74 Instrumen soal yang akan digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi
kelengkapan taraf kesukaran soal yang ditentukan, di mana ada soal dengan kategori mudah, kategori sedang, dan soal dengan kategori sukar. Pengujian
tingkat kesukaran dilakukan dengan membandingkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab soal benar pada setiap butir soal dibanding dengan jumlah peserta
tes. Analisis taraf kesukaran soal dapat dibaca pada tabel berikut ini: Tabel 3.3 Analisis Taraf Kesukaran Soal
No Tingkat Soal
Nomor Soal Jumlah
1 Mudah
1, 2, 4, 34, 36 5
2 Sedang
7, 9, 10, 20, 25, 26, 28, 31, 32, 38 10
3 Sukar
3, 15, 17, 33, 39 5
Ket: Nomor soal yang tertera pada tabel yaitu soal yang sudah valid dan reliabel. Analisis taraf kesukaran soal dilakukan menggunakan data soal tes uji
coba yang telah diujicobakan kepada 40 siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Berdasarkan tabel 3.3, diperoleh data yang valid dengan tingkat kesukaran
„mudah‟ terdapat pada nomor 1, 2, 4, 34, dan 36. Tingkat kesukaran „sedang‟ terdapat pada nomor 7, 9, 10, 20, 25, 26, 28, 31, 32, dan 38. Tingkat kesukaran
„sukar‟ terdapat pada nomor 3, 15, 17, 33, dan 39. Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 44.
3.6.2.4 Analisis Daya Beda Soal
Arikunto 2013a:226, menjelaskan daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan
tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda yaitu indeks diskriminasi, disingkat D.
Penentuan besarnya nilai D, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
75
Keterangan: D
= indeks diskriminasi J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal itu dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah menjawab soal itu dengan benar P
A
= = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Penafsiran hasil nilai D, dapat digunakan klasifikasi sebagai berikut:
D = 0,00 – 0,20 = jelek poor
D = 0,21 – 0,40 = cukup satifactory
D = 0,41 – 0,70 = baik good
D = 0,71 – 1,00 = baik sekali excellent
Arikunto 2013a:232 Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal dengan menggunakan
bantuan Microsoft Excel 2010, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Beda Soal
Keterangan Kriteria
Baik Sekali Baik
Cukup Jelek
Nomor Soal 2, 9, 10, 38
1, 4, 7, 10, 15, 17, 20, 25, 26, 28, 31, 32, 33,
34, 36, 39 Jumlah
0 butir soal 4 butir soal
16 butir soal 0 butir soal
Berdasarkan tabel 3.4, dapat diketahui tidak terdapat soal berdaya beda jelek, 16 soal berdaya beda cukup, 4 soal berdaya beda baik, dan tidak ada soal
76 berdaya beda baik sekali. Berdasarkan pertimbangan uji validitas, uji reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya beda didapatkan soal yang layak digunakan sebagai instrumen. Soal yang digunakan pada penelitian berjumlah 20 soal yaitu butir 1, 2,
4, 7, 9, 10, 15, 17, 20, 25, 26, 28, 31, 32, 33, 34, 36, 38, dan 39. Data tentang daya beda soal dapat dilihat pada lampiran 45.
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu analisis tahap awal dan analisis tahap akhir. Analisis tahap awal dilakukan sebelum
penelitian dilaksanakan. Tujuannya yaitu untuk mengetahui kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kontrol, apakah ketiga kelompok memiliki
kesamaan varian atau tidak, dan apakah ketiga kelompok memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan atau tidak. Analisis tahap akhir dilakukan setelah
penelitian dilaksanakan untuk menguji hipotesis. Berikut ini penjelasan tentang deskripsi data, analisis tahap awal, dan analisis tahap akhir, yaitu:
3.7.1 Analisis Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan gambaran umum yang menyajikan penyebaran data hasil penelitian yang diperoleh sehingga mudah dipahami. Berikut ini
disajikan deskripsi data variabel bebas berupa model pembelajaran GI dan CLIS dan variabel terikat berupa hasil belajar IPA materi jenis-jenis tanah.
3.7.1.1 Analisis Deskriptif Data Variabel Bebas
Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yang terdiri dari model pembelajaran GI dan CLIS. Penerapan model pembelajaran GI dilaksanakan pada
kelas eksperimen 1. Penerapan model pembelajaran CLIS dilaksanakan pada kelas