20
2.1.2 Hakikat Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran merupakan dua istilah yang saling terkait dan memengaruhi. Pembelajaran merupakan keseluruhan proses pendidikan di
sekolah. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana pembelajaran yang dialami oleh siswa. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 20, mendefinisikan “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar”. Hernawan 2013:9.3, menjelaskan pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi yang bersifat timbal balik, baik
antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang dirancang guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan belajar Sagala
2013:65.
Trianto 2014a:1 9, mengemukakan “pembelajaran adalah usaha sadar dari
seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan”.
Adanya interaksi dari berbagai komponen pendidikan dalam proses pembelajaran diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan. Interaksi ini dapat terjadi antara
guru dan siswa, siswa dan lingkungan belajar, siswa dengan siswa lainnya, dan lain sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa untuk memberikan pengetahuan
sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Guru berperan sebagai sumber
belajar, penentu metode belajar, dan penilai kemajuan belajar siswanya.
21 Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, dapat disimpulkan pembelajaran
adalah suatu usaha yang telah dirancang secara sistematis untuk menciptakan dan memengaruhi terjadinya proses belajar dalam diri siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Ciri khas proses pembelajaran mencakup tiga unsur, yaitu rencana, keterkaitan berbagai komponen pendidikan, dan tujuan
pembelajaran. Ketiga unsur tersebut saling terkait dan memengaruhi terjadinya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. 2.1.3
Hasil Belajar IPA
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Dimyati dan
Mudjiono 2013:3, menjelaskan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya proses belajar. Winkel 1996 dalam Purwanto 2014:45, “hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”. Perubahan yang terjadi diperoleh melalui usaha dan
membutuhkan waktu yang relatif lama serta merupakan hasil dari pengalaman. Perubahan perilaku ini disebabkan karena ia mampu mencapai penguasaan atas
sejumlah bahan atau materi yang diberikan selama proses belajar mengajar. Hasil
belajar berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Susanto 2013:5, menjelaskan makna hasil belajar yaitu perubahan- perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Siswa berusaha untuk mendapatkan suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif tetap dalam
22 proses belajar. Hasil belajar juga merupakan suatu perubahan perilaku secara
keseluruhan, bukan hanya pada salah satu aspek potensi saja. Perubahan yang
terjadi akibat dari hasil belajar juga akan relatif tetap dalam waktu yang lama.
Bloom 1956 dalam Rifa‟i dan Anni 2012:70-3, ada tiga taksonomi
yang disebut dengan ranah atau domain belajar. Ketiga ranah tersebut meliputi:
1 Ranah kognitif cognitive domain
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran. Ranah kognitif mencakup kategori
pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan penilaian
evaluation. 2
Ranah afektif affective domain Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan perasaan, sikap, minat,
dan nilai. Ranah tersebut meliputi penerimaan receiving, penanggapan responding, penilaian valuing, pengorganisasian organization, dan
pembentukan pola hidup organization by a value complex. 3
Ranah psikomotorik psychomotoric domain Ranah tersebut berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Ranah kognitif merupakan ranah yang paling sering dinilai oleh guru.
Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai materi pelajaran. Widiyarti 2011:5 menyatakan hasil belajar IPA dapat didefinisikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran sains selama mengikuti proses belajar IPA yang diwujudkan dengan angka atau skor. Hasil
23 belajar IPA pada penelitian ini merupakan penilaian kemampuan kognitif siswa
yang diperoleh dari tes hasil belajar IPA materi jenis-jenis tanah. Tes hasil belajar dilakukan pada akhir pembelajaran.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dalam penelitian ini berupa soal tes tertulis yang diujikan di akhir pembelajaran
posttest. Namun demikian, ranah afektif dan psikomotorik tetap diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. Ranah afektif muncul pada nilai-nilai karakter
yang terintegrasi pada setiap langkah pembelajaran dalam RPP. Ranah afektif yang muncul dalam pembelajaran IPA materi jenis-jenis tanah meliputi aspek
disiplin, tekun, dan ketelitian. Ketiga aspek pada ranah afektif dapat diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti juga mencantumkan ranah
psikomotorik yang terakomodir dalam kegiatan praktikum selama proses pembelajaran IPA. Aktivitas motorik dan syaraf siswa akan muncul ketika proses
percobaan dan diskusi tentang jenis-jenis tanah. Aktivitas motorik dan syaraf ini termasuk ke dalam ranah psikomotorik. Keseluruhan ranah hasil belajar dapat
terakomodir pada saat pembelajaran IPA dilaksanakan. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan hasil belajar IPA
adalah perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat adanya proses pembelajaran IPA yang membutuhkan waktu relatif lama. Perubahan
perilaku yang terjadi akibat proses pembelajaran, tidak hanya mencakup satu ranah saja. Perubahan perilaku ini mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Penilaian hasil belajar kognitif dilakukan melalui tes di akhir pembelajaran, sedangkan ranah afektif dan psikomotorik dapat terlihat
selama proses pembelajaran berlangsung.
24
2.1.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar