laki yang seja jar. Hal itu dite mukan dalam empat buah novel, yaitu Mahadewa-Mahadewi,
JJ, Ip , dan Saman. Sementara data yang
me nunjukkan posisi perempuan mendominasi laki-laki sebanyak pada novel
Sm dan Larung, dan perempuan didominasi laki-laki
pada novel WSV
. Di samping itu, juga ditemukan tokoh perempuan yang menolak hubungan hetero seksual dan menginginkan hubung-
an lesbia nisme pa da novel GarisTepiSeorangLesbian dan Larung dan laki-laki yang menolak heteroseksual dengan menginginkan hu-
bungan gay pada novel Tabularasa,Dadaisme,dan Saman.
Dari perspekif kriik sastra feminis, posisi yang sejajar antara perempuan dan laki-laki dalam sektor publik dan domesik sesuai
dengan pan dangan femi nisme liberal. Tokoh-tokoh perem puan seperi Yukako dan June digambarkan sebagai sosok perem-
puan yang memiliki karier di sektor publik. Yukako seorang calon dokter spesialis kejiwaan, se mentara June seorang repor ter dan
penyiar radio di Singapura. Sementara Gardina, walaupun sebagai perempuan simpanan peja bat, digambarkan memi liki kecerdasan
dan kewi bawaan di hadapan laki-laki yang dilayaninya. Demi kian pula Diva, meskipun memiliki profesi sebagai seorang pelacur
dan pera gawai, tetapi memiliki kecerdasan dan eksis tensi di hadapan para laki-laki yang membayarnya. Relasi yang sejajar
antara perem puan dengan laki-laki dalam sejumlah novel tersebut menunjukkan bahwa dalam kehidupan sosial laki-laki dan perem-
puan saling meleng kapi dan dapat bekerja sama.
Sementara itu, posisi perempuan yang domi nan dari pada laki-laki dalam
Sm dan Larung menun jukkan kecenderungan
pandangan feminisme ra dikal yang menolak dominasi laki-laki dengan cara melawannya dan berusaha mendominasi laki-laki,
seperi ditemukan dalam WSV
. Pandangan inilah yang kemudian juga melahirkan keberpihakan pada hubungan homo seksual, yang
juga ditemukan dalam novel GarisTepiSeorangLesbian,Larung, Dadaisme,Tabularasa, dan Saman.
6. Aliran Feminisme yang Melatarbelakanginya
Gambaran femonena seks dalam novel-novel karya pengarang perempuan memiliki hubungan dengan pandangan aliran
feminisme yang melatar belakanginya. Pandangan feminisme radikal tampak pada novel
Sm , Larung, Tabularasa, Garis Tepi
Seorang Lesbian, WSV
, sementara pan dangan feminisme liberal pada novel Mahadewa-Mahadewi,
Ip,JJ ,Saman, dan Dadaisme.
Sesuai dengan ciri feminisme radikal yang me la kukan perlawanan terhadap patriarkat, kampa nye me nentang kekerasan
seksual, serta mendukung lesbi anisme, maka Sm
, Larung, Tabularasa,GarisTepiSeorangLesbian,dan
WSV me miliki ciri-ciri
tersebut. Perlawanan terhadap patriarkat, mi salnya sangat jelas pada
Sm dan Larung, seperi tampak pada kuipan berikut:
Barangkali saya memang menantang ke jan tanannya, dan itu berari membukikan bahwa ia bisa ditaklukkan atau
ditegakkan, menurut isilah salah seorang teman, Cok. Sm, h. 27
. Saman,
Tahukah kamu, malam itu yang aku ingin kan adalah menjamah tubuhmu, dan menikmai wajahmu keika ejakulasi.
Aku ingin datang ke sana. Aku ajari kamu. Aku perkosa kamu. Sm
, h. 195
Dari beberapa kuipan tersebut tampak bah wa tokoh- tokoh perempuan, seperi Shakuntala, Yasmin, dan Cok ada
kecenderungan melawan ide o logi dan budaya patriarkat dan ingin menjadikan laki-laki seba gai objek yang harus ditaklukkan. Per la-
wanan terha dap kekuasaan patriarkat yang dilaku kan Cok dalam Larung antara lain menyebabkan dia menjadi seorang lesbian dan
mengajak Laila menikmai hubungan seks dengannya. Utami, 2003: 153.
Perlawanan terhadap patriarkat dan memilih hu bungan lesbi, juga ditemukan dalam GarisTepiSeorangLesbian. Sete lah
mendapat surat dari pasangan lesbinya yang bermu kim di Prancis, maka Paria pun segera me ninggalkan ke luar ganya dan menyusul
ke Pe ran cis dengan me ngucapkan pamitan kepada ayahnya. “DalemwangsulBapak,pergikerumahtempatsayamerasakan
cinta dan senyuman yang tulus. Nyuwun pangapunten Bapak Utami, 2003: 308. Demikian jupa tokoh Raras dalam Tabularasa,
meninggalkan Galih yang mencin tainya, karena dia sangat mencintai teman perem puannya yang telah meninggal. Dalam
pan dangan feminisme radikal tampak pada sikap Bu Sepuh, yang menolong dan merawat Mira yang menjadi korban kekerasan
seksual Mulder dan te man-temannya
WSV, h. 75 .
Dari berbagai temuan yang terungkap tampak bahwa sejumlah pengarang perempuan yang kar yanya ditelii menunjukkan untuk
mengangkat ber bagai permasalahan yang berhubungan dengan feno mena seks yang dialami dan dihayai tokoh-tokoh perem puan
dalam karya-karyanya. Karena tema yang do minan berhu bungan dengan homo seksual dan seks bebas, baru disusul perselingkuhan,