Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit Koefisien Determinasi Nagelkerke R Square

a. Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit

Pengujian overall model fit dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likehood -2LL pada awal dengan nilai -2 Log Likehood -2LL pada akhir. Jika terjadi penurunan nilai antara -2LL awal dengan nilai -2LL akhir berarti model yang dihipotesiskan fit dengan data dan jika tidak terjadi penurunan nilai antara -2LL awal dengan nilai -2LL akhir berarti model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data. Tabel 4.5. Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan -2LL Akhir Model 1 -2 Log Likehood -2LL awal 37,399 -2 Log Likehood -2LL akhir 29,939 Model 2 -2 Log Likehood -2LL awal 114,151 -2 Log Likehood -2LL akhir 93,943 Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016 pada lampiran 14 Berdasarkan Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa pada model 1 awal sebelum dimasukkan variabel independen nilai -2 Log Likehood sebesar 37,399. Sedangkan setelah dimasukkan variabel independen baru maka nilai -2 Log Likehood turun menjadi 29,939 atau terjadi penurunan sebesar 7,460. Kemudian pada model 2 awal sebelum dimasukkan variabel independen nilai -2 Log Likehood sebesar 114,151. Sedangkan setelah dimasukkan variabel independen baru maka nilai -2 Log Likehood turun menjadi 93,943 atau terjadi penurunan sebesar 20,208. Adanya penurunan pada nilai -2 Log Likehood meunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model dengan variabel independen memberikan akurasi yang lebih baik untuk memprediksi pergantian KAP. Hal ini berarti hipotesis nol dapat diterima dan menunjukan bahwa model fit dengan data.

b. Koefisien Determinasi Nagelkerke R Square

Koefisien determinasi R 2 mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 yang kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2011:97. Tabel 4.6. Tabel Nagelkerke’s R 2 McFadden Cox and Snell Nagelkerke Model 1 ,033 ,062 ,072 Model 2 ,089 ,160 ,186 Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016 pada lampiran 15 Berdasarkan Tabel 4.6 pada model 1 nilai Cox Snell R Square sebesar 0,062 dan nilai Nagelkerke R Square adalah 0,072. Hal ini berarti bahwa variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen pada model 1 dalam penelitian ini adalah sebesar 7,2, prosentase ini lebih besar dari prosentase penelitian sebelumnya milik Merawati dkk. 2013 yang memperoleh R Square sebesar 4,7. Artinya telah terjadi kenaikan sebesar 2,5 pada prosentasi R Square penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Sedangkan sisanya sebesar 92,8 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian ini. Kemudian pada model 2 nilai Cox Snell R Square sebesar 0,160 dan nilai Nagelkerke R Square adalah 0,186. Hal ini berarti bahwa variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang dipengaruhi variabel moderasi pada model 2 dalam penelitian ini adalah sebesar 18,6, prosentase ini lebih besar dari prosentase penelitian sebelumnya milik Merawati dkk. 2013 yang memperoleh R Square sebesar 15,8. Artinya telah terjadi kenaikan sebesar 2,8 pada prosentasi R Square penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Sedangkan sisanya sebesar 81,4 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian ini.

c. Menguji Kelayakan Model Regresi

Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)

11 58 15

PENGARUH ROTASI AUDIT DAN AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

6 82 23

PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP OPINI AUDITASUMSI GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

3 27 18

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP ANOMALI AKRUAL (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

21 49 25

PENGARUH DEBT DEFAULT, KUALITAS AUDIT DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013)

1 8 64

DETERMINASI PERGANTIAN KAP JENIS UPGRADE, DOWNGRADE, DAN SAMEGRADE DENGAN KUALITAS KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek In

0 37 205

PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012)

0 0 7

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI MODERASI

0 0 19

ANALISIS DAMPAK KUALITAS KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 0 24

FEE AUDIT SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH AUDITOR SWITCHING DAN AUDIT TENURE PADA KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2016)

0 2 16