Proses Reduksi Data Display Data Penarikan Kesimpulan

54 Miles dan Huberman Djam’an Satori, 2009: 38 berpendapat pada saat proses analisis data dilakukan empat tahapan sebagai berikut ; 1 proses memasuki lingkungan penelitian dan mengumpulkan penelitian; 2 melakukan proses reduksi data dengan pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul pada catatan tertulis selama di lapangan; 3 penyajian data dengan mengolah informasi untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan data; 4 penarikan kesimpulan atau verifikasi dari hasil data yang telah dianalisis. Hal ini harus dilakukan dengan cara yang tidak bias hasilnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti melaksanakan beberapa tahapan dalam proses analisis data, yaitu:

1. Proses Reduksi Data

Pada tahap ini peneliti mengadakan kegiatan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pemilihan, dan transformasi data mentah yang mucul dari berbagai catatan lapangan atau observasi, transkrip wawancara, dan pencermatan dokumen diperoleh serta dipilih hal-hal yang pokok untuk difokuskan pada kesesuaian tujuan penelitian. Selanjutnya, data hasil penelitian direduksi dengan cara merangkum, memilah dan mengklasifikasikan hal pokok yang mendukung penelitian serta data yang kurang sesuai direduksi. Klasifikasi data hasil penelitian disusun secara sistematik ke dalam kategori yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Proses reduksi data ini berfungsi mempermudah peneliti mengumpulkan data selanjutnya dan mencari data apabila diperlukan. 55

2. Display Data

Pada proses ini, penyajian display data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan serta pengambilan tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat. Proses penyampaian data dilakukan dalam bentuk naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Setelah peneliti menemukan pola, tema, hubungan, persamaan, dan hal-hal yang sering muncul, maka langkah berikutnya berupa penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan merupakan proses pemaknaan terhadap temuan penelitian, dan peneliti selalu mengadakan verifikasi secara lebih mendalam. Untuk memastikan temuan itu benar, representatif atau merupakan kesimpulan gejala umum, maka harus diperiksa melalui keabsahan data . 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

Kota magelang memiliki luas 18,12 km 2 . Secara geografis Kota Magelang terletak pada 110 o 12 ’30” - 110 o 12’52” Bujur Timur dan 7 o 26’28” - 7 o 30’9” Lintang Selatan serta terletak pada posisi strategis, karena berada tepat di tengah- tengah Pulau Jawa, dan berada di persilangan jalur transportasi dan ekonomi antara Semarang-Magelang-Yogyakarta dan Purworejo, di samping berada pada persimpangan jalur wisata lokal maupun regional antara Yogyakarta-Borobudur- Kopeng dan dataran tinggi Dieng. Sedangkan secara letak strategis Kota Magelang juga ditunjang dengan penetapan Kota Magelang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PKW Kawasan Purwomanggung Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang dan Kabupaten Magelang dalam Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah. Secara topografis Kota Magelang merupakan dataran tinggi yang berada kurang dari lebih 380 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan berkisar antara 5 o - 45 o , sehingga Kota Magelang merupakan wilayah yang bebas banjir dengan ditunjang keberadaan sungai Progo di sisi barat dan sungai Elo di sisi timur. Klimatologi Kota Magelang dikategorikan sebagai daerah beriklim basah dengan curah hujan yang cukup tinggi sebesar +7,10 mmth. Secara administratif Kota Magelang terbagi atas 3 kecamatan dan 17 kelurahan. Tiga Kecamatan tersebut yaitu; 1 Kecamatan Magelang Utara; 2