Higiene Sanitasi Peralatan PEMBAHASAN

menandakan bahwa bahan makanan tersebut berpotensi tercemar atau sudah dalam kedaan tidak baik Arisman, 2009. Berdasarkan hasil wawancara dengan penjamah es buah di Kelurahan Pisangan, didapatkan hasil bahwa semua penjamah menggunakan bahan baku gula pasir alami yang diperbolehkan. Diharapkan penjamah terus mempertahankan penggunaan gula alami untuk es buah yang dijualnya. Walaupun untuk saat ini penggunaan gula pasir alami didasarkan oleh kepuasan konsumen, tetapi diharapkan kedepannya penjamah juga mengetahui bahaya kesehatan yang akan timbul jika menggunakan gula pemanis sintetik pada makanan yang dijualnya. Selain penggunaan bahan baku gula, penggunaan es batu untuk bahan baku sudah tergolong baik, sebanyak 55,2 penjamah menggunakan es batu yang bersumber dariair yang dimasak sampai mendidih. Penjamah es buah di Kelurahan pisangan mengguanakn es batu yang bersumber dari air yang telah dimasak dan es balokan yang dijual pedagang es. Penggunaan es batu yang bersumber dari air yang tidak dimasak dapat menyebabkan kontaminasi pada es buah yang dijual. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hadi 2014, diketahui bahwa 8 dari 9 sampel es batu yang dipergunakan oleh pedagang minuman di Kota Padang terkontaminasi bakteri Coliform. Pada pemilihan bahan baku es, pedagang yang berjualan di Kelurahan Pisangan masih ada yang mengguankan es balokan yang sumbernya bukan dari tempat yang legal, hal tersebut dapat menjadi sumber cemaran bakteri Coliform karena sumber air yang digunakan pada es balokan bukan dari air yang matang dan tidak memperhatikan higiene pada saat pengolahan serta pembawaan sampai ke konsumen.

F. Sarana Penjaja

Beradarkan hasil observasi pada variabel sarana penaja, diketahui bahwa mayoritas sarana penjaja 89,7 tidak memenuhi syarat berdasarkan Permenkes 942 tahun 2003.Sarana penjaja adalah fasilitas yang digunakan untuk penanganan makananjajanan baik menetap maupun berpindah- pindahPeraturan Menteri Kesehatan 942, 2003. Dari variabel sarana penjaja, terdapat 3 faktor yang menjadi perhatian, diantaranya tidak tersedia tempat untuk menyimpan peralatan, tidak tersedia tempat untuk mencuci tangan,peralatan,bahan makanan dan tidak tersedianya tempat sampah. Sebanyak 82,7 pedagang tidak memiliki sarana untuk menyimpan peralatan. Hal tersebut mengakibatkan peralatan tidak terlindungi dari debu dan vektor.Peralatan yang tidak terlindung dapat mengundang serangga dan lalat yang dapat mengkontaminasi makanan. Penelitian yang dilakukan oleh Musa 2013 diketahui bahwa 56 tidak memiliki sarana untuk penyimpanan peralatan. Menurut Sari 2012 tempat penyimpanan peralatan yang tidak memenuhi syarat akan memudahkan terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme seperti bakter, jamur, serta bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan.Pemerintah setempat diharapkan membuat sebuah program penyuluhan terkait bagaimana cara penyimpanan peralatan yang baik. Dari penyuluhan tersebut, diharapkan pedagang dapat mengetahui bagaimana cara menyimpan peralatan yang baik, sehingga es buah yang dihasilkan sesuai dengan standar dan tidak berpotensi sebagai media pembawa penyakit untuk konsumen. Mayoritas pedagang 96,6 tidak memiliki tempat untuk mencuci tangan, peralatan, bahan makanan. Pencucian, baik digunakan untuk mencuci peralatan, tangan dan bahan makanan menggunakan air yang diletakan pada wadah atau ember yang airnya tidak mengalir, kemudian peralatan sehabis dipakai di rendam dan dibilas dengan air yang sama.Selanjutnya untuk mencuci tangan, pedagang tidak memiliki sarana untuk mencuci tangan. Untuk pencucian bahan baku, pedagang mengambil air dan diletakan dalam baskom. Air tersebut digunakan berulang untuk mencuci bahan baku buah.Hal tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari et al., 2012 diketahui bahwa 100 pedagang kaki lima tidak memiliki sarana untuk mencuci tangannya. Para pedagang yang berjulan es buah di Kelurahan Pisangan sebenarnya memiliki sumber air bersih yang jaraknya tidak begitu jauh yaitu berkisar antara 10-30 meter. Penggunaan air secara berulang didasarkan pada kepraktisan pedagang tersebut. Jika menggunakan air yang mengalir untuk mencuci peralatan, pedagang harus lebih sering mengambil air, hal tersebut dinilai tidak praktis oleh pedagang. Mengingat kebanyakan pedagang berjualan di pinggir jalan bukan di tempat yang permanen, sehingga sumber air bersihnya terbatas Sarana pencucian yang tidak memadai, membuat pencucian bahan baku buah tidak dilakukan dengan air yang mengalir. Pencucian dengan air yang mengalir bertujuan untuk membuang kotoran yang terdapat pada buah, sehingga nantinya buah yang digunakan sudah bersih dari kotoran yang menempel Marwaha, 2007. Jika pencucian yang dilakukan tidak bersih, maka akan berpengaruh kepada kualitas es buah yang dihasilkan. Perlu dilakukan pelatihan terkait cara mencuci yang baik dan fungsi air yang mengalir dalam mencuci untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi bakteri pada es buah yang dihasilkan. Dari hasil observasi yang dilakukan kepada pedagang es buah, diketahui bahwa sebanyak 22 pedagang 75,9 tidak memiliki tempat sampah yang memadai dan tertutup. Tempat sampah yang dipergunakan oleh pedagang kebanyakan berupa kantong plastik yang terbuka. Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang, diketahui bahwa pedagang tidak menggunakan tempat sampah yang tertutup dikarenakan pedagang menganggap penggunaan katong plastik terbuka dinilai lebih praktis digunakan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanna et al., 2009 diketahui bahwa sebanyak 33 pedagang makanan 62,50 memiliki tempat sampah berupa kantong plastik yang terbuka.Tempat sampah yang terbuka memancing serangga khususnya lalat untuk hinggap dan kemungkianan dapat mengontaminasi makanan minuman yang disajikan.

Dokumen yang terkait

Higiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Jus Buah Yang Dijual Di Jalan H. M. JHONI Kecamatan Teladan Medan Tahun 2011

9 100 88

Kualitas Minuman Es Dawet Pada Beberapa Produsen Ditinjau Dari Kandungan Escherichia Coli Dan Higiene Sanitasi Pengolahan Di Kota Medan Tahun 2011

16 149 94

Pelaksanaan Higiene & Sanitasi Dalam Meningkatkan Tingkat Kunjungan Tamu Di Traveller Suites Hotel Medan

1 43 75

Analisis Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Bakteri E. coli Pada Minuman Air Kelapa Muda Yang Dijual Di Kelurahan Lauchi Kecamatan Medan Tuntungan Medan Tahun 2013

5 77 133

Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada Es Batu yang Dijual Warung Nasi di Kelurahan Pisangan Tahun 2015

4 32 61

Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) Depot di Kelurahan Pondok Cabe Ilir Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

0 14 97

Gambaran Pengetahuan Ibu dan Metode Penanganan Demam pada Balita di Wilayah Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan

9 68 100

Gambaran Jumlah Bakteri Coliform Antara Buah Yang Sudah Dipotong dan Yang Belum Dipotong.

0 0 12

Analisis Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Bakteri E. coli Pada Minuman Air Kelapa Muda Yang Dijual Di Kelurahan Lauchi Kecamatan Medan Tuntungan Medan Tahun 2013

0 0 41

STUDI GAMBARAN HIGIENE SANITASI PEDAGANG DAN KEBERADAAN ESCHERICHIA COLI PADA ES BUAH DI KOTA SALATIGA (Studi Perbandingan pada Pedagang Es Buah di Alunalun Pancasila dan Kridanggo Salatiga)

1 2 84