93 sudah ada peingkatan nilai. Sesuai keterangan dari wali kelas IA berikut ini,
“Bisa. Saya rasa bisa. Melihat dari nilai yang didapatnya sudah ada peningkatan.”
14. Informan 14
a. Profil Informan keempat belas berinisial EP. Penulis melakukan wawancara dengan
EP dan orang tuanya pada hari sabtu, 07 Juni 2014 pukul 13.15 WIB. EP lahir di Semarang pada tanggal 15 November 2001. EP merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara. EP mengalami tinggal kelas pada kelas IV tingkat pendidikan dasar di Kecamatan Magelang Selatan. EP L12 berasal dari keluarga yang kurang
mampu. Pekerjaan ayahnya sebagai buruh bangunan. Penghasilan ayahnya per bulan antara Rp. 650.000,- sampai dengan Rp.750.000,-. Sedangkan ibunya
bekerja sebagai pedagang di rumah dengan penghasilan kurang dari Rp. 300.000,- per bulan.
b. Latar Belakang dan Sebab Tinggal Kelas EP merupakan siswa yang hiperaktif dan sedikit jahil. Apabila di sekolah
sering sekali menjahili temannya saat pelajaran berlangsung. Selain itu suka ngobrol dengan teman-temannya saat pelajaran berlangsung. EP tinggal kelas di
kelas IV karena beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain sebagai berikut: 1 malas belajar; 2 banyak nilai di bawah KKM; 3 kurangnya perhatian dari
kedua orang tua; 4 lingkungan masyarakat masih kurang baik; dan 5 pendidikan masyarakat rendah.
Faktor pertama yang menyebabkan EP tinggal kelas adalah malas belajar. Berdasarkan jawaban dari ayahnya saat wawancara berikut ini,
“Malas belajar”.
94 EP mau belajar apabila ada PR saja. Sesuai jawaban dari ayahnya berikut ini,
“Ya belajarnya kalau ada PR saja
”. Apabila tidak ada PR, EP jarang sekali belajar. Faktor berikutnya adalah nilai EP yang masih banyak di bawah KKM.
Bahkan 8 mata pelajaran mendapat nilai di bawah KKM. Mata pelajaran tersebut antara lain adalah 1 Pendidikan Kewarganegaraan; 2 Bahasa Indonesia; 3
Matematika; 4 Ilmu Pengetahuan Alam IPA; 5 Ilmu Pengetahuan Sosial IPS; 6 Seni Budaya dan Keterampilan; 7 Bahasa Jawa; dan 8 Bahasa
Inggris. Banyaknya mata pelajaran yang pokok mendapatkan nilai di bawah KKM membuat EP Tinggal kelas.
Faktor selanjutnya adalah kurangnya perhatian dari kedua orang tua karena kesibukan masing-masing. EP memang kurang mendapat pengawasan dan
perhatian dari kedua orang tua sehingga EP jarang belajar. EP hanya belajar dengan kakaknya. Selain itu karena sifat EP yang suka ngeyel membuat kakaknya
malas untuk mengajarinya. Teman-teman sekelasanya atau sebayanya juga tidak pernah mengadakan belajar bersama maka sudah dapat dipastikan bahwa EP tidak
pernah belajar. Dari segi pergaulan dengan teman sebaya, teman sebayanya juga memberikan
pengaruh yang kurang baik dengan lebih suka bermain daripada belajar. Hal ini membrikan dampak negatif bagi perkembangannya. Selain itu pendidikan
masyarakat sekitar dinilai juga memberikan pengaruh yang kurang baik karena masih banyak yang hanya lulusan SMP atau hanya SMA saja. Yang mengenyam
pendidikan tinggi data dihitung denga jari. Hal ini didasarkan pada kemampuan ekonomi dari masyarakat sekitar yang rata-rata menengah kebawah.
95 c. Dampak Setelah Tinggal Kelas
Pada tahun ini EP sudah mengalami peningkatan lebih baik. Adapun dampak atau perkembangan di tahun ini adalah sebagai berikut 1 adanya peningkatan
kemampuan; 2 adanya peningkatan nilai; 3 orang tua EP sudah semakin perhatian; dan 4 kenakalan sudah semakin berkurang. Hal ini didukung oleh
keterangan dari wali kelas EP berikut ini, “Ya mungkin, mengerjakan sudah
tanggung jawab. Masalah nakalnya masih sedikit ”.
Mengenai upaya yang dilakukan wali kelas EP adalah dengan mendampingi dan mengingatkan dalam setiap pekerjaan atau pelajaran di kelas. Seperti
penjelasan wali kelas EP berikut ini, “Ya mungkin setiap pekerjaan didampingi
terus dan diingatkan ”. Mengenai kemungkinan di tahun ini EP sudah bisa naik
kelas. Namun nilai yang didapatkan tidak begitu istimewa mungkin hanya sebatas tuntas saja.
15. Informan 15