Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CLIS

43 sadar mengubahnya menjadi konsep ilmiah. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan gagasan serta membandingkan gagasannya dengan gagasan siswa lainnya dan mendiskusikannya untuk menyamakan persepsi. Siswa diberi kesempatan untuk merekonstruksi gagasan setelah membandingkan gagasan tersebut dengan hasil percobaan, observasi atau hasil mencermati buku teks.

2.1.9.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CLIS

Berikut ini penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan model pembelajaran CLIS. 2.1.9.3.1 Kelebihan Model Pembelajaran CLIS Kelebihan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CLIS antara lain: 1 Gagasan siswa lebih mudah dimunculkan. Kegiatan yang dilakukan seperti menjawab pertanyaan, melakukan percobaan, dan diskusi akan memunculkan gagasan pada siswa. Siswa akan berani mengeluarkan gagasannya melalui kegiatan percobaan dan diskusi yang dilakukan secara berkelompok. 2 Membiasakan siswa untuk belajar mandiri dalam memecahkan suatu masalah. Siswa akan belajar untuk menemukan sendiri pengetahuannya melalui kegiatan percobaan. Hasil percobaan akan didiskusikan bersama teman kelompoknya. 3 Menciptakan kreativitas siswa untuk belajar sehingga tercipta suasana kelas yang lebih nyaman dan kreatif. Terjadi kerjasama antarsiswa dan 44 siswa terlibat langsung dalam melakukan kegiatan. Siswa juga ulet dan rajin mengerjakan tugas serta berani mengemukakan pendapat. 4 Menciptakan suasana belajar yang lebih bermakna sehingga timbul kebanggaan karena siswa dapat menemukan sendiri konsep ilmiah yang dipelajari. Konsep yang telah ditemukan akan bertahan lebih lama dalam pemikiran siswa. 2.1.9.3.2 Kekurangan Model Pembelajaran CLIS Model pembelajaran CLIS juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu: 1 Kejelasan setiap tahap dalam CLIS tidak selalu mudah untuk dilaksanakan, walaupun telah direncanakan dengan baik. Guru perlu mengantisipasi hal-hal yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran, sehingga tidak akan mengganggu setiap tahapan yang akan dilaksanakan. 2 Kesulitan pada perpindahan dari penerapan gagasan kepada pemantapan gagasan. Guru kadang lupa untuk memantapkan gagasan siswa, sehingga jika hal ini terjadi, tentunya siswa akan kembali kepada konsepsi awal. 3 Konsepsi awal siswa akan sulit diubah jika guru lupa memantapkan gagasan baru siswa. Konsepsi gagasan baru yang dihasilkan melalui kegiatan percobaan perlu disampaikan dan dimantapkan agar siswa tidak mempertahankan konsep awal mereka yang mungkin tidak sesuai. Samatowa 2011:77 45

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian yang relevan merupakan landasan empiris yang peneliti gunakan dalam penelitian. Terdapat penelitian yang relevan terkait keefektifan penggunaan model pembelajaran GI dan CLIS terhadap hasil belajar. Berikut ini hasil penelitiannya: 1 Dewi, dkk dari Universitas Negeri Semarang, melakukan penelitian pada tah un 2012 yang berjudul “Penerapan Model Group Investigation terhadap Hasil Belajar Materi Kimia di SMP ”. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat p eningkatan hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,59 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,48. Ketuntasan belajar pada kelas eksperimen 78,13 lebih tinggi dibanding kelas kontrol 43,75. Aktivitas siswa kelas eksperimen 71 aktif lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 55 cukup aktif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi bahan kimia dalam makanan di SMP Negeri 4 Temanggung. 2 Saputri dari Universitas Negeri Semarang, melakukan penelitian pada tahun 2012 yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbasis Lingkungan ”. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK. Hasil penelitian ini Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dengan persentase 65,9 dalam kategori cukup, siklus II dengan