c. Memperkaya perbendaharaan kata-kata dan kalimat yang indah serta
menarik hati. Selain itu, Ramlan Mardjoned berpendapat bahwa tujuan mempelajari al-
Quran diantaranya adalah
5
: 1
Agar pereserta didik mampu membaca al-Quran dengan benar dan lancar sesuai dengan ilmu tajwid.
2 Agar peserta didik dapat menguasai secara fasih dan benar, huruf al-
Quran, sejumlah ayat-ayat pilihan, dan atau sejumlah surat-surat pilihan. Tidak hanya itu, tujuan umum dari pengajaran al-Quran adalah membaca,
memahami, menghayati, mengamalkan untuk selanjutnya juga untuk didakwahkan atau disampaikan kepada orang lain.
6
Dari tujuan yang telah dikemukakan tersebut, maka pada akhirnya diharapkan para siswa atau santri yang mempelajari al-Quran mampu
membaca, menulis, menghafal bahkan mengartikan serta memahami isi daripada kandungan al-Quran.
Selain itu, pengajaran al-Qur’an juga bertujuan untuk tertanamnya rasa keimanan dan ketakwaan serta kecintaan pada diri anak didik terhadap kitab
suci al-Quran dan menjadi pedoman hidupnya. Dengan rasa cinta tersebut, diharapkan anak didik memiliki keinginan keras untuk menyelami dan
mempelajari kedalaman makna yang terkandung dalam al-Quran yang selanjutnya dapat diamalkan dalam kehidupannya sehari-hari.
Tujuan yang paling prinsipil daripada pengajaran al-Quran adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dan ini selaras dengan tujuan utama
diciptakannya manusia. Sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam al- Quran:
5
Ramlan Mardjoned, Akhlak Belajar dan Mengajar al-Quran, Jakarta: LPPTKA- BKPRMI, 1994, Cet. I, h. 155.
6
Abdul Mujib Ismail dan Maria Ulfa Nawawi, Pedoman Ilmu Tajwid, Surabaya: Karya Abditama, 1995, h. 1.
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. QS. Adz Dzariyaat; 51
3. Model-model Pengajaran Al-Quran
Setiap mukmin yang mempercayai al-Quran mempunyai kewajiban dan tanggungjawab terhadap kitab sucinya itu. Diantara kewajiban dan
tanggungjawab itu ialah mempelajari dan mengajarkannya, belajar dan mengajarkan al-Quran itu adalah kewajiban suci dan mulia. Sebagaimana
rasulullah saw telah bersabda: Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.
Jadi, belajar al-Quran merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin dan begitu pula mengajarkannya. Belajar al-Quran itu dapat dibagi
kepada beberapa tingkatan, yaitu belajar membaca sampai lancar dan baik menurut kaidah-kaidah yang berlaku dalam qiraat dan tajwid, belajar arti dan
maksudnya, dan terakhir belajar menghafalnya diluar kepala, sebagaimana yang dikerjakan oleh para sahabat di masa Rasulullah saw sampai pula pada
masa sekarang ini dibeberapa Negara Islam. Ada beberapa keistimewaan, yang membuat pelajaran membaca al-
Quran menempati suatu ilmu tersendiri yang dipelajari secara khusus, diantaranya sebagai berikut
7
: a.
Al-Quran adalah Kalamullah wahyu Allah yang dibukukan, kemurnian dan eksistensinya dijamin pemeliharaannyaoleh Allah sendiri.
b. Al-Quran itu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap,
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pikiran, diterima oleh Nabi dengan perasaan yang khusus.
c. Al-Quran mengandung ajaran yang bersifat universal, berlaku pada segala
tempat dan situasi, menjadi pedoman sepanjang zaman. d.
Al-Quran merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang tidak dapat ditandingi, baik dari segi isi, susunan kalimat dan keabadian berlakunya.
7
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet. 1, h. 89-90.
e. Kemurnian dan keaslian al-Quran terjamin dengan pemeliharaan Allah
sendiri. f.
Ajaran yang dikandung oleh al-Quran, secara umum dan prinsip, meliputi seluruh aspek kehidupan.
g. Membaca al-Quran walaupun belum mengerti terjemahannya, dinilai
sebagai suatu ibadah. h.
Kebenaran yang dibawa oleh al-Quran bersifat mutlak, tidak diragukan dan tidak meragukan.
Selain hal itu, al-Quran juga merupakan ilmu teoritis, ia menjadi pengetahuan yang bersifat keterampilan dan seni. Apalagi dengan adanya
hadis Nabi yang mengatakan bahwa bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan al-Quran. Walaupun hal tersebut belum termasuk
anjuran wajib, namun cukup mempengaruhi orang Islam untuk mempelajarinya.
Oleh karena itu, banyak para ahli yang melahirkan ilmu tajwid, ilmu qiraat, ilmu nagham, ilmu makhraj dan lain sebagainya. Setiap orang ingin
berlomba membaca al-Quran dengan baik dan benar. Bahkan, pengajian anak- anak pun sudah lama membudaya dalam masyarakat Islam. Hanya saja, sistem
dan caranya perlu dikembangkan lagi sesuai dengan perkembangan model- model atau pola mengajarkan berbagai macam mata pelajaran. Model-model
pengajaran al-Quran itu perlu diperbaharui dan dikembangkan, karena dibutuhkan oleh masyarakat Islam. Adapun isi pengajaran al-Quran itu
meliputi
8
: 1
Pengenalan huruf Hijaiyah, yaitu huruf Arab dari Alif
ا
sampai Ya
ي
. 2
Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyyah dan sifat-sifatnya yang dibicarakan dalam Ilmu makhraj.
3 Membentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syiddah, tanda panjang
mad, tanwin dan sebagainya.
8
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus…, h. 91.