Wawancara Tidak Terstruktur Teknik Pengumpulan Data

64

3.5.1 Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan Sugiyono 2013b:197. Wawancara tidak terstruktur memberikan kebebasan kepada responden dalam jawaban pertanyan-pertanyaan yang diajukan peneliti. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti dapat dijawab secara bebas oleh responden tanpa terikat pada struktur tertentu. Wawancara tidak terstruktur dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas V SDN Kraton 3, Tegalsari 4, dan Tegalsari 5 Kota Tegal. Peneliti telah melakukan wawancara pada tanggal 11-13 Januari 2016. Melalui wawancara ini, peneliti mendapatkan berbagai informasi yang berguna untuk data awal penelitian. Pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran 5. 3.5.2 Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, seperti arsip-arsip dan termasuk buku-buku yang relevan, foto-foto, film dokumenter, dan data-data yang berhubungan dengan masalah penelitian Riduwan 2012:43. Dokumentasi dapat menunjukkan keterlaksanaan suatu penelitian. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumen tentang siswa kelas V SDN Kraton 3, Tegalsari 4, dan Tegalsari 5 Kota Tegal yakni berupa data nama lengkap, nomor absen, dan nomor induk siswa. Data 65 selengkapnya tentang identitas diri siswa dapat dilihat pada lampiran 1-3. Selain itu, peneliti melengkapi data penelitian dengan foto proses pembelajaran, video pembelajaran, surat izin penelitian, dan surat bukti telah melaksanakan penelitian untuk membuktikan bahwa penelitian ini benar-benar dilaksanakan oleh peneliti. Dokumentasi proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 60. 3.5.3 Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan Riduwan 2012:42. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar Sugiyono 2013b:203. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan. Sugiyono 2013b:204, menyatakan dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi non partisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat. Observasi yang digunakan peneliti juga tergolong ke dalam jenis observasi langsung. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat Sudjana 2014:85. Peneliti melakukan observasi di kelas V SDN Kraton 3, Tegalsari 4, dan Tegalsari 5 Kota Tegal untuk mengetahui proses pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru kelas. Setelah melakukan pengamatan, peneliti membuat catatan anekdot yang merupakan catatan mengenai segala sesuatu yang terjadi pada saat pengamatan berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan 66 peneliti pada ketiga kelas, menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA cenderung masih didominasi oleh guru. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih kurang terlihat. Pengamatan penerapan model pembelajaran GI dan CLIS dilakukan oleh observer atau guru kelas kelompok eksperimen dan kontrol. Guru kelas akan mendapatkan pedoman lembar pengamatan model pembelajaran. Pada saat peneliti menerapkan model pembelajaran di kelas, guru mengamati setiap langkah-langkah pembelajaran, apakah sudah sesuai dengan pedoman pengamatan model pembelajaran. Jika sudah sesuai, guru akan memberikan tanda ceklis √ pada aspek yang sedang diamati. Setiap aspek terdiri dari rentang nilai 1-4 dan masing-masing aspek memiliki deskriptor.

3.5.4 Tes