Keefektifan Model Pembelajaran GI dan CLIS terhadap Hasil Belajar

116 menemukan pengetahuan mereka sendiri melalui kegiatan pengamatan dan percobaan yang mereka lakukan sendiri secara langsung. Melalui kegiatan tersebut, siswa akan mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna dibandingkan mereka mendapatkan pengetahuan itu hanya dari guru. Siswa akan lebih paham dengan materi dan akan berdampak positif pada pencapaian hasil belajar yang lebih optimal. Pengetahuan yang diperoleh sendiri oleh siswa dengan jalan melakukan dan mengalami secara langsung akan menyebabkan informasi yang diterima mudah tersimpan di dalam otak. Sehingga informasi yang diterima tidak mudah hilang karena bersifat abstrak dan hanya sekedar teori. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk menciptakan pembelajaran IPA di sekolah dasar yang bermakna sehingga memungkinkan siswa berpartisipasi aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga akan berdampak positif pada peningkatan hasil belajar siswa.

4.4.2 Keefektifan Model Pembelajaran GI dan CLIS terhadap Hasil Belajar

Siswa Berdasarkan hasil uji perbedaan, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara yang menerapkan model pembelajaran GI dengan CLIS. Hasil dari uji perbedaan belum dapat mengetahui model pembelajaran yang lebih efektif antara GI dan CLIS. Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji keefektifan. Peneliti menggunakan uji one sample t-test untuk mengetahui seberapa besar keefektifan kedua model pembelajaran. Uji keefektifan dilakukan untuk menjawab hipotesis keempat sampai keenam. Hasil posttest menunjukkan adanya perbedaan rata-rata hasil belajar setiap kelas. Kelas eksperimen 1 mendapatkan perolehan skor rata-rata sebesar 78,50. Kelas eksperimen 2 mendapatkan skor 117 rata-rata sebesar 85,47. Sedangkan kelas kontrol mendapatkan perolehan skor rata-rata sebesar 71,36. Pengujian hipotesis keempat, diperoleh hasil t hitung yaitu 3,348 dan t tabel yaitu 1,699 3,348 1,699. Menurut kriteria pengambilan keputusan, jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , maka Ho diterima, artinya hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen 1 tidak lebih baik daripada kelas kontrol. Jika -t hitung -t tabel dan t hitung t tabel , maka Ho 4 ditolak Priyatno 2010:31. Mengacu pada hasil pengujian dengan menggunakan one sample t test dan kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan Ha 4 diterima atau penerapan model pembelajaran GI efektif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V. Pengujian hipotesis kelima, diperoleh hasil t hitung yaitu 9,132 dan t tabel yaitu 1,696 9,132 1,696. Mengacu pada hasil pengujian dengan menggunakan one sample t test dan kriteria pengambilan keputusan, dapat disimpulkan Ha 5 diterima atau penerapan model pembelajaran CLIS efektif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V. Hasil uji hipotesis keempat dan kelima membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran GI dan CLIS efektif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V. Untuk mengetahui model pembelajaran yang lebih efektif antara model pembelajaran GI dan CLIS, maka dilakukan pengujian hipotesis keenam. Hasilnya yaitu t hitung sebesar -3,268, sedangkan t tabel yaitu 1,699 -3,268 1,699. Dapat disimpulkan Ha 6 ditolak atau penerapan model pembelajaran GI tidak lebih efektif dari model pembelajaran CLIS terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V. Berdasarkan hasil dari serangkaian pengujian, dapat disimpulkan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran CLIS lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran GI pada 118 pembelajaran IPA materi jenis-jenis tanah. Artinya, keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CLIS lebih efektif daripada model pembelajaran GI. Model pembelajaran CLIS juga dilandasi pandangan konstruktivisme dari Piaget, dimana dalam proses belajar anak membangun pengetahuannya sendiri dan banyak memperoleh pengetahuannya di luar sekolah. Oleh karena itu melalui kegiatan belajar mengajar siswa tidak hanya diberi penekanan pada penguasaaan konsep saja tetapi juga latihan kreatif dengan melakukan pengamatan dan percobaan. Model pembelajaran CLIS dikembangkan oleh Driver Widiyarti 2012:2. Driver menyatakan bahwa faktor bahasa dalam proses berpikir termasuk dalam perubahan konseptual seperti yang tercantum pada tahap pengungkapan dan pertukaran gagasan. Desmita 2012:54, menyatakan kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang mengungkapkan gagasannya dalam bentuk ungkapan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Pada tahap pengungkapan dan pertukaran gagasan, kemampuan berbahasa siswa dapat terlatih karena siswa akan belajar mengemukakan pendapatnya melalui susunan kaimat yang logis dan sistematis. Suatu model pembelajaran dapat diterapkan jika sesuai dengan karakteristik materi pada mata pelajaran tertentu Wisudawati 2014:49. Karakteristik materi jenis-jenis tanah dapat dipelajari melalui kegiatan percobaan dan pengamatan. Menurut Piaget 1950 dalam Suyono dan Hariyanto 2014: 86, menyatakan proses pembelajaran akan lebih berhasil jika siswa diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen atau percobaandengan objek fisik yang ditunjang adanya interaksi teman sebaya. Model pembelajaran CLIS merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang 119 suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Melalui model pembelajaran CLIS, siswa dilatih untuk dapat menemukan sendiri pengetahuannya melalui kegiatan percobaan yang dilakukan secara berkelompok. Di akhir pembelajaran, siswa dilatih untuk berpendapat setelah melakukan pengamatan ataupun percobaan. Model pembelajaran GI dikembangkan oleh Sharan dan Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel Rusman 2012:220. Berbeda dengan model pembelajaran CLIS, model pembelajaran GI menspesifikan topik-topik yang berbeda pada setiap kelompok. Adanya perbedaan subtopik yang dibahas pada setiap kelompok merupakan salah satu ciri model pembelajaran GI. Setiap kelompok akan menginvestigasi subtopik yang berbeda. Jadi setiap kelompok hanya akan fokus pada satu subtopik saja. Pada model pembelajaran GI siswa akan lebih memahami subtopik yang mereka diskusikan bersama kelompoknya. Pemahaman terhadap masing-masing subtopik diperoleh dari kelompok lain saat proses pemaparan hasil investigasi. Berdasarkan pemaparan pembahasan, dapat disimpulkan model pembelajaran CLIS lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran GI terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V pada materi jenis-jenis tanah. Model pembelajaran kooperatif CLIS menekankan pada pengalaman siswa secara langsung dalam memahami materi melalui kegiatan percobaan. Melalui kegiatan percobaan, siswa dilatih untuk dapat menemukan pengetahuannya melalui kerjasama dengan kelompoknya. Siswa tidak hanya membayangkan suatu objek, tetapi siswa dapat mengamati dan melihat secara langsung objek yang sedang ia pelajari. Pengetahuan yang diperoleh siswa juga akan bertahan lebih lama dan siswadapat memahami materi secara lebih menyeluruh. 120 BAB 5 PENUTUP Pada bagian penutup memuat tentang simpulan dan saran. Pembahasan lebih mendalam mengenai bab penutup diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut:

5.1 Simpulan