pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.
17
Pendekatan saintifik atau lebih dikenal dengan pendekatan ilmiah merupakan pendekatan dalam kurikulum 2013. Metode Saintifik atau
Scientific Method diperkenalkan dalam ilmu pendidikan pada akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada metode laboratorium formalistik yang
mengarah pada fakta-fakta ilmiah.
18
Ahmad Yani mengemukakan bahwa, model pembelajaran saintifik pada dasarnya memberi pengalaman kepada peserta didik untuk
memperoleh pengetahuan berdasarkan metode ilmiah secara mandiri. Dengan demikian, proses transfer pengetahuan dari guru ke peserta tidak
melalui ceramah tetapi melalui fasilitasi untuk mengantarkan peserta didik menemukan pengetahuan.
19
Nurul sebagaimana dikutip oleh Johari dkk menyebutkan,
Pembelajaran berpendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah dan inkuiri, dimana siswa berperan
secara langsung baik secara individu maupun kelompok untuk menggali konsep dan prinsip selama kegiatan pembelajaran, sedangkan tugas guru
adalah mengarahkan proses belajar yang dilakukan siswa dan memberikan koreksi terhadap konsep dan prinsip yang didapatkan siswa.
20
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa pendekatan adalah hal yang mendasari tentang metode yang akan diterapkan. Pendekatan
saintifik atau pendekatan ilmiah adalah metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggalinya sendiri dari pengalaman
17
Lampiran Permendikbud No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Sekolah Dasar dan Pendidikan Menengah, h. 4
18
M.F. Atsnan dan Rahmita Yuliana Gazali, Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan Pecahan, Matematika dan
Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang lebih Baik Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, PMIPA UNY Yogyakarta, 9 November 2013
19
Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, Bandung: Alfabeta, 2014, h. 121
20
Johari Marjan, Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu’allimat NW Pancor Selong Kabupaten
Lombok Timur Nusa Tenggara Barat, Elektronik Jurnal Program Pascasarjana Pendidikan Ganesha, Vol. 4, 2014. h. 4
selama proses pembelajaran peserta didik. Pendekatan pembelajaran ini juga menekankan pada siswa untuk terlibat secara aktif, dan tugas guru
yaitu membimbing serta mengkoreksi konsep dan prinsip peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Pendekatan saintifik
tidak hanya
menekankankan pada pengembangan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan kemampuan keterampilan yang diperoleh melalui kegiatan mengamati
menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Namun, disamping itu diharapkan menghasilkan dampak pengiring pada peserta
didik terhadap nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2.
3. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan tematik menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani adalah sebagai berikut:
a. Untuk
meningkatkan kemampuan
intelek, khususnya
kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa. b.
Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan. d.
Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. e.
Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
f. Untuk mengembangkan karakter siswa.
21
Jadi dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir,
menyelesaikan masalah, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik
dan berkembangnya karakter siswa.
4. Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Dalam pendekatan ilmiah peserta didik dilatih agar melakukan kegiatan layaknya seperti ilmuan dalam penyelidikan ilmiah. Penerapan
21
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013, Surabaya: Katapena, 2014, h. 33-34
pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan.
Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani, proses pembelajaran dikatakan ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:
a. Substansi atau materi pembelajaran berbasis fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau
dongeng semata.
b. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif
guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur
berpikir logis.
c. Mendorong dan mengisnspirasi peserta didik berpikir secara
kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi substansi atau materi pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berfikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.
e. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam
merespon substansi
atau materi
pembelajaran. f.
Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,
namun menarik sistem penyajiannya.
22
Dari uraian di atas, kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah substansi atau materi pembelajaran yang dirumuskan secara
sederhana dengan penyajian menarik, berbasis fakta atau fenomena, berfikir kritis sesuai dengan konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses
pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam proses pembelajaran
berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi
22
Ibid., h. 35-36
substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baiksoft skills dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak hard
skillsdari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
23
Pendekatan Saintifik diadaptasi dari konsep Inovator’s DNA yang menyatakan bahwa seseorang memiliki karakteristik sebagai innovator