Hasil Penelitian yang Relevan

45

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian yang relevan merupakan landasan empiris yang peneliti gunakan dalam penelitian. Terdapat penelitian yang relevan terkait keefektifan penggunaan model pembelajaran GI dan CLIS terhadap hasil belajar. Berikut ini hasil penelitiannya: 1 Dewi, dkk dari Universitas Negeri Semarang, melakukan penelitian pada tah un 2012 yang berjudul “Penerapan Model Group Investigation terhadap Hasil Belajar Materi Kimia di SMP ”. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat p eningkatan hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,59 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,48. Ketuntasan belajar pada kelas eksperimen 78,13 lebih tinggi dibanding kelas kontrol 43,75. Aktivitas siswa kelas eksperimen 71 aktif lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 55 cukup aktif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi bahan kimia dalam makanan di SMP Negeri 4 Temanggung. 2 Saputri dari Universitas Negeri Semarang, melakukan penelitian pada tahun 2012 yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbasis Lingkungan ”. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK. Hasil penelitian ini Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dengan persentase 65,9 dalam kategori cukup, siklus II dengan 46 persentase 72,7 dalam kategori baik, dan siklus III dengan persentase 86,4 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan analisis hasil penelitian tindakan kelas tersebut disimpulkan, pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbasis lingkungan dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. 3 Suciwardani dan Setiyono dari Universitas Sebelas Maret, melakukan penelitian pada tahun 2012 dengan judul “Penggunaan Model Group Investigation dengan Strategi Inquiri dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Kelas V SD”. Jenis penelitian ini yaitu PTK. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 65,2, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 72, dan pada siklus III nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78,7. Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu penggunaan model kooperatif group investigation dengan strategi inquiri dengan tepat dapat meningkatkan pembelajaran IPA kelas V SD. 4 Rustina, dkk dari Universitas Pendidikan Ganesha pada tahun 2014 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Media Konkret terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SD Gugus II Tampaksiring ”. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas eksperimen 86,96 dan skor rata- rata kelas kontrol 77,98. Hasil uji hipotesis diperoleh t hitung sebesar 5,22, sedangkan nilai t tabel dengan taraf signifikan 5 adalah adalah 2,00. 47 Dengan hasil ini dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa yang belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI berbantuan media konkret dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional. Berdasarkan perbedaan tersebut dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI berbantuan media konkret memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus II Tampaksiring, Gianyar. 5 Adora dari International Journal of Humanities and Management Sciences IJHMS , melakukan penelitian pada tahun 2014 yang berjudul “Group Investigation in Teaching Elementary Science ”, menjelaskan: On the basis of the research conducted, it could be concluded that group investigation as a method in teaching elementary science may provide opportunities for the learners to work together as a team towards the attainment of the common goal. It would further develop leadership and social skills and give opportunities for the learners to engage in learning process that would develop appropriate academic and work related behavior. Furthermore, this method is much better than the traditional conventional method of teaching elementary science. Berdasarkan penelitian tersebut, metode group investigation yang diterapkan dalam pembelajaran sains di sekolah dasar memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok. Hal ini akan lebih mengembangkan kepemimpinan, kemampuan sosial, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa yang menggunakan metode GI juga lebih baik dibandingkan yang menggunakan metode pembelajaran 48 konvensional. Kesimpulannya adalah metode GI efektif terhadap hasil belajar siswa serta mampu mengembangkan kepemimpinan, kerjasama, dan kemampuan sosial siswa. 6 Budiarti, dkk dari Universitas Pendidikan Ganesha pada tahun 2014, melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran CLIS terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD di Gugus III Kecamatan Busungbiu ”. Jenis penelitian ini yaitu eksperimen. Berdasarkan perhitungan uji-t diperoleh t hitung sebesar 29,305 sedangkan t tabel dengan db = 33 dan taraf signifikansi 5 adalah 2,0357. Hal ini berarti bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelompok siswa yang yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CLIS dan kelompok siswa yang yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di Gugus III. Dengan demikian, model pembelajaran CLIS berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV di gugus III Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng pada tahun pelajaran 20132014. 7 Budiarto dari Universitas Negeri Semarang, melakukan penelitian pada tahun 2014 dengan judul “Keefektifan Pembelajaran CLIS Children Learning in Science t erhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPA”. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Berdasarkan hasil uji hipotesis data motivasi belajar siswa menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,414 dan t tabel sebesar 1,677 t hitung t tabel , sehingga Ho ditolak. Hasil uji hipotesis untuk hasil belajar siswa menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,941 dan 49 t tabel sebesar 1,677 t hitung t tabel , sehingga Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan penerapan model CLIS terbukti efektif terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi perubahan sifat benda. Motivasi belajar IPA siswa dengan menerapkan model CLIS lebih baik daripada yang menerapkan model pembelajaran konvensional. 8 Damanik dan Sani dari Physics Education Faculty of Mathematics and Natural Science State University of Medan, melakukan penelitian pada tahun 2014 yang berjudul “The Effect of Children Learning in Science Model o n Students’ Learning Outcomes”, menjelaskan: One of the suitable learning models is children learning in science model that used in this research. The result that was obtained: there was difference of post-test mean value between the experiment class and control class. The hypothesis testing using t test and found tcount is bigger than ttable thus Ha was accepted. So it can be concluded that CLIS learning model has an effect on students’ learning outcomes in thermal expansion topic at VII Grade in SMP N 1 Tebing Tinggi. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti menguji pengaruh penenerapan model Children Learning in Science pada mata pelajaran fisika materi pemuaian suhu terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran CLIS dengan siswa kelas kontrol. Hasil belajar pada kelas eksperimen sebesar 76,11 dan pada kelas kontrol sebesar 62,93. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran Children Learning in Science pada mata pelajaran fisika materi pemuaian suhu efektif terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi. 50 9 Pada dari Universitas Syiah Kuala pada tahun 2015 melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Children Learning in Science untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Condongcatur pada Konsep Bumi dan Alam Semesta ”. Penelitian ini termasuk jenis PTK. Penelitian tersebut menunjukkan nilai t hitung siklus I sebesar 9,069, siklus II sebesar 4,054, dan siklus III sebesar 9,442. Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan yaitu penerapan strategi pembelajaran IPA dengan model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep bumi dan alam semesta. 10 Sabihi dari Universitas Negeri Gorontalo melakukan penelitian pada tahun 2015 dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran CLIS pada Materi Energi Panas di Kelas IV SDN 90 Sipatana Kota Gorontalo”. Jenis penelitian ini yaitu PTK. Berdasarkan observasi awal ada 18 siswa 78,3 yang belum tuntas Pada siklus I ada 6 siswa 26,1 yang belum tuntas, selanjutnya pada siklus II ada 5 siswa 21,75 yang belum tuntas. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi panas di kelas IV SDN 90 Sipatana Kota Gorontalo Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan model pembelajaran GI dan CLIS efektif terhadap hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Kedua model pembelajaran tersebut terbukti efektif membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Belum diketahui model pembelajaran yang lebih efektif antara model pembelajaran GI dan CLIS pada mata pelajaran IPA materi jenis-jenis tanah. 51 Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk membandingkan keefektifan penerapan model pembelajaran GI dan CLIS terhadap hasil belajar siswa kelas V pada materi jenis-jenis tanah. Hasil belajar dalam penelitian ini hanya mencakup pada ranah kognitif. Adanya penelitian ini menunjukkan model pembelajaran yang lebih efektif antara model pembelajaran GI dan CLIS.

2.3 Kerangka Berpikir