Pada tabel 4.21 ANOVA tingkat pendapatan orang tua memiliki nilai p- Value = 0.574 yang lebih besar nilainya dari
α = 0,05,
dengan demikian hipotesis nihil minor yang menyebutkan bahwa
ada tidak ada perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra
Bangsa Depok berdasarkan tingkat pendapatan orang tua setiap bulan diterima.
Pada tabel 4.22 ANOVA figur pengasuh dominan memiliki nilai p-Value = 0.574 yang lebih besar nilainya dari
α = 0,05,
dengan demikian hipotesis nihil minor yang menyebutkan bahwa
ada tidak ada perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa
Depok berdasarkan figur pengasuh dominan diterima.
4.4. Proporsi varians
Dalam rangka mendapatkan informasi tentang berapa besar proporsi varians terhadap kemampuan berpikir kritis yang dipengaruhi oleh masing-masing
independen variabel dalam persepsi tentang pola asuh dan attachment style, maka peneliti melakukan lagi tujuh kali analisis regresi. Pengujian pada tahap ini
bertujuan untuk melihat apakah signifikan tidaknya penambahan proporsi varians dari tiap IV, yang mana IV tersebut dianalisis satu persatu.
Besarnya proporsi varians pada kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.23 Hasil Penghitungan Proporsi Varians Kemampuan berpikir kritis
No. Independen variabel IV
R
2
R
2
change kontribusi varians
Sig
1. Authoritarian
0,06 0 6
TS 2.
Authoritarian + authoritative 0,062
0,2 S
3. Authoritarian + authoritative +
p.memanjakan 0,073
1,1 TS
4. Authoritarian + authoritative +
p.memanjakan + p. tdk peduli 0,193
12 S
5. Authoritarian + authoritative +
p.memanjakan + p. tdk peduli + secure
0,214 2,1
TS
6. Authoritarian + authoritative +
p.memanjakan + p. tdk peduli + secure + anxious avoidant
0,232 1,8
TS
7. Authoritarian + authoritative +
p.memanjakan + p. tdk peduli + secure + anxious avoidant +
anxious resistant 0,232
TS
Total keseluruhan 23,2
Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui kontribusi masing-masing IV terhadap skor kemampuan berpikir kritis. Berikut ini dijelaskan deskripsi dari
masing-masing IV sebagai berikut: Skor kemampuan berpikir kritis dengan persepsi tentang pola asuh
authoritarian diperoleh R
2
R Square sebesar 0,060 atau sebesar 6 yang berarti bahwa variable persepsi tentang pola asuh authoritarian memiliki
kontribusi sebesar 6 dalam mempengaruhi skor kemampuan berpikir kritis. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai sebesar
–0,214 yang berarti bahwa persepsi tentang pola asuh authoritarian secara negatif
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi persepsi pola asuh authoritarian siswa maka
akan semakin mengurangi kemampuan berpikir kritisnya Skor kemampuan berpikir kritis dengan persepsi tentang pola asuh
authoritative diperoleh R
2
R Square sebesar 0,002 atau sebesar 0,2 yang berarti bahwa variable persepsi tentang pola asuh authoritative memiliki
kontribusi sebesar 0,2 dalam mempengaruhi skor kemampuan berpikir kritis. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai sebesar
–0,463 yang berarti bahwa persepsi tentang pola asuh authoritative secara negatif
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dengan kriteria signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi persepsi tentang pola asuh authoritative siswa maka
akan semakin mengurangi kemampuan berpikir kritisnya Skor kemampuan berpikir kritis dengan persepsi tentang pola asuh permisif
memanjakan diperoleh R
2
R Square sebesar 0,011 atau sebesar 1,1 yang
berarti bahwa variabel persepsi tentang pola asuh permisif memanjakan memiliki kontribusi sebesar 1,1 dalam mempengaruhi skor kemampuan
berpikir kritis. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai sebesar 0,144 yang berarti bahwa persepsi tentang pola asuh permisif memanjakan secara
positif mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi persepsi pola asuh permisif
memanjakan siswa maka akan semakin meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya
Skor kemampuan berpikir kritis dengan persepsi tentang pola asuh permisif tidak peduli diperoleh R
2
R Square sebesar 0,12 atau sebesar 12 yang berarti bahwa variabel persepsi tentang pola asuh permisif tidak peduli
memiliki kontribusi sebesar 12 dalam mempengaruhi skor kemampuan berpikir kritis. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai sebesar -505
yang berarti bahwa persepsi tentang pola asuh permisif tidak peduli secara negatif mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dengan kriteria signifikan.
Hal ini berarti semakin tinggi persepsi tentang pola asuh permisif tidak peduli siswa maka akan semakin mengurangi kemampuan berpikir kritisnya
Skor kemampuan berpikir kritis dengan secure attachment diperoleh R
2
R Square sebesar 0,021 atau sebesar 2,1 yang berarti bahwa variabel secure
attachment memiliki kontribusi sebesar 2,1 dalam mempengaruhi skor kemampuan berpikir kritis. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai
sebesar 0,144 yang berarti bahwa secure attachment secara negatif mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dengan kriteria tidak signifikan.
Hal ini berarti semakin tinggi secure attachment siswa maka akan semakin meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya
Skor kemampuan berpikir kritis dengan anxious avoidant attachment diperoleh R
2
R Square sebesar 0,018 atau sebesar 1,8 yang berarti bahwa variabel anxious avoidant attachment memiliki kontribusi sebesar 1,8
dalam mempengaruhi skor kemampuan berpikir kritis. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai sebesar -216 yang berarti bahwa anxious avoidant
attachment secara negatif mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi anxious avoidant
attachment siswa maka akan semakin mengurangi kemampuan berpikir kritisnya.
Skor kemampuan berpikir kritis dengan anxious resistant attachment diperoleh R
2
R Square sebesar 0,000 atau sebesar 0 yang berarti bahwa variable ini tidak memiliki kontribusi dalam mempengaruhi skor
kemampuan berpikir kritis. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai sebesar -0,045 yang berarti bahwa anxious resistant attachment secara
negatif mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dengan kriteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi anxious resistant attachment siswa
maka akan semakin mengurangi kemampuan berpikir kritisnya.
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, diskusi dan saran dari penelitian ini. Kesimpulan berisi jawaban terhadap masalah penelitian. Diskusi