Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern cenderung tidak akan melakukan pergantian KAP. Temuan
ini bertentangan dengan penelitian Aier et al. 2013, namun hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati 2010 dan Merawati dkk.
2013 yang menunjukkan bahwa opini audit going concern tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.
4.2.2. Pengaruh Pergantian Manajemen PMAN Terhadap Pergantian KAP
1. Berganti KAP Upgrade
Hipotesis 2a menyatakan perusahaan yang melakukan pergantian manajemen memiliki probabilitas yang lebih tinggi terhadap pergantian KAP jenis
upgrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP, hipotesis ini ditolak. Berdasarkan ringkasan hasil uji hipotesis model 1 pada Tabel 4.12
menunjukkan bahwa dalam kondisi perusahaan melakukan pergantian manajemen, perusahaan tidak akan berganti ke KAP yang lebih besar dari
sebelumnya atau upgrade. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak selalu diikuti dengan perubahan kebijakan perusahaan dalam
menggunakan jasa KAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun perusahaan masih menerapkan kebijakan dan pelaporan akuntansi yang lama, perikatan
dengan KAP lama masih dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak Damayanti dan
Sudarma, 2008. Adapun faktor lain yang menjadi pertimbangan manajamen baru
untuk tidak melakukan pergantian KAP secara voluntary adalah biaya agensi. Apabila perusahaan melakukan pergantian KAP maka akan ada kecenderungan
bahwa perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi dan dapat mengurangi efisiensi.
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 4.2, menunjukkan frekuensi pergantian manajemen yang berpengaruh terhadap pergantian KAP jenis
upgrade terdapat 4 dari 26 data yang melakukan pergantian manajemen. Dari penjelasan statistik deskriptif dapat dilihat perusahaan manufaktur sampel
penelitian yang melakukan pergantian manajemen cenderung tidak melakukan pergantian KAP dari pada melakukan pergantian KAP jenis upgrade.
Sebagai pihak yang dikontrak oleh principal, manajemen merupakan pihak yang secara aktif merencanakan, melakukan koordinasi, serta mengendalikan
jalannya operasi dan transaksi klien Boynton, 2001:57. Hal tersebut sesuai dengan teori keagenan Jensen dan Meckling, 1976 yang melihat hubungan
keagenan dari sisi principal dan agent. Dengan terjadinya pergantian manajemen baru di internal perusahaan, muncul harapan dari principal adanya kinerja yang
lebih baik dalam mengelola perusahaan, dimana hal tersebut sesuai degan teori harapan yang Victor Vroom; 1967 Robbins dan Judge 2008:253. Dalam
praktiknya manajemen diberi wewenang penuh atas pengambilan keputusan perusahaan yang sesuai kontrak kesepakatan kerja dengan principal. Sehingga
penting bagi manajemen dalam mengambil keputusan dalam berganti KAP jenis upgrade.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadinya pergantian manajemen tidak selalu dikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan untuk memilih KAP
yang baru. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma 2008, Suparlan dan Andayani 2010 dan Chadegani et al. 2011 yang
tidak menemukan adanya pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP, namun bertentangan dengan penelitian Sinarwati 2010, Nazri et al.
2012, dan Hermawan dan Fitriany 2013.
2. Berganti KAP Downgrade