Utami, 1998: 47, 49. Berkebalikan dengan hubungan seks di luar nikah dan perselingkuhan yang cukup dominan pada novel yang ditelii, hubungan seks antarsuami istri idak ba nyak digambarkan. Hanya dua buah novel yang menggambarkannya, Dadaisme dan Ip . Dalam­ Dadaisme dan Ip digam barkan hubungan seks antara Isabela dengan suaminya, Rendi, sementara dalam Ip antara Gradina dengan suaminya Fadillah. Hubungan inces digambarkan dalam novel Dadaisme, terjadi antara Aleda dengan kakaknya, Magnos. Hu bungan tersebut melahirkan anak laki-laki yang bernama Jing. Dalam masa dewasanya, Jing berniat membunuh ibunya balas dendam dan menjadi seorang homoseks.

4. Metafora Seksualitas dalam Novel Indonesia

Fenomena seks dalam novel Indonesia mu takhir yang ditulis oleh para sastrawan perempuan sebagian besar digambarkan melalui rangkaian kali mat yang bersifat konotaif, yang disampaikan melalui metafora, sinekdoks,­pars­pro­toto, simile, dan metonimia. Contoh penggunaan metafora, misalnya tam pak pada kuipan berikut: Kukurung mereka berdua di bunga lowku di Pekanbaru selama dua malam. Dan ternyata, kejadian. Mereka bercinta. Hahaha. Lebih gam pang daripada mengawinkan an jing ras. Malah, Yasmin meninggalkan cu pang-cu pang di heler lekaki itu. Hohoho. Sekarang kedudukan kita seri, Yasmin. Elu nggak kebih suci daripada gue. Utami, 2003: 87 Penggunaan metafora dalam Larung, yang menya makan Yasmin dan Saman sebagai hewan pada ung kap an kukurung mereka menunjukkan bahwa keduanya berada dalam kekuasaan orang lain, dalam hal ini Cok, penyamaan dengan hewan juga tepat karena keduanya ternyata idak mampu menghindari dorongan nafsu seks nya, sehingga ter ja dilah hubungan seks, yang bagi Yasmin berari perselingkuhan, semen tara bagi Saman berari pe langgaran atas janjinya untuk hidup selibat. Semen tara itu, penggunaan metafora dalam Garis­Tepi­Seorang­Lesbian,­“Ranjang­ tempat­kita­bersenyawa­menjadi­dingin,­tangan-tangan­halusmu­ lama­ sudah­ tak­ menyentuhnya.”­ Dan­ aku­ beku­ di­ dalamnya, menunjukkan kosong hampanya perasa an tokoh Paria setelah di ing galkan pasangan lesbi yang dicintainya. Penggambaran fenomena seks secara idak lang sung tersebut berfungsi memperhalus ungkap an, sehing ga idak terkesan vulgar. Pemahaman pem baca bahwa yang diungkapkan adalah feno mena seks didukung oleh imajinasi yang diimbul kan dari ung kapan tersebut. Di samping pengungkapan melalui cara ko no taif, dalam karya yang dikaji juga ditemukan peng gungkapan secara langsung