2. Jika sabun dan air tidak tersedia untuk cuci tangan, gunakan
handsanitizer berbasis alkohol. 3.
Masak daging secara sampai benar-benar matang. 4.
Mencegah kontaminasi silang pada saat persiapan makanan dengan cara mencuci tangan, talenan, wadah dan peralatan yang digunakan.
5. Hindari mengkonsumsi susu mentah, produk susu yang tidak
dipasteurisasi, dan jus yang tidak dipasteurisasi seperti apel segar 6.
Hindari menelan air saat berenang di kolam renang.
H. Pengertian Higiene dan Sanitasi Makanan
Higiene diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang kesehatan dan pencegahan suatu penyakit Tarwotjo, 1998. Sedangkan menurut Lelieveld
et al., 2003 higiene diartikan dalam istilah yang lebih luas, yaitu tindakan yang menggabungkan setiap tindakan untuk mencegah kontaminasi makanan,
baik dari sumber fisik, mikrobiologi, atau kimia pada setiap tahapan produksi. Higiene dapat diartikan sebagai semua tindakan yang digunakan untuk
mencegah kontaminasi pada pangan untuk mencegah penyakit.
Sedangkan istilah sanitasi diartikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai
perpindahan penyakit Purnawijayanti, 2001. Menurut Marriott dan Gravani 2006, sanitasi dipandang sebagai ilmu terapan yang menggabungkanprinsip-
prinsip desain, pengembangan,implementasi, pemeliharaandan atau perbaikan praktik higiene. Aplikasi sanitasi merujuk pada praktek-praktek
higiene yang dirancang untuk mempertahankan kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan pada setiap tahapan produksi , pengolahan , persiapan,
dantempat penyimpanan makanan. Sedangkan menururt Peraturan Menteri Kesehatan No. 1096 Tahun 2011, Higiene sanitasi merupakan upaya untuk
mengendalikan faktor risikoterjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahanmakanan, orang, tempat dan peralatan agar aman
dikonsumsi.
I. Personal Higiene
Personal higiene merupakan konsep dasar pembersihan, perawatan dan merupakan langkah pertama untuk terciptanya kesehatan tiap individu.
Personal higiene meliputi kebiasaan yang dilakukan untuk menjaga tubuh kita dari bakteri, virus dan jamur Hassan, 2012. Personal higiene kebersihan diri
perseorangan dapat diartikan sebagai usaha dari individu atau kelompok dalam menjaga kesehatan melalui kebersihan individu dengan cara
mengendalikan kondisi lingkunganDepkes RI, 2006. Syarat personal higiene yang harus dipenuhi oleh penjamah makanan
dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan antara lain Keputusan Menteri Kesehatan No.942, 2003 : 1Tidak menderita penyakit
mudah menular sepeti batuk,pilek,diare, 2Menutup luka, pada luka terbuka bisul atau luka lainnya,3Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan
pakaian. Serta memakai celemek, dan tutup kepala.4Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan, 5Menjamah makanan harus memakai alat
perlengkapan, atau dengan alas tangan, 6Tidak sambil merokok, menggaruk
anggota badan telinga, hidung, mulut atau bagian lainnya, 7 Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau
hidung. Penelitian yang dilakukan Budiono et al., 2008 pada rumah makan di
kota Tembalang diketahui bahwa 97,2 penjamah makanan selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah makanan. Hal tersebut berlawanan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanna et al., 2009 yang menyebutkan bahwa sebanyak 85,36 pedagang makanan kaki lima tidak
melakukan cuci tangan sebelum mengolah makanan. Mencuci tangan merupakan salah satu faktor untuk mencegah kontaminasi pada makanan.
Penelitian yang dilakukan oleh Isnawati 2012menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi higiene penjamah dengan
keberadaan bakteri Coliform pada minuman jajanan dengan p=0,03. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Atmiati 2012 terdapat hubungan
antara personal higine dengan keberadaan bakteri Esherichia coli pada minuman jajanan p=0,024. Sebaliknya, pada penelitian yang dilakukan oleh
Susanna et al., 2009 terhadap makanan jajanan, tidak ditemukan hubungan yang siginifikan antara kebiasaan mencuci tangan pakai sabun dengan
keberadaan bakteri E.coli dengan nilai p= 0,4999.
J. Higiene Peralatan
Selain personal higine, peralatan yang digunakan untuk mengolah makanan minuman harus terjaga kebersihannya.Peralatan yang digunakan
untuk mengolah dan menyajikan makanan harus sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi persyaratan higiene sanitasi. Untuk menjaga peralatan,
dilakukan upaya-upaya sebagai berikut Keputusan Menteri Kesehatan No.942, 2003 :
a. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan dengan sabun.
b.
Dikeringkan dengan alat pengeringlap yang bersih.
c. Kemudian peralatan yang sudah bersih tersebut disimpan di tempat yang
bebas pencemaran.
d. Tidak menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk
sekali pakai. K.
Fasilitas Sanitasi
Ketika bahan makana diolah di dapur tempat pengolahan makanan maka fasilitas sanitasi harus selalu diperhatikan.Menurut Saksono 2000, syarat
fasilitas sanitasi yang memenuhi standar kesehatan antaralain: 1 Selalu dalam keadaan bersih, 2 Mempunyai cukup persediaan air bersih untuk mencuci,
3Mempunyai saluran pembuangan air kotor, 4Mempunyai bak pencuci tangan, 5 Mempunyai tempat sampah, 6 Alat yang digunakan dalam keadaan
bersih, 7 Mempunyai tempat penyimpanan bahan makanan yang bersih tidak sampai tercemar oleh debu dan tidak menjadi sarang vektor.