Tujuan Pendidikan Agama Islam
kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum pendidikan agama Islam membentuk
kepribadian seseorang menjadi Insan Kamil, yaitu manusia utuh rohani dan jasmani, seimbang dunia akhirat karena takwanya kepada Allah SWT.
Tujuan umum pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan Pendidikan Nasional negara tempat pendidikan itu dilaksanakan dan harus
dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tersebut.
Tujuan Pendidikan Nasional dirumuskan berdasarkan pandangan hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila, saehingga diharapkan lembaga
pendidikan Islam di Indonesia dapat melahirkan manusia muslim yang berpancasila.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan bahwa Pendidikan
Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memililki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap, mandiri dan bertanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
26
Dari tujuan pendidikan nasional di atas, ditegaskan bahwa salah satu ciri manusia Indonesia yang menjadi tujuan pendidikan nasional ialah
manusia yang beriman dan bertakwa. Agar beriman dan bertakwa ini dapat terwujud, mutlak diperlukan adanya pendidikan keimanan dan ketakwaan.
Dan itulah pendidikan agama Islam.
b. Tujuan Akhir
Pendidikan agama Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula.
26
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006, h. 8-9.
Tujuan umum yang berbentuk insan kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan yang naik-turun, bertambah dan berkurang dalam
perjalanan hidup seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya karena itulah pendidikan agama Islam itu berlaku
selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.
Orang yang sudah takwa dalam bentuk insan kamil, masih perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan
penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur dan berkurang, meskipun pendidikan oleh diri sendiri dan bukan dalam
pendidikan formal. Tujuan akhir pendidikan agama Islam itu sendiri, dapat dipahami
dalam firman Allah sebagai berikut:
☺
Artinya: Wahai orang-orang yangberiman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa; dan janganlah sekali-kali
kamu mati kecuali dalam keadaan muslim menurut ajaran Islam. QS. Ali Imran; 102
Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung daripada takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas
berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan Kamil yang mati dan akan
menghadap Allah merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan agama Islam.
c. Tujuan Sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu
kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan instruksional yang dikembangkan menjadi tujuan instruksional umum dan
khusus TIU dan TIK dapat dianggap sebagai tujuan sementara dengan sifat yang agak berbeda.
Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola takwa sudah terlihat meskipun dalam bentuk yang sederhana, sekurang-kurangnya
beberapa cirri pokok sudah terlihat pada pribadi anak didik. Tujuan pendidikan agama Islam seolah-olah merupakan suatu lingkaran yang pada
tingkat paling rendah mungkin merupakan suatu lingkaran kecil. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, maka semakin besar bentuk lingkarannya.
Tetapi sejak dari tujuan pendidikan tingkat permulaan, bentuk lingkarannya sudah harus terlihat.
Sejak tingkat Taman Kanak-kanak TK dan Sekolah Dasar SD, gambaran daripada insan kamil itu hendaknya sudah terlihat. Dengan kata
lain, bentuk insan kamil dengan pola takwa itu harus terlihat dalam semua bentuk pola pendidikan agama Islam. Karena itu, setiap lembaga
pendidikan Islam harus dapat merumuskan tujuan pendidikan Agama Islam sesuai dengan tingkat pendidikannya. Sebagai contoh, hal ini berarti
tujuan pendidikan agama Islam di tingkat madrasah Tsanawiyah berbeda dengan tujuan di tingkat madrasah Aliyah dan tentu saja berbeda dengan
di SMTP. Meskipun demikian, polanya sama, yaitu takwa dibentuknya sama, yaitu insan kamil. Yang berbeda hanya bobot dan mutunya saja.
d. Tujuan Oprasional
Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan
dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional. Dalam pendidikan
formal, tujuan operasional ini disebut juga dengan tujuan instruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi tujuan instruksional umum dan
tujuan instruksional khusus TIU dan TIK. Tujuan instruksional ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit-unit kegiatan
pengajaran.
Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih
ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian. Untuk tingkat yang paling rendah, sifat yang berisi kemampuan dan keterampilanlah yang
ditonjolkan. Misalnya, ia dapat berbuat, terampil melakukan, lancar mengucapkan, mengerti, memahami, meyakini dan menghayati adalah
soal kecil. Dalam hal ini, terutama berkaitan dengan kegiatan lahiriyah, seperti bacaan dan kaifiyat shalat, akhlak dan tingkah laku. Pada masa
permulaan yang penting adalah anak didik mampu dan terampil berbuat, baik itu perbuatan lidah ucapan ataupun perbuatan anggota badan
lainnya. Kemampuan dan keterampilan yang dituntut pada anak didik, merupakan sebagian kemampuan dan keterampilan insan kamil dalam
ukuran anak, yang menuju pada bentuk insane kamil yang semakin sempurna meningkat. Anak harus sudah terampil melakukan ibadah
sekurang-kurangnya ibadah wajib, meskipun ia belum memahami dan menghayati ibadah tersebut.
Dalam buku karangannya yang lain, Prof. Zakiah Daradjat, juga memberikan penjabaran bahwa tujuan pendidikan identik dengan tujuan
hidup, yaitu tujuan yang paling prinsipil adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dan ini selaras dengan tujuan utama diciptakannya manusia.
Sebagaimana Allah SWT telah berrfirman dalam al-Quran:
⌦
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. QS. Adz Dzariyaat; 51
Menghambakan diri kepada Allah untuk mencari keridhaan Ilahi, merupakan tujuan umum dari risalah. Dengan demikian, hal tersebut juga
merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh pendidikan dan pengajaran agama Islam. Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan-tujuan yang
bertitikkan pada tiga aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal, sehingga tercapai semua hubungan, baik antara manusia dengan Tuhannya maupun
hubungan antara manusia dengan sesamanya.Perwujudan ketiga aspek itu, dalam diri manusia hanya dimungkinkan dengan penguasaan ilmu, tanpa ilmu
berarti seseorang itu belum siap atau belum patut untuk menyandang gelar Hamba Allah.
27
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah agar peserta didik memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan
agama dan kebudayaan Islam, sehingga dapat membentuk dirinya menjadi hamba Allah untuk mencapai keridhaan-Nya, dalam kehidupan dunia dam
akhirat. Selain tujuan di atas, ada beberapa pendapat yang mengemukakan
tentang tujuan Pendidikan Agama Islam, diantaranya sebagai berikut: 1
Menurut Prof. Dr. Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, tujuan daripada Pendidikan Agama Islam, diantaranya adalah
28
: a
Untuk membantu pembentukkan akhlak yang mulia. b
Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. c
Menumbuhkan roh ilmiah scientific spirit pada pelajar dan memuaskan keinginan hati untuk mengetahui curiosity dan
memungkinkan ia mengkaji ilmu sekedar sebagai ilmu. d
Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis dan perusahaan supaya ia dapat menguasai profesi tertentu, teknik tertentu dan
perusahaan tertentu agar ia dapat memperoleh rezeki yang baik dan mulia disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan.
2 Menurut Hasan Langgulung, tujuan Pendidikan Agama Islam harus
mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama dari agama
29
, yaitu diantaranya:
27
Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Akasara, 1995, Cet. 1, h. 155-157.
28
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999, Cet. II, h. 50-51. Lihat juga, Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1987, Cet. V, h. 1-4.
a Fungsi spiritual, yaitu yang berkaitan dengan akidah dan iman.
b Fungsi psikologis, yaitu yang berkaitan dengan tingkah laku individual
termasuk nilai-nilai akhlak yang mengangkat derajat manusia kederajat yang lebih sempurna.
c Fungsi sosial, yaitu yang berkaitan dengan aturan-aturan yang
menghubungkan manusia dengan manusia lain atau masyarakat, dimana masing-masing dari hak-hak dan tanggungjawabnya untuk
menyusun masyarakat yang harmonis dan seimbang. Dari berbagai tujuan yang telah dipaparkan di atas, secara garis besar
dapat disimpulkan, bahwa tujuan daripada pendidikan agama Islam adalah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi atau orang dewasa, supaya menjadi
seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi seorang yang mampu hidup di atas kaki sendiri, mengabdi
kepada Allah SWT dan berbakti kepada kedua orang tua, agama, bangsa dan negara, bahkan kepada sesama umat manusia.