Pengembangan Hipotesis Pengaruh Kualitas Komite Audit Pada Hubungan Pergantian

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

2.7.2. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan uraian mengenai hubungan opini audit going concern pada pergantian KAP, peneliti memperkirakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern akan cenderung melakukan pergantian KAP jenis downgrade karena perusahaan merasa tidak puas dengan opini yang diberikan oleh akuntan publik dan mencoba mencari upaya alternatif lain demi menjaga nilai harga saham perusahaan. Maka dari itu hipotesis yang diajukan adalah: H1a : Perusahaan yang menerima opini audit going concern memiliki probabilitas yang lebih rendah terhadap pergantian KAP jenis upgrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. H1b : Perusahaan yang menerima opini audit going concern memiliki probabilitas yang lebih tinggi terhadap pergantian KAP jenis downgrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. Opini Audit Going Concern X 1 Pergantian Manajemen X 2 Kualitas Komite Audit Z Pergantian KAP Y H1c : Perusahaan yang menerima opini audit going concern memiliki probabilitas yang lebih rendah terhadap pergantian KAP jenis samegrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. Berdasarkan uraian mengenai hubungan pergantian manajemen pada pergantian KAP, peneliti memperkirakan bahwa perusahaan yang melakukan pergantian manajemen akan cenderung melakukan KAP jenis upgrade atau samegrade dikarenakan manajemen baru perusahaan akan mencari KAP yang mampu membantu untuk mengelola perusahaan dengan maksimal tanpa menurunkan kualitas KAP yang dipilih. Maka dari itu hipotesis yang diajukan adalah: H2a: Perusahaan yang melakukan pergantian manajemen memiliki probabilitas yang lebih tinggi terhadap pergantian KAP jenis upgrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. H2b : Perusahaan yang melakukan pergantian manajemen memiliki probabilitas yang lebih rendah terhadap pergantian KAP jenis downgrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. H2c : Perusahaan yang melakukan pergantian manajemen memiliki probabilitas yang lebih tinggi terhadap pergantian KAP jenis samegrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. Berdasarkan uraian mengenai hubungan kualitas komite audit pada hubungan opini audit going concern dengan pergantian KAP, peneliti memperkirakan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit yang berkualitas akan mendorong pergantian KAP jenis upgrade atau samegrade karena disebabkan adanya penerbitan opini audit going concern dengan pertimbangan tetap mempertahankan kualitas KAP yang baru. Maka dari itu hipotesis yang diajukan adalah: H3a : Kualitas komite audit memiliki probabilitas yang lebih tinggi pada pengaruh opini audit going concern terhadap pergantian KAP jenis upgrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. H3b : Kualitas komite audit memiliki probabilitas yang lebih rendah pada pengaruh opini audit going concern terhadap pergantian KAP jenis downgrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. H3c : Kualitas komite audit memiliki probabilitas yang lebih tinggi pada pengaruh opini audit going concern terhadap pergantian KAP jenis samegrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. Berdasarkan uraian hubungan kualitas komite audit pada hubungan pergantian manajemen dengan pergantian KAP, peneliti memperkirakan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit yang berkualitas akan mendorong pergantian KAP jenis upgrade atau samegrade karena disebabkan adanya pertimbangan untuk menjaga kualitas audit. Maka dari itu hipotesis yang diajukan adalah: H4a : Kualitas komite audit memiliki probabilitas yang lebih tinggi pada pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP jenis upgrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. H4b : Kualitas komite audit memiliki probabilitas yang lebih rendah pada pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP jenis downgrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. H4c : Kualitas komite audit memiliki probabilitas yang lebih tinggi pada pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP jenis samegrade dari pada perusahaan tidak melakukan pergantian KAP. 63

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Ferdinand 2006:9 menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang melalui sebuah proses yang memungkinkan peneliti untuk membangun hipotesis dan menguji secara empiris terhadap hipotesis yang dibangun. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel yang menjadi objek penelitian, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat digeneralisasi. Penelitian kuantitatif banyak digunakan dalam pengukuran yang disertai secara statistik. Desain penelitian merupakan sebuah kerangka yang digunakan untuk melaksanakan riset. Kerangka yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan deduktif, dimana penelitian berangkat dari teori yang kemudian dibuktikan dengan pencarian fakta. Hasil dari penelitian berupa angka- angka atau kuantifikasi, kemudian ditarik kesimpulan yang diambil dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Ferdinand 2006:71 mendefinisikan populasi sebagai gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki

Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)

11 58 15

PENGARUH ROTASI AUDIT DAN AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

6 82 23

PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP OPINI AUDITASUMSI GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

3 27 18

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP ANOMALI AKRUAL (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

21 49 25

PENGARUH DEBT DEFAULT, KUALITAS AUDIT DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013)

1 8 64

DETERMINASI PERGANTIAN KAP JENIS UPGRADE, DOWNGRADE, DAN SAMEGRADE DENGAN KUALITAS KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek In

0 37 205

PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012)

0 0 7

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI MODERASI

0 0 19

ANALISIS DAMPAK KUALITAS KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 0 24

FEE AUDIT SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH AUDITOR SWITCHING DAN AUDIT TENURE PADA KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2016)

0 2 16