Definisi remaja Batasan remaja

1999, ditemukan attachment pada saat usia satu tahun mampu memprediksikan klasifikasi attachment pada usia 6 tahun sebanyak 78. Namun tidak berarti dengan adanya stabilitas dalam kualitas hubungan orang tua dan anak, tidak mungkin terjadi perubahan. Dalam beberapa studi, anak-anak yang menunjukkan pola attachment yang insecure pada saat bayi mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan orang tuanya pada saat usia sekolah. Hal ini biasa terjadi ketika orang tua dari anak mengalami sedikit stress misalnya tidak terlalu mengalami kesulitan keuangan dan dapat menyediakan waktunnya bagi anak dan berinteraksi secara lebih responsif terhadap kebutuhan anak Thompson, Lamb, Estes dalam Hetherington Parke, 1999.

2.5. Remaja

2.5.1. Definisi remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin “adolescence”yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Dapat dikatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Sependapat dengan hal tersebut, Papalia dan Olds 2009 mendefinisikan masa remaja sebagai peralihan masa perkembanagn yang berlangsung sejak usia sekitar 10 atau 11, atau bahkan lebih awal sampai masa remaja akhir atau usia dua puluhan awal, serta melibatkan perubahan besar dalam aspek fisik, kognitif, dan psikososial yang saling berkaitan. Secara umum masa remaja ditandai dengan munculnya pubertas puberty, proses yang pada akhirnya akan menghasilkan kematangan seksual, atau fertilitas atau kemampuan untuk melakukan reproduksi. Menurut Hurlock 1980, istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Menurut Piaget, secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak Hurlock, 1980. Berdasarkan pengertian yang sudah disebutkan, peneliti menyimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dalam perkembangan yang berlangsung sejak usia 10 atau 11, atau bahkan lebih awal sampai masa remaja akhir atau usia dua puluhan awal, masa dimana individu mengalami kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.

2.5.2. Batasan remaja

Meskipun rentang usia remaja dapat bervariasi terkait dengan lingkungan budaya dan historisnya, kini di Amerika Serikat dan sebagian besar budaya lainnya, masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun, dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional yang dialai remaa dapat berkisar mulai dari perkembangan fungsi seksual hingga proses berpikir abstrak hingga kemandirian. Lambat laun, para ahli perkembangan membedakan asa remaja enjadi periode awal dan periode akhir. Masa remaja awal early adolescence kurang lebih berlangsung di masa sekolah menengah pertama atau menengah atas dan perubahan pubertas terbesar terjadi di masa ini. Masa remaja akhir late adolescence kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan. Minat karir, pacaran, dan eksplorasi identitas sering kali lebih menonjol di masa remaja akhir dibandingkan di masa remaja awal Santrock, 2007. Berdasarkan yang telah dipaparkan, peneliti menyimpulkan bahwa batasan usia remaja adalah mulai usia 10 atau 11 sampai dengan usia 22 atau 23 tahun.

2.5.3. Karakteristik masa remaja

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa pada Materi Segitiga (Penelitian pada SMP Kharisma Bangsa)

1 9 104

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh pendekatan reciprocal teaching terhadap kemampuan berfikir kritis siswa dalam belajar Matematika (studi eksperimen SMP Al-Hasra Depok)

1 6 140

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHADAP PERSEPSI SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 1 35

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEEP DIALOG CRITICAL THINKING DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMK N 1 YOGYAKARTA.

1 8 172

instruction, critical thinking skills Abstract - PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 7

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS (CRITICAL THINKING) SISWA SMP - Raden Intan Repository

0 0 162