pergantian manajemen terhadap pergantian KAP, namun bertentangan dengan penelitian Sinarwati 2010, dan Nazri et al. 2012.
3. Berganti KAP Samegrade
Hipotesis 2c menyatakan perusahaan yang melakukan pergantian manajemen memiliki probabilitas yang lebih tinggi terhadap pergantian KAP jenis
samegrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP, hipotesis ini ditolak. Berdasarkan ringkasan hasil uji hipotesis model 1 pada Tabel 4.12
menunjukkan bahwa dalam kondisi perusahaan melakukan pergantian manajemen, perusahaan tidak akan berganti ke KAP yang memiliki ukuran yang
sama atau samegrade. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak selalu diikuti dengan perubahan kebijakan perusahaan dalam
menggunakan jasa KAP. Lebih dari itu, dengan berganti KAP jenis samegrade, dikhawatirkan manajemen akan mempengaruhi persepsi negatif dari pemegang
saham sebagai pemilik perusahaan akibat seringnya perusahaan berganti KAP jenis samegrade. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun perusahaan masih
menerapkan kebijakan dan pelaporan akuntansi yang lama, perikatan dengan KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara
melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak Damayanti dan Sudarma, 2008. Adapun faktor lain yang menjadi pertimbangan manajamen baru untuk tidak
melakukan pergantian KAP secara voluntary adalah biaya agensi. Apabila perusahaan melakukan pergantian KAP maka akan ada kecenderungan bahwa
perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi dan dapat mengurangi efisiensi.
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 4.2, frekuensi pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP jenis samegrade memiliki
pengaruh yang cukup banyak jika dibandingkan dengan pergantian KAP upgrade dan downgrade, yakni 6 dari 26 data yang melakukan pergantian manajemen..
Sebaliknya jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak berganti KAP, frekuensinya lebih sedikit. Dari penjelasan statistik deskriptif dapat dilihat
perusahaan manufaktur sampel penelitian yang melakukan pergantian manajemen cenderung tidak melakukan pergantian KAP dari pada melakukan pergantian
KAP samegrade. Sebagai pihak yang dikontrak oleh principal, manajemen merupakan pihak
yang secara aktif merencanakan, melakukan koordinasi, serta mengendalikan jalannya operasi dan transaksi klien Boynton, 2001:57. Hal tersebut sesuai
dengan teori keagenan Jensen dan Meckling, 1976 yang melihat hubungan keagenan dari sisi principal dan agent. Dengan terjadinya pergantian manajemen
baru di internal perusahaan, muncul harapan dari principal adanya kinerja yang lebih baik dalam mengelola perusahaan, dimana hal tersebut sesuai degan teori
harapan yang Victor Vroom; 1967 Robbins dan Judge 2008:253. Dalam praktiknya manajemen diberi wewenang penuh atas pengambilan keputusan
perusahaan yang sesuai kontrak kesepakatan kerja dengan principal. Sehingga penting bagi manajemen dalam mengambil keputusan dalam berganti KAP jenis
downgrade. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadinya pergantian manajemen
tidak selalu dikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan untuk memilih KAP
yang baru. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma 2008, Suparlan dan Andayani 2010, dan Chadegani et al. 2011
yang tidak menemukan adanya pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP, namun bertentangan dengan penelitian Sinarwati 2010, dan
Nazri et al. 2012, dan Hermawan dan Fitriany 2013.
4.2.3. Opini Audit Going Concern Yang Dimoderasi Dengan Kualitas Komite Audit ZOAGC