Latihan dan Tugas KETIKA PARA SASTRAWAN

182

BAB VIII FEMINISME ISLAM DAN DUNIA

KETIGA: RELEVANSINYA DENGAN KAJIAN NOVEL INDONESIA

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca dan memahami materi pembelajaran pada bab ini, diharapkan mahasiswa memiliki pemahaman yang berhubungan dengan feminisme Islam dan dunia keiga dan relevansinya dengan kajian novel-novel Indonesia.

B. Materi Pembelajaran

1. Pendahuluan

I su gender, khususnya yang berkaitan dengan perbedaan peran dan relasi antara perempuan dengan laki-laki merupakan salah satu hal yang telah meng arusi novel Indonesia sejak awal 1920- an sampai kini 2009. Dalam Azab­dan­Sengsara Merari Siregar, 1920, Sii­ Nurbaya­ Marah Rusli, 1922, Layar­ Terkembang Sutan Takdir Alisyahbana, 1936,­Belenggu­Armijn Pane, 1940,­ Para Priyayi Umar Kayam, 1992,­ Ronggeng­ Dukuh­ Paruk,­ Lintang­ Kemukus­ Dini­ Hari,­ Jantera­ Bianglala,­ Bekisar­ Merah­ Ahmad Tohari, 1982, 1985, 1986,­Pada­Sebuah­Kapal­dan Jalan Bandungan­Nh. Dini, 1973,1989, Burung-burung­Manyar, Durga­ Umayi, dan Burung-burung­ Rantau­ Y.B. Mangunwijaya, 1981, 1991, 1992,­Bumi­Manusia­dan Gadis Pantai Pramoedya Ananta Toer, 1980, 1987,­Saman­dan Larung­Ayu Uta mi, 1989,­ Geni Jora dan Perempuan­Berkalung­Sor­ban Abidah El-Khalieqy, 2003, 2001, ­Tarian­Bumi­Oka Rusmini, 2000,­Canik­Itu­Luka­Eka Kur- niawan, 2006, Namaku Teweraut Aning Sekarningsih, 2000, Nayla Djenar Maesa Ayu, 2005, dan Bilangan­ Fu Ayu Utami, 2009 gambaran mengenai peran dan relasi gender dengan berbagai citra dan warna tampak menge muka. Berangkat dari fakta tersebut, maka pema haman terhadap novel-novel Indonesia, dengan mem fokuskan pada isu-isu gender yang terelek sikan di dalamnya menjadi pening untuk dilaku kan. Isu gen der yang tereleksi dalam novel-novel Indonesia dapat dikaji dengan kriik sastra feminis. Melalui kajian yang berperspekif feminis gambaran dan suara perempuan yang tereleksi dalam novel-novel tersebut diharapkan lebih dapat dipahami. Hal ini karena seperi dikemu kakan oleh Reinhartz 2005: 221 bahwa peneliian feminis memiliki tujuan untuk mengindeniikasi peng hilangan, penghapus an, dan informasi yang hilang ten tang perempuan secara umum. Reinhartz 2005: 67 ju ga mene gaskan bahwa memahami perempuan dari perspekif fe minis adalah memahami pengalaman dari sudut pandang perempuan sendiri, yang akan mem per baiki keim pangan utama cara pandang nonfe- minis yang mere mehkan akivitas dan pemikiran perem pu an, atau menafsirkannya dari sudut pan dang laki-laki di ma syarakat atau penelii laki-laki. Melalui kajian feminis diharapkan juga dapat ter- ungkap kemung kinan adanya kekuatan budaya patriarkat yang