Latihan dan Tugas KETIKA PARA PENGARANG

154

BAB VII KETIKA PARA SASTRAWAN

PEREMPUAN BICARA POLIGAMI DALAM NOVEL-NOVEL INDONESIA

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca dan memahami materi pembelajaran dalam bab ini, diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai aplikasi kriik sastra feminis, khususnya untuk memahami fenomena poligami yang diangkat sebagai persoalan dalam sejumlah novel Indonesia karya para sastrawan perempuan.

B. Materi Pembelajaran

1. Pendahuluan

P ersoalan kesetaraan gender dan feminisme me ru pakan salah satu persoalan yang cukup menge mukan dalam perbincangan sehari-hari maupun di dunia akademik saat ini. Salah satu fenomena sosial yang berhubungan dengan persoalan gender yang cukup ramai dibicarakan akhir-akhir ini antara lain berhu bungan dengan kasus poligami, terutama yang dilakukan oleh sejumlah tokoh masyarakat maupun para selibriis. Sejumlah orang bahkan bangga me nga kui dirinya melakukan prakik poligami. Poli gami yang dilakukan oleh tokoh agama Aa. Gym dan kasus pem berian “Poligami Award” oleh pe ngu saha Puspo War doyo, yang juga seorang pelaku poligami, kepada se kitar 40-an pria berpo ligami yang diselenggarakan di sebuah hotel berbintang di Jakarta tahun 2003 yang lalu Pikiran Rakyat,­02 Agustus 2003 menunjukkan cukup banyaknya reali tas poligami di Indonesia. Kasus ter sebut kemudian mengundang pro dan kontra yang dikemukakan dalam sejumlah media massa. Jurnal Perempuan, yang salah satu misinya adalah untuk me me rangi indak diskriminasi dan kekerasan terhadap perem puan pada edisinya yang ke-31 Oktober 2003, secara khusus membahas masalah poligami. Aksi “Po li gami Award” tersebut menim bul kan berbagai reaksi pro dan kontra. Salah satu reaksi kontra tersebut di sampaikan oleh LBH APIK Jakarta melalui Siaran Pers yang disampaikan di Hotel Ibis Jakarta 24 Juli 2003. Dalam siaran pers yang diberi judul “Poligami Sebagai Bentuk Kekerasan yang paling Nyata atas Harkat dan Martabat Perempuan sebagai Manusia di dalam Hu kum, Sosial Budaya dan Agama” tersebut antara lain disebutkan bahwa fakta di seputar poligami menun jukkan banyaknya penderitaan yang imbul akibat poligami htp:www.lbh-apik.or.id srn-pers-poligami. htm. Prakik poligami tersebut ternyata idak hanya ada dalam realitas nyata, tetapi juga dapat ditemukan dalam sejumlah karya sastra Indonesia modern. Dari pengamatan sementara terhadap sejum lah karya sastra Indonesia modern, tampak bahwa fenomena poligami ternyata idak hanya ditemukan pada karya sastrawan laki- laki, yang dari pandangan budaya patriarkat sering kali dianggap wajar karena mendukung superioritas kaumnya la ki-laki, tetapi